6 Penyebab Pornografi Laris di Sistem Kapitalis, Yang Wajib Dibabat Habis (Oleh Riza Luthviah)
Agama | 2024-04-29 03:31:36Pornografi di sistem kapitalis bak gula manis. Dimana-mana disukai dan dikerubutin. Tak hanya orang dewasa bahkan pemuda dan anak-anak pun dilanda kecanduan konten rusak dan merusak ini. Satu kasus November 2023 lalu di di Konawe Sulawesi Tenggara, seorang pemuda usia 24 tahun nekat menyebarkan konten pornografi hasil merekam rekan kerjanya yang sedang mandi. Alhasil pemuda tersebut terancam 20 tahun penjara. (Kompas.TV 8 November 2023).
Menkopolhukan Hadi Tjahjanto mengungkapkan bahwa korban kasus pornografi tak hanya menimpa orang dewasa saja, namun mulai dari anak PAUD hingga SMA bahkan disabilitas. Mirisnya, anak-anak yang ada di pondok pun kerap menjadi korban, pelakunya pun tak lain dari orang terdekat.
Langkah penanganan dan mitigasi pun diambil untuk mengatasi hal tersebut, dengan membuat satgas kolaborasi lintas kementerian. Karena dengan kolaborasi lintas kementerian dinilai memiliki regulasi yang sangat kuat. (detikNews 18/4/24).
Penanganan kasus pornografi tak hanya terjadi kali ini saja. Berbagai upaya pun telah dilakukan oleh pemerintah, namun hasilnya terlihat tak maksimal, akibatnya korbanpun terus bertambah. Kondisi makin terlihat miris, karena Indonesia yang dikenal dengan penduduk muslim terbesar di dunia pun tak mampu menangani.
6 Penyebab pornografi kian laris dan tak kunjung dapat diselesaikan, adalah;
1. Kurangnya ketakwaan inidividu. Hal ini tampak tidak takutnya masyarakat akan perbuatan dosa. Mereka dengan menyengaja menikmati konten-konten pornografi demi kenikmatan sesaat.
2. Industri pornografi menjanjikan keuntungan yang sangat menggiurkan dan ditambah sulitnya perekonomian saat ini dalam mencukupi kebutuhan hidup. Menjadi wajar jika begitu masif produksi aktor dan aktris pornografi, dan itu artinya akan semakin banyak tayangan konten pornografi.
3. Sulitnya memblokir konten-konten film porno dari pihak yang berwajib. Meski ada upaya membatasi konten itu.
4. Media penyiaran yang tak berfungsi secara total menghambat penyebaran konten tersebut. Hal ini bisa kita saksikan bagaimana tayangan pacaran yang sehat, peredaran miras yang kian bebas, aurat yang tak tertutup sebagaimana mestinya tanpa adanya pengarahan dan tindakan.
5. Peran keluarga yang kehilangan fungsinya sebagai pemberi kehangatan, kasih sayang, pendidikan yang terbaik, penjagaan fitrah serta penanaman nilai-nilai agama bagi anak-anak. Disisi lain, gaya hidup yang elit dengan ekonomi sulit, menjadikan stres sosial yang membuat peran dan fungsi orang tua terutama ibu memudar. Sedangkan lingkungan di luar kondisinya sangat tidak ramah terhadap tumbuh kembang anak.
6. Kontrol masyarakat yang lemah yang menjadikan konten-konten tersebut semakin subur, laris dan liar.
Inilah realita sekuler yang dijadikan landasan dalam bernegara. Agama benar-benar disingkirkan, nilai moral dianggap urusan personal saja. Keenam hal yang membuat masalah pornografi kian laris dan liar, hingga sulit diselesaikan adalah akibat masalah sistemik.
Pada dasarnya, pornografi baik dari sisi produksi, distribusi atau konsumsinya adalah haram hukumnya. Allah berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 32 “Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” Dalam ayat ini tampak jelas bahwa pornografi adalah jalan untuk menuju perzinaan.
Untuk mengatasi semua ini, sangat jelas pentingnya menanamkan ketakwaan pada masing-masing individu yaitu dengan menumbuhkan kesadaran akan hubungan dirinya dengan Allah. Dengan cara perbanyak ibadah, mengikuti kajian-kajian sehingga kesadarannya mengalami peningkatan.
Hal yang tak kalah penting yaitu harus menjauhi hal-hal yang mengandung pornografi dengan memblokir konten-konten pornografi di gadget yang kita miliki dan tetap fokus kepada tujuan kehidupan kita. Sehingga bisa menjadi benteng dalam diri. Lebih dari itu pemblokiran konten porno dan pengelolaan media yang tegas menutup dari konten rusak dan merusak adalah tugas penguasa.
Maka perlunya pembenahan yang menyeluruh yaitu terbentuknya masyarakat dan negara yang tegak atas akidah yang shahih yaitu keimanan kepada sang pencipta dan pengatur. Dan kemudian tunduk melaksanakan syariat-Nya, sebagai konsekuensi atas keimanannya.
Dari pondasi negara yang berasas keimananlah 6 hal penyebab larisnya pornografi dan konten-konten yang merusak akan mampu dibabat habis. Maka tak ada pilihan lain untuk menyelesaikan masalah pornografi dan menyelamatkan genarasi kecuali dengan menerapkan aturan dari Allah SWT.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.