Ekonomi Biru: Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Eduaksi | 2024-05-31 16:06:10Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan mempunyai potensi yang besar untuk mengimplementasikan konsep ekonomi biru sebagai alternatif yang sangat baik dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Konsep ekonomi biru mengacu pada upaya untuk meningkatkan ekonomi berbasis kelautan dengan pendekatan berkelanjutan. Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2017 tentang Kebijakan Kelautan Indonesia menegaskan bahwa kekayaan laut Indonesia harus digunakan secara optimal dan berkelanjutan demi kemakmuran rakyat Indonesia. Hal ini sejalan dengan yang ditawarkan oleh konsep ekonomi biru. Sehingga berikut ini sektor yang harus difokuskan dalam pemanfaatan ekonomi biru untuk upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia:
1. Sektor Ikan Tangkap
Sektor ini berperan besar dalam menyumbangkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang menurut data statistik Kementerian Kelautan dan Perikanan, sektor ikan tangkap menyumbang sebesar 2,73% atau sekitar 555 Miliar dari hasil ikan tangkap seberat 24,7 juta ton pada tahun 2023. Sektor ini masih harus mendapatkan upgrade untuk menambah nilai produksi ikan tangkap di kemudian hari untuk meningkatkan pendapatan negara. Konsep ekonomi biru dapat berfokus untuk menambah jumlah keuntungan namun dengan pendekatan berkelanjutan demi kelestarian laut di masa depan. Contohnya meningkatkan produksi ikan tangkap dengan mempertimbangkan aspek ini :
- Menerapkan regulasi penangkapan ikan yang mengatur seberapa banyak penangkapan ikan yang boleh dilakukan sesuai dengan populasi dan reproduksi ikan.
- Menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan, hal ini dilakukan agar ekosistem ikan tangkap yang diproduksi dapat berkembang dengan baik dan tidak khawatir dengan hilangnya populasi dimasa depan.
- Pemantauan penangkapan ikan. Ekonomi biru juga mendorong inovasi teknologi dengan mengembangkan alat yang dapat ,memantau kapal asing yang berniat mengeksploitasi laut ataupun bentuk penangkapan tidak lazim yang dapat merugikan negara.
- Pengembangan budidaya ikan tangkap untuk peningkatan produksi seperti metode Karamba Jaring Apung. Metode pengembangan budidaya ikan tangkap harus memerhatikan aspek lokasi yang tepat, kesehatan ikan dengan memantau nutrisi dan mengendalikan hama penganggu budidaya.
2. Sektor Industri Pengolahan Bahan Mentah
Industri pengolahan bahan mentah hasil laut dapat menjadi sektor kunci meningkatnya nilai perekonomian negara. Keragaman hasil laut yang dimiliki negara Indonesia dapat menjadikan industri ini mengolah dan menghasilkan berbagai jenis produk sesuai dengan permintaan konsumen dalam negeri maupun luar negeri yang dapat meningkatkan pendapatan bagi negara. Hasil laut yang dapat diproduksi sebagai berikut:
- Olahan ikan mentah. Hal ini dapat menjadi produk ikan fillet, ikan asap, ikan kaleng, bahkan abon dalam kemasan. Produk ini kemudian bisa di sebarkan di dalam pasar domestik atau di ekspor ke pasar internasional untuk peningkatan nilai tambah perekonomian. Kreativitas juga dapat menambah variasi dari olahan ini yang meragamkan hasil olahan hasil laut.
- Olahan rumput laut. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia tahun 2022 mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara produsen rumput laut jenis eucheuma cottoni terbesar di dunia. Rumput laut tipe ini digemari oleh orang-orang dalam negeri maupun luar negeri karena dapat diolah menjadi berbagai jenis produk, seperti menjadi agar-agar, jelly, nugget, olahan sosis. Industri farmasi juga menggunakan rumput laut ini menjadi olahan obat-obatan.
Sektor ini selain menjadi peluang yang strategis dalam meningkatkan perekonomian namun juga memiliki tantangan dalam hal teknologi pengolahan, kualitas dan standar yang masih harus di tingkatkan sesuai standar internasional juga tantangan dalam pemasokan bahan mentah. Konsep ekonomi biru dalam sektor ini dapat memberikan pendekatan berkelanjutan yang dapat mendorong Indonesia bermitra dengan negara lain yang lebih maju dalam hal inovasi dan teknologi pengembangan ekonomi biru seperti Swedia untuk menyelesaikan tantangan dalam sektor pengolahan bahan mentah.
3. Sektor Pariwisata
Sektor ini menawarkan banyak manfaat dimulai dari menambah devisa negara juga menambah pemasukan ekonomi masyarakat sekitar yang mengelola suatu tempat menjadi tempat wisata serta sebagai alat konservasi alam yang dalam konsep ekonomi biru hal ini mendorong pendekatan berkelanjutan. Menurut (Hasan et al. 2022) pantai dan laut adalah destinasi wisata yang paling sering dikunjungi. Hal ini diperkuat dengan jumlah pendapatan besar yang menurut (Statista,2022), pendapatan di sektor perjalanan dan pariwisata diperkirakan mencapai US$854,80 miliar di tahun 2023. Sehingga pengembangan tempat wisata berdasarkan pantai dan laut adalah pilihan yang tepat dilakukan di Indonesia sebagai negara kepulauan dengan menarik wisatawan asing untuk menambah devisa negara. Masyarakat lokal yang berjualan juga di untungkan dengan adanya wisatawan yang datang karena dapat menjual dagangan atau produk lokal setempat. Dalam hal konservasi alam yang mendatangkan keuntungan dapat dilihat dari hal berikut:
- Hutan bakau. Bagi masyarakat yang mengelola hutan bakau ini dapat menjadi sumber keuntungan juga berfungsi untuk menahan pesisir dari erosi akibat dari adanya gelombang laut dan mencegah intrusi air laut di daratan.
- Wisata bawah laut terumbu karang. diving menjadi kegemaran banyak orang, kegiatan menyelami laut untuk melihat terumbu karang cantik menjadi salah satu upaya menambah perekonomian bagi masyarakat yang menjadi pemandu atau bahkan sekedar menyewakan kapal
Semua keuntungan tadi tentunya melibatkan masyarakat setempat sehingga menjadi perhatian untuk mengadakan pelatihan bagi masyarakat yang terlibat termasuk pedagang lokal. Hal ini dilakukan untuk menambah kualitas di sektor pariwisata itu sendiri. Sehingga konsep ekonomi biru sebagai upaya meningkatkan perekonomian dengan pendekatan berkelanjutan adalah upaya yang tepat dilakukan di negara kepulauan seperti Indonesia. Konsep ekonomi biru merupakan sektor kelautan yang luas dan melibatkan banyak lapisan masyarakat, sehingga membutuhkan banyak kerjasama pemerintah dan masyarakat untuk terlaksananya konsep ini demi mewujudkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.