Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Amelia Riski Cahya Ningrum

Seni Berdamai dengan Masa Lalu

Curhat | 2024-05-20 13:31:23
Ilustri Seni Berdamai Dengan Masa Lalu (Sumber : E-Mandiri)
Ilustri Seni Berdamai Dengan Masa Lalu (Sumber : E-Mandiri)

Semua luka itu pasti sembuh

Sebuah luka bernama ‘’Trauma’’ sebuah memori peristiwa di masa lampau atau yang baru saja terjadi yang menimbulkan rasa takut, kecemasan, stress, depresi dan segala rasa yang tidak enak saat mengingatnya.

‘’Trauma membuat diri tidak lagi percaya pada apapun dan pada siapapun. Semua itu muncul karena adanya rasa takut yang telah di alami akan terjadi lagi. Rasa curiga terhadap apapun yang datang, seolah tidak ada lagi percaya pada apapun. Tak perlu orang lain, tak perlu ada hal-hal baru yang harus datang dan dijalani.’’

‘’Trauma akhirnya membuat diri tidak ingin melakukan apapun, bahkan hal dulu menyenangkan baginya.’’

Trauma membuat seseorang menjadi lebih sensitive saat merespons sebuah perilaku atau peristiwa yang di hadapi. Bahkan seseorang menjadi Overthinking akan memicu pikiran secara berlebihan, karena didorong oleh emosi yang di dorong juga. Di dalam kepala, banyak bisikan-bisikan yang mengatakan ini-itu, tentang apa yang dikatakan orang, maupun peristiwa yang tengah dihadapi. Seolah itu adalah hal yang sangat berat dan tidak bisa di selesaikan begitu saja.

Saat hati terluka menjadi beban dan musuh orang lain. Luka batin yang dirasakan telah membuat diri sendiri berdiam dalam dunia sendiri seperti sebuah cangkang yang selalu mengurung kemana pun akan pergi. Menjadi lebih emosional, sensitive, overthinking, dan menjadi down terhadap diri sendiri.

SAATNYA MEMBENAHI DIRI

Self Healing adalah kondisi dimana kita mencari jati diri yang sebenarnya. Menjadi diri sendiri dengan kondisi jiwa maupun fisik yang menjadi impian selama ini, mampu mencintai diri sendiri dengan merasa percaya diri, dan memberikan apresiasi kepada diri sendiri yang besar tanpa harus terganggu dengan penilaian luar maupun dalam

Selama ini, mungkin energy selalu terkuras demi membuat tampilan luar jadi yang terbaik, namun lupa dengan yang ada dalam diri sendiri. Suara dari dalam diri seolah terabaikan karena merasa itu tidak terlalu penting sampai semuanya terus tersembunyi yang akhirnya meledak tanpa bisa terkontrol. Jadi, mari mulai dengan memperhatikan diri sendiri, salah satunya dengan ME TIME.

Me Time yang berarti waktu untuk diri sendiri, dalam situs Direction Psyhology, me time adalah sebuah untuk menghabiskan waktu bagi diri sendiri dan sejenak rehat dari rutinitas serta kegiatan sehari-hari yang di rasakan sudah menjadi beban bagi psikis, yang membuat fisik maupun psikis terasa penat dan lelah.

Diri sendiri adalah sahabat terbaik di dunia ini, jangan lagi abaikan dia, jangan pula seret dia untuk tenggelam ke dalam duka yang sedang dialami. Biarkan dia menjadi dan memberikan kekuatan untuk dirinya sendiri, jadi tempat bersandar terbaik saat tak memiliki siapa pun. Diri sendiri adalah tempat dimana kamu bisa bicara apapun yang ingin dikatakan bahkan rahasia terdalam yang tak seorang pun tahu di dunia ini. Diri sendiri adalah paling bisa di percaya, jangan ragukan dan membuatnya jadi rapuh hanya karena kata-kata menyakitkan. Self Talk akan menentukan apa yang kita lakukan dan menjadi seperti apa diri ini.

APAPUN KEADAANNYA, HIDUP ITU TERUS BERJALAN

Semua orang berhak hidup bahagia, bahkan untuk mereka yang tidak pantas mendapatkannya. Jangan buat level kebahagiaan dengan menjadikan kebahagiaan orang lain yang terlihat hidupnya sukses sebagai patokan untuk meraih rasa bahagia. Ciptakan saja rasa bahagia’mu sendiri, mulai dari hal yang paling simple sesuai dengan keadaan yang di hadapi sekarang. Berhentilah melihat kebahagiaan orang lain jika hanya akan membuat dirimu sendiri terluka.

Kunci dari semua proses sembuh dari rasa sakit dan luka adalah sebuah penerimaan diri. Menerima setiap fase dalam hidupnya sebagai bagian hidup yang tidak ditolak maupun terus di ingat dan di genggam. Sangat mudah di ucapkan dan di tulis, tapi memang tidaklah semudah menulisnya saat menjalani.

Ini adalah proses, ada yang bisa dengan cepat dilalui ada pula yang akan memakan waktu lama untuk sampai pada titik sembuh dari luka. Bagaimana luka batin telah sembuh itu mudah, yang pertama mampu menerima sepenuhnya diri sendiri, baik dari fisik maupun emosi. Kemudian mampu menerima dan ikhlas dengan semua hal buruk dan sakit yang telah dialami tanpa perlu terbawa emosi saat mengingtnya kembali.

‘’Tidak lagi menoleh ke masa lalu, mau seperti apa sakit dan kelamnya masa lalu diri ini sudah berhasil melewatinya dan masih bertahan sampai detik ini.’’

Terakhir, mampu menjalani hidup yang tengah di jalani sekarang dengan baik dan tidak membawa masa lalu sebagai alasan tidak mampu menghadapi masalah yang dihadapi dalam masa sekarang. Terlihat mudah dan gampang untuk di ucapkan, namun memang butuh proses dan kemauan besar untuk meraih semua itu. Tidak ada yang mustahil jika kamu bersungguh-sungguh dan tidak menyerah saat tiba-tiba merasa gagal dan terpuruk.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image