Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Galang Putra Adhiguna

Mengukir Cita-cita dan Nasionalisme: Kisah Anak Panti Asuhan Terbitkan Buku Antologi Berjudul "Dari Pena untuk Bangsa"

Eduaksi | 2025-12-14 20:06:05
Gambar 1. Dokumentasi pemberian buku donasi
Gambar 1. Dokumentasi pemberian buku donasi

Surabaya – Belasan anak di Panti Asuhan Muhammadiyah Semampir, Surabaya, kini dapat berbangga hati. Tulisan tangan dan aspirasi mereka tentang cita-cita serta cinta tanah air telah dibukukan dalam sebuah antologi berjudul “Dari Pena untuk Bangsa”. Karya nyata ini merupakan hasil akhir dari Proyek Kebangsaan yang dilaksanakan oleh Kelompok 2 mata kuliah Pancasila, Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia (PDB 55) Universitas Airlangga (UNAIR). Proyek ini sukses mentransformasi anak-anak panti dari sekadar konsumen bacaan menjadi penulis dan produsen pengetahuan yang karyanya dapat menginspirasi bangsa.

Proyek ini berangkat dari temuan di lapangan bahwa meskipun anak-anak panti memiliki semangat belajar dan minat baca yang tinggi, mereka menghadapi keterbatasan akses terhadap bahan bacaan yang variatif dan menarik. Keterbatasan ini menghambat potensi mereka, termasuk beberapa anak yang diketahui memiliki bakat menulis cerita pendek.

Aksi Nyata Tiga Pilar Pemberdayaan

Gambar 2. Hasil karya tentang cita-cita dan harapan untuk Indonesia dari anak panti
Gambar 2. Hasil karya tentang cita-cita dan harapan untuk Indonesia dari anak panti

Mengusung tema “Cinta Tanah Air melalui Literasi dan Kreativitas”, proyek ini dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan terstruktur dengan tiga fokus utama pemberdayaan:

  1. Pemberdayaan Literasi (Donasi Buku): Melalui gerakan sosial “One Student, One Book”, mahasiswa UNAIR berhasil mengumpulkan total 50 buku donasi. Buku-buku ini terdiri dari cerita rakyat, novel inspiratif, buku pengetahuan umum, dan biografi pahlawan, yang kemudian diserahkan untuk memperkaya koleksi pojok baca panti.
  2. Pemberdayaan Kreativitas dan Nasionalisme: Anak-anak panti diajak terlibat dalam sesi storytelling tokoh pahlawan nasional, dilanjutkan dengan sesi creative writing. Mereka menuliskan cita-cita, tokoh pahlawan yang menjadi role model, serta harapan mereka untuk masa depan Indonesia.
  3. Pemberdayaan Pengelolaan Pojok Baca: Anak-anak panti dilatih untuk mengelola pojok baca secara mandiri, mulai dari menyusun buku hingga menjaga kerapian. Hal ini bertujuan menanamkan nilai tanggung jawab, disiplin, dan membentuk budaya literasi yang berkelanjutan.

Menjadikan Anak Panti Produsen Pengetahuan

Gambar 3. Buku antologi berjudul
Gambar 3. Buku antologi berjudul "Dari Pena untuk Bangsa" yang berisi kumpulan hasil karya tulisan anak panti.

Pencapaian paling signifikan dari proyek ini adalah keberhasilan mengolah tulisan anak-anak panti menjadi sebuah karya yang memiliki nilai. Hasil kegiatan creative writing menghasilkan 11 karya anak-anak panti berupa cerita dan aspirasi. Karya-karya tersebut telah dikurasi dan disunting untuk diterbitkan dalam bentuk Buku Antologi berjudul “Dari Pena untuk Bangsa”.

Proses ini bersifat transformatif, mengubah anak-anak panti dari sekadar konsumen bacaan menjadi produsen pengetahuan. Ketika karya mereka diterbitkan, anak-anak belajar bahwa suara dan pemikiran mereka memiliki nilai serta kontribusi nyata bagi bangsa. Buku antologi ini menjadi bukti nyata ekspresi, kreativitas, dan kebanggaan nasional mereka.

Kegiatan ini mendapatkan respons yang sangat positif. Anak-anak panti menunjukkan antusiasme yang tinggi, berani menyampaikan pendapat, dan termotivasi untuk terus berkarya. Hal ini membuktikan bahwa semangat cinta tanah air dapat tumbuh melalui pendekatan literasi kreatif yang menyentuh aspek emosional, intelektual, dan sosial.

Kontribusi pada Pancasila dan SDGs

Gambar 4. Harapan dari anak panti untuk Indonesia. 
Gambar 4. Harapan dari anak panti untuk Indonesia.

Secara akademik, Proyek Kebangsaan ini merupakan bentuk nyata implementasi nilai-nilai kebangsaan dan dukungan terhadap capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Proyek ini mencerminkan:

  1. Pancasila Sila Ke-2 (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab) dan Sila Ke-3 (Persatuan Indonesia): Melalui penanaman nilai nasionalisme, persatuan, dan penyediaan akses yang adil bagi kelompok rentan.
  2. SDGs Poin 4 (Pendidikan Berkualitas): Dengan meningkatkan akses terhadap literasi dan pembelajaran kreatif.
  3. SDGs Poin 10 (Berkurangnya Kesenjangan): Dengan memberikan kesempatan yang setara bagi anak-anak panti untuk menikmati fasilitas literasi.
  4. SDGs Poin 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Institusi yang Tangguh): Melalui penanaman nilai tanggung jawab dan partisipasi aktif dalam pengelolaan sumber daya bersama.

Dampak dari proyek ini diharapkan tidak berhenti pada kegiatan di lapangan, melainkan dapat berlanjut melalui pojok baca yang diberdayakan dan dikelola secara mandiri oleh anak-anak panti. Proyek ini membuktikan bahwa literasi dapat menjadi jalan dalam menumbuhkan semangat cinta tanah air dan membangun generasi yang berkarakter, kreatif, dan berdaya.

Ke depan, kegiatan serupa diharapkan dapat terus dikembangkan di komunitas atau panti asuhan lain untuk memperkuat gerakan literasi nasional dan semangat kebangsaan generasi muda.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image