Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hafizha Zulfadiningrum

Tren Cashless Society Merebak, Kemudahan Cara Bertransaksi di Era Digital

Gaya Hidup | 2024-05-31 15:45:23

Perkembangan teknologi dan sistem informasi, menyebabkan terjadinya perubahan dalam cara bertransaksi dengan munculnya istilah "Cashless Society". Cashless Society ialah terjadinya perubahan kebiasaan masyarakat menjadi menggunakan non-tunai yang biasanya berbasis uang elektronik.

Berjalannya Cashless Society ini beriringan dengan adanya QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). QRIS merupakan standar pembayaran berbasis kode QR yang dikembangkan oleh Bank Indonesia. Masyarakat hanya perlu memindai kode QR dan membayar sesuai nominal yang dibutuhkan. Pembayarannya dapat melalui aplikasi dompet elektronik yang kompatibel dengan QRIS, seperti Gopay, OVO, Dana, dan LinkAja, ataupun aplikasi mobile banking.

Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai transaksi uang elektronik sebesar Rp158,59 triliun pada September 2023. Jumlah itu meningkat 0,5% dibandingkan pada bulan sebelumnya (month-to-month/m-to-m) yang sebesar Rp157,81 triliun. Nilai transaksi uang elektronik pada September 2023 juga masih lebih tinggi 60,9% dibandingkan setahun sebelumnya (year on year/yoy). Pada September 2022, nilai transaksi uang elektronik di Indonesia tercatat sebesar Rp98,55 triliun.

Masyarakat sudah tidak asing dengan QRIS. Banyak dijumpai penyedia jasa dan barang yang menyediakan QRIS sebagai salah satu opsi pembayaran. Tempat-tempat umum seperti restoran, kafe, mall, serta transportasi umum seperti MRT, LRT, TransJakarta, dan Suroboyo Bus sudah menerapkan metode cashless. Tidak hanya itu, kampus-kampus di Indonesia juga sudah banyak yang menerapkan metode pembayaran non-tunai dan tidak menerima tunai sebagai metode transaksi di kantinnya. Salah satu kampus yang menerapkannya ialah Universitas Airlangga. Dalam pembelian makanan-minuman di kantinnya, semua hanya bisa dibayar melalui QRIS dan tidak menerima pembayaran tunai.

Cashless Society ini memudahkan masyarakat untuk bertransaksi kapan saja dan dimana saja. Tidak perlu lagi membawa uang tunai dalam jumlah besar yang memberikan risiko hilang atau dicuri. Transaksi menggunakan uang elektronik aman karena membutuhkan pin serta transparan dengan adanya riwayat transaksi yang selalu tercatat secara real time. Hal ini membuat masyarakat lebih mudah mengelola keuangan mereka.

Kepala BKF, Suahasil Nazara, pada hari Selasa, 30 Juli 2023 menyampaikan bahwa cashless society yang berkembang saat ini dapat memberikan dampak positif dalam bertransaksi. “Bagi masyarakat, cashless society dapat meningkatkan kepraktisan, efisiensi, dan kenyamanan transaksi keuangan,” kata Suahasil dalam acara International Conference of Humanities and Applied Science (ICHAS) di auditorium Universitas Mercubuana, Jakarta.

Banyaknya manfaat, kemudahan dan kenyamanan akses menggunakan non-tunai dalam bertransaksi tidak memungkiri terdapat risiko dalam penggunaannya. Penipuan dan kebocoran data secara online kerap terjadi di masyarakat. Oleh karenanya, masyarakat harus bijak dalam menyikapi kemajuan teknologi. Diperlukan kewaspadaan dan kehati-hatian terhadap potensi risiko keamanan yang dapat merugikan diri sendiri.

Era “Cashless Society” ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk terus mempelajari dan beradaptasi dengan segala aspek kehidupan yang berkembang bersama teknologi. Terutama mahasiswa, sebagai generasi penerus peradaban yang akan membawa dunia digital di masa depan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image