Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image [email protected]

Manfaat Aktivitas Organisasi Anak yang Terlupakan

Edukasi | Thursday, 30 May 2024, 17:28 WIB
Ilustrasi Anak dan Orang Tua

Masa remaja adalah masa eksplorasi dan penemuan, di mana keinginan untuk mencoba hal-hal baru sangatlah kuat. Banyak para remaja tertarik mengikuti kegiatan yang mengasah keterampilan teknis (hard skills) serta keterampilan sosial dan emosional (soft skills), terutama bagi mereka yang bersemangat untuk berkembang sejak dini. Salah satu cara populer bagi remaja untuk mengembangkan diri adalah dengan bergabung dalam organisasi di sekolah. Mengutip James D. Mooney, organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Pilihan organisasi ini pun beragam, mulai dari intra-sekolah yang popular seperti OSIS, MPK, dll.

Remaja adalah masa yang ideal untuk terlibat dalam berbagai kegiatan positif yang dapat mengembangkan minat dan bakat mereka. Mengisi usia remaja dengan pengalaman menarik dan bermanfaat sangatlah penting, karena melalui kegiatan positif ini, mereka dapat belajar banyak hal. Salah satu pengalaman positif yang sangat berharga adalah berorganisasi, terutama dalam mengasah keterampilan kepemimpinan (leadership). Berorganisasi tidak hanya menambah pengalaman, tetapi juga membentuk karakter dan kemampuan sosial yang akan sangat berguna di masa depan. Namun, pro dan kontra sering muncul dari pihak orang tua. Beberapa orang tua kurang menyadari manfaat positif dari berorganisasi. Mereka cenderung menginginkan anak-anak mereka fokus pada akademik dan khawatir kegiatan organisasi mengganggu proses belajar.

Menurut sebuah penelitian menyatakan bahwa pengalaman organisasi mempengaruhi variable terikat kecerdasan emosional remaja dengan presentasi nilai sebesar 0,168 atau 16,8% dan sisanya sebesar 83,2 % dipengaruhi oleh variable lain. Jadi meskipun kekhawatiran orang tua dapat dipahami, tetapi penting bagi orang tua untuk melihat bahwa keterlibatan dalam organisasi adalah bagian penting dari pembelajaran itu sendiri. Kegiatan ini dapat membantu anak mengembangkan keterampilan yang tidak selalu diajarkan di kelas, dan juga menjadikannya lebih siap menghadapi tantangan di masa depan. Berikut beberapa alasan yang membuat orang tua tidak mendukung anaknya bergabung dalam organisasi:

1. Rapat pertemuan yang mengurangi jam belajar dan pulang sekolah lebih akhir

Orang tua sering khawatir bahwa rapat atau pertemuan organisasi yang diadakan di luar jam sekolah dapat mengurangi waktu belajar mereka. Jika anak harus pulang lebih akhir dari biasanya ini dapat mengurangi waktu mereka untuk mengerjakan pekerjaan rumah, belajar untuk ujian, atau beristirahat. Kurangnya waktu belajar ini dikhawatirkan akan mengurangi kinerja akademis si anak.

2. Terlalu banyak program kerjanya yang sering kali mengharuskan si anak dispen pembelajaran

Organisasi terkadang memiliki program kerja yang memerlukan waktu di luar jam sekolah atau bahkan selama jam pembelajaran yang mengharuskan untuk mengambil izin atau dispensasi dari kelas. Orang tua khawatir jika terlalu sering anak mereka absen dari pembelajaran dapat membuat mereka tertinggal dalam Pelajaran, kehilangan materi penting, dan kesulitan mengejar ketertinggalan yang akhirnya berdampak negatif pada prestasi akademis.

3. Prioritas utama belajar menjadi dikesampingkan

Orang tua sering merasa bahwa fokus utama anak harus pada akademis. Jika anak terlalu sibuk dengan kegiatan organisasi, mereka mungkin melihat bahwa anak lebih fokus pada kegiatan tersebut daripada pada pelajaran mereka. Ini bisa membuat prioritas utama belajar dan mencapai prestasi akademis yang baik menjadi dikesampingkan, yang dikhawatirkan dapat berdampak pada masa depan pendidikan anak.

