Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Aulia Hana Tsurayya - Mahasiswa UNAIR

Akuntan 4.0 : Era Baru Profesi Akuntansi dengan adanya AI

Bisnis | Friday, 24 May 2024, 16:19 WIB
Akuntansi dan Artificial Intelligence
Akuntansi dan Artificial Intelligence

ada era digital yang berkembang pesat, kemajuan teknologi, terutama kecerdasan buatan (AI), telah mengubah aktivitas bisnis dan dunia kerja secara dramatis, mempengaruhi berbagai aspek kehidupan kerja dan personal, termasuk akuntansi. AI dalam akuntansi bukanlah hal baru, namun perkembangan terkini menunjukkan pergeseran besar dalam penerapannya. AI kini dapat mengidentifikasi pola dalam data besar yang tidak dapat dilakukan manusia, sehingga sangat penting dalam akuntansi.

AI dan Akuntansi

Peran tradisional akuntan melibatkan pengumpulan, analisis, dan pelaporan informasi keuangan. Namun, kemajuan AI memungkinkan otomatisasi tugas-tugas ini, sehingga akuntan dapat fokus pada interpretasi data, analisis mendalam, dan pengambilan keputusan strategis. Dengan AI, akuntan dapat berkontribusi lebih besar pada pertumbuhan bisnis, berkolaborasi dengan stakeholders, dan berperan sebagai mitra strategis dalam pengambilan keputusan organisasi. Transformasi ini mencakup berbagai aspek, yaitu :

1. Otomatisasi Tugas Rutin

AI dalam akuntansi memungkinkan otomatisasi tugas rutin seperti entri data, rekonsiliasi rekening, dan pengolahan faktur dengan lebih cepat dan akurat, mengurangi kesalahan dan membebaskan waktu akuntan untuk fokus pada tugas strategis dan analitis.

2. Peningkatan Akurasi dalam Audit

AI meningkatkan akurasi dalam audit dengan menganalisis data besar dan mengidentifikasi pola atau anomali yang mungkin terlewatkan oleh manusia, sehingga lebih efektif dalam mendeteksi penipuan dan ketidaksesuaian, serta meningkatkan integritas laporan keuangan.

3. Prediksi dan Analisis Keuangan

AI digunakan untuk prediksi dan analisis keuangan dengan algoritma pembelajaran mesin yang dapat memprediksi tren, mengidentifikasi risiko, dan memberikan wawasan berharga bagi pengambilan keputusan bisnis, seperti meramalkan arus kas berdasarkan data historis dan tren pasar.

Tantangan seorang akuntan dengan adanya AI

Dalam era kecerdasan buatan (AI) yang merubah lanskap bisnis, akuntansi menghadapi dampak yang signifikan. Namun, ada tantangan yang perlu diatasi agar teknologi ini bisa dimanfaatkan secara maksimal dalam konteks akuntansi, yaitu :

1. Keamanan dan Privasi. 

Penggunaan AI dalam akuntansi membawa risiko keamanan dan privasi data keuangan yang sensitif. Mengamankan data dari ancaman siber dan mematuhi regulasi privasi merupakan tantangan penting dalam mengadopsi AI.

2. Biaya Implementasi.

Meskipun potensi manfaatnya besar, implementasi teknologi AI membutuhkan investasi awal yang signifikan. Hal ini mencakup biaya perangkat keras, perangkat lunak, pelatihan staf, dan pemeliharaan sistem.

3. Perubahan dalam Keterampilan dan Pekerjaan. 

Otomatisasi tugas-tugas rutin oleh AI dapat mengubah peran dan keterampilan yang dibutuhkan dalam profesi akuntansi. Profesional harus siap untuk mengembangkan keterampilan baru yang sesuai dengan peran yang lebih strategis dan analitis.

4. Ketergantungan pada Teknologi. 

Meskipun AI dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi, terlalu bergantung pada teknologi ini dapat menjadi risiko jika terjadi kegagalan sistem atau kesalahan dalam algoritma.

Akankah AI dapat menggantikan profesi akuntan di masa depan?

AI telah mengubah banyak aspek pekerjaan, termasuk di bidang akuntansi. Meskipun demikian, AI tidak akan menggantikan profesi akuntan secara keseluruhan. Sebaliknya, AI memperluas kemampuan akuntan dengan membebaskan waktu dari tugas rutin. Akuntan tetap penting untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi, memberikan wawasan keuangan, dan memberikan nilai tambah melalui interpretasi data. Jadi, sementara AI memengaruhi cara kerja akuntan, penggantian sepenuhnya tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Berikut adalah contoh perusahaan yang mengadopsi AI namun masih mempertahankan para pekerjanya :

PwC, Deloitte, EY, KPMG

Empat perusahaan akuntan terbesar di dunia (Big Four), telah mengadopsi teknologi AI untuk meningkatkan berbagai aspek layanannya, termasuk akuntansi. Namun, mereka tidak bermaksud untuk menggantikan pekerja akuntan dengan AI. Sebaliknya, mereka menggunakan AI sebagai alat untuk memperkuat kemampuan akuntan manusia dan membebaskan mereka dari tugas-tugas berulang, sehingga mereka dapat fokus pada pekerjaan yang lebih strategis dan bernilai tinggi.

Big Four mengakui peran penting AI dalam strateginya, sambil tetap memprioritaskan pekerja akuntan. Mereka meyakini nilai tambah akuntan manusia dalam keahlian, pengalaman, kemampuan komunikasi, keterampilan interpersonal, kreativitas, dan pemecahan masalah. Big Four percaya bahwa gabungan AI dan keahlian manusia adalah kunci masa depan akuntansi, memungkinkan layanan yang efisien dan berwawasan untuk klien.

Kesimpulan

Integrasi AI dalam akuntansi membawa transformasi melalui peningkatan efisiensi dan kemampuan, serta peralihan ke peran penasihat strategis. Perusahaan-perusahaan seperti PwC, EY, KPMG, dan Deloitte telah menjadi pionir dalam mengadopsi AI, menunjukkan potensi AI sebagai alat inovasi yang kuat. Revolusi ini mengubah paradigma menjadi akuntan abad ke-21, di mana peluang tak terbatas dan masa depan akuntansi bersinar cerah dengan AI.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image