Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Intan Diniasari

Kilas Balik! Memaknai Gaya Komunikasi Simbolik Gusdur

Agama | 2024-05-12 22:45:48

Komunikasi adalah salah satu aspek penting dalam menunjang kemampuan seseorang dalam menyampaikan suatu pesan, terlebih dalam konteks komunikasi politik, pesan pesan tersebut harus mengandung subtansi yang jelas dan dapat di pertanggung jawabkan dalam setiap perkataanya.

Abdurrahman Wahid adalah salah satu pemimpin di Indonesia yang memiliki gaya komunikasi yang cukup unik, mengapa demikian? Gusdur seringkali membuat suatu pesan melalui simbol simbol ataupun gestur kepada lawan bicaranya, sehingga hal ini yang membuat penulis tertarik dalam menganalisa dan menggali lebih dalam terkait dengan gaya komunikasi Gusdur.

Gaya Komunikasi yang biasa di pakai oleh Gusdur adalah Gaya Komunikasi Simbolik. jika melihat sebuah teori yaitu Teori Simbolik, yang mana teori simbolik ini adalah merupakan konsep yang diajukan oleh para ahli seperti George Herbert Mead dan Herbert Blumer, menekankan pentingnya simbol-simbol dalam pembentukan makna sosial. Menurut teori ini, manusia berinteraksi dengan dunia sekitarnya melalui interpretasi simbolik, dan makna simbolik tersebut dapat bervariasi tergantung pada konteks sosial dan budaya.



Para ahli juga dalam teori simbolik menekankan bahwa simbol-simbol, seperti kata-kata, gestur, atau tindakan, tidak memiliki makna inheren di luar interpretasi manusia. Sebaliknya, makna muncul melalui proses interaksi sosial dan persepsi individu terhadap simbol-simbol tersebut.

Dalam konteks analisis gaya komunikasi Gus Dur sebagai presiden, teori simbolik dapat diterapkan dengan melihat bagaimana dia menggunakan simbol-simbol, baik dalam bahasa verbal maupun non-verbal, untuk menyampaikan pesan-pesan politik dan sosial kepada masyarakat. Ini mencakup penggunaan simbol-simbol agama, ekspresi wajah, bahasa tubuh, dan bahasa retoris dalam pidatonya. Dengan demikian, melalui analisis ini, kita dapat memahami bagaimana Gus Dur memanfaatkan simbol-simbol untuk mempengaruhi persepsi publik dan membangun hubungan dengan berbagai kelompok masyarakat.

Gus Durr menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan kemanusiaan kepada beragam lapisan masyarakat melalui bahasanya yang tidak tegas namun tajam, tanpa memihak suku, agama, atau ras.

Singkatnya, gaya komunikasi Gus Dur memadukan kecerdasan intelektual, kearifan lokal, dan sikap toleransi yang unik, yang berkontribusi signifikan dalam memperkuat keberagaman dan mendorong demokrasi di Indonesia

Selain itu, karya-karya Gus Dur dalam bidang teknik komunikasi dikaji bersama dengan metodenya dalam melakukan komunikasi dalam konteks politik dan sosial.

Meski menghadapi situasi sulit, sisi humor Gus Durr kerap mengandalkan kemampuannya menggunakan humor untuk menyampaikan pesan dan membangun kepercayaan.

Selain itu, ia menggunakan gaya komunikasi persuasif untuk mempengaruhi opini publik dan mendukung tindakan yang ia usulkan. Karena kemampuannya berbicara di depan umum dan menjelaskan gagasannya, ia jelas merupakan tokoh yang sangat berpengaruh di bidang politik dan sosial Indonesia

Selain faktor-faktor tersebut, menelaah gaya komunikasi Gus Durr menunjukkan bagaimana sang seniman mempertemukan nilai-nilai keagamaan dengan konteks kekinian dan tuntutan masa kini.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image