4. Sering pulang malam hanya untuk menyiapkan sebuah acara

Kegiatan organisasi, terutama yang melibatkan persiapan acara besar, sering kali memerlukan waktu yang panjang dan intensif, termasuk waktu malam. Orang tua khawatir anak mereka terlalu lelah dan tidak mendapatkan istirahat yang cukup. Pulang malam juga menimbulkan kekhawatiran tentang keselamatan anak dan potensi gangguan terhadap rutinitas harian mereka, seperti tidur yang cukup dan makan yang teratur, yang sangat penting untuk kesehatan dan kinerja akademis anak.

Meskipun mungkin beberapa orang tua memiliki pendapat yang berbeda tentang alasan mengapa mereka tidak setuju anaknya berorganisasi, namun Sebagian besar dari mereka pasti mempermasalahkan karena jam belajar sang anak semakin berkurang. Walaupun alasan-alasan tersebut memang nyata adanya sang anak pasti sudah berusha untuk belajar berkomitmen terhadap pilihannya. Berikut beberapa fakta menfaat bergabung dalam organisasi yang kurang dimengerti para orang tua:

1. Melatih berkomunikasi yang baik

Bergabung dalam organisasi memberikan anak kesempatan untuk berinteraksi dengan berbagai orang, baik sesame anggotanya, pembina, ataupun orang luar organisasi. Mereka dapat belajar bagaimana menyampaikan ide dengan jelas, mendengarkan dengan efektif, bernegosiasi atau berdiskusi dalam berbagai situasi. Nah, keterampilan berkomunikasi inilah akan bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari dan masa depan mereka.

2. Melatih time management

Bergabung dalam sebuah organisasi tentunya pasti memiliki berbagai kegiatan dan tanggung jawab yang harus diemban. Anak akan belajar untuk mengatur waktu mereka secara efisien, menetapkan apa yang menjadi prioritas mereka, dan merencanakan kegiatan mereka untuk memenuhi tenggat waktu yang ada. Ini dapat membantu mereka menjadi lebih teratur dan terbiasa produktif.

3. Melatih keterampilan kepemimpinan (leadership)

Dalam organisasi, anak mungkin akan diberi kesempatan untuk memimpin sebuah project, mengelola tim, atau bahkan mengatur sebuah acara. Hal itu dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan kepemimpinan seperti pengambilan Keputusan, memotivasi anggota tim, dan kemampuan memonitoring anggotanya. Keterampilan ini sangat berharga di masa depan, baik dalam konteks profesional maupun pribadi.

4. Melatih tanggung jawab

Bergabung dalam organisasi mengharuskan anak untuk mengemban tanggung jawab atas tugas dan peran tertentu. Mereka dapat belajar pentingnya memenuhi komitmen dan bagaimana menangani konsekuensi dari tindakan mereka. Hal ini membantu membentuk karakter yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan.

5. Melatih kreativitas

Organisasi sering mengadakan berbagai kegiatan yang membutuhkan pemikiran kreatif dan Solusi inovatif. Anak akan diajak berpikir lebih luas dan menciptakan ide-ide baru. Kreativitas ini tidak hanya bermanfaat dalam lingkungan organisasi tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.

6. Melatih sosialisasi

Anak-anak yang bergabung dalam organisasi memiliki kesempatan untuk bertemu dan bekerja sama dengan orang-orang dari berbagai latar belakang. Ini dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan bersosialisasi dengan orang baru dan lingkungannya.

Kesimpulan: Meskipun kekhawatiran orang tua tentang dampak negatif kegiatan organisasi terhadap prestasi akademis anak dapat dimengerti, manfaat yang didapat dari berorganisasi tidak boleh diabaikan. Kegiatan ini membantu remaja mengembangkan berbagai keterampilan penting yang tidak selalu diajarkan di dalam kelas, seperti kepemimpinan, manajemen waktu, tanggung jawab, dan kreativitas. Dengan dukungan yang tepat dari orang tua remaja dapat belajar untuk menyeimbangkan antara kewajiban akademis dan partisipasi dalam organisasi. Pengalaman ini tidak hanya memperkaya masa remaja mereka tetapi juga mempersiapkan mereka untuk sukses di masa depan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mendukung anak-anak mereka dalam mengeksplorasi dan memanfaatkan kesempatan berorganisasi demi pengembangan diri yang lebih baik.

Dibuat oleh Ayu Bilqys Mu'minatush Sholichah, Mahasiswa Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image