Mencari Marhaenisme dalam Al-Qur'an dan Hadits
Agama | 2024-05-21 06:55:06
Marhaenisme adalah sebuah ideologi yang dipopulerkan oleh Sukarno, presiden pertama Indonesia, Proklamator kita, Dan Bapak Marhaenisme. Istilah ini diambil dari nama seorang petani kecil bernama Marhaen yang ditemui Soekarno di Bandung. Marhaenisme menekankan keadilan sosial, kemandirian, dan penolakan terhadap segala bentuk penindasan dan eksploitasi. Dalam konteks ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana nilai-nilai Marhaenisme dapat ditemukan dalam ajaran Al-Qur'an dan Hadits.
### Prinsip Keadilan Sosial dalam Al-Qur'an
Al-Qur'an secara konsisten menekankan pentingnya keadilan sosial. Misalnya, dalam Surah An-Nisa' ayat 135, Allah SWT berfirman:
"**Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.**"
Ayat ini menekankan pentingnya berlaku adil, bahkan terhadap mereka yang mungkin kita tidak sukai. Keadilan adalah fondasi utama dalam mencapai harmoni sosial dan menghilangkan penindasan.
### Kemandirian dalam Hadits
Prinsip kemandirian juga tercermin dalam ajaran Islam. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:
"**Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Tangan di atas adalah yang memberi, dan tangan di bawah adalah yang menerima.**"
Hadits ini mengajarkan umat Islam untuk bekerja keras dan menjadi pemberi, bukan penerima. Ini sejalan dengan prinsip Marhaenisme yang menekankan pentingnya kemandirian dan tidak bergantung pada orang lain atau pihak luar.
### Penolakan terhadap Penindasan
Penolakan terhadap segala bentuk penindasan dan eksploitasi juga sangat jelas dalam ajaran Islam. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 188, Allah SWT berfirman:
"**Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil, dan janganlah kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.**"
Ayat ini dengan tegas melarang segala bentuk penipuan, korupsi, dan eksploitasi. Islam mendorong setiap individu untuk memperlakukan orang lain dengan adil dan jujur, memastikan bahwa hak-hak setiap individu dihormati.
### Kesetaraan dan Solidaritas dalam Al-Qur'an dan Hadits
Nilai kesetaraan dan solidaritas juga sangat ditekankan dalam Islam. Dalam Surah Al-Hujurat ayat 13, Allah SWT berfirman:
"**Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.**"
Ayat ini menegaskan bahwa tidak ada perbedaan nilai antara satu manusia dengan yang lainnya kecuali dalam hal ketakwaan. Semua manusia adalah sama di mata Allah, dan prinsip ini mendorong solidaritas serta persaudaraan di antara umat manusia.
### Marhaenisme sebagai Refleksi Ajaran Islam
Jika kita melihat lebih dalam, banyak prinsip Marhaenisme yang sebenarnya merupakan refleksi dari ajaran Al-Qur'an dan Hadits. Keadilan sosial, kemandirian, penolakan terhadap penindasan, serta kesetaraan dan solidaritas adalah nilai-nilai yang dianjurkan dalam Islam. Oleh karena itu, Marhaenisme dapat dilihat sebagai penerapan praktis dari nilai-nilai Islam dalam konteks perjuangan sosial dan ekonomi di Indonesia.
Dengan memahami ini, kita dapat melihat bahwa perjuangan untuk keadilan sosial dan kemanusiaan yang diusung oleh Marhaenisme bukanlah sesuatu yang asing atau bertentangan dengan ajaran Islam. Sebaliknya, ia adalah manifestasi dari semangat yang sama yang diajarkan dalam Al-Qur'an dan Hadits, yakni untuk menciptakan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera bagi semua.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.