Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Suko Waspodo

3 Cara Sederhana Manajer Dapat Terhubung Secara Emosional dengan Rekannya

Eduaksi | 2024-04-24 18:10:10
Sumber gambar: Shutterstock

Pemimpin yang bermental kuat juga menunjukkan emosi.

Poin-Poin Penting

· Menggunakan kontak mata mengkomunikasikan kepercayaan diri dan keterbukaan.

· Menjadi mudah didekati adalah suatu keharusan dalam kepemimpinan.

· Memiliki bias Anda dan melakukan sesuatu untuk mengatasinya adalah kekuatan, bukan kelemahan.

Ketika seorang figur otoritas masuk ke kantornya di pagi hari, kontak dengan rekannya dalam waktu nanodetik sangatlah penting. Satu atau dua hal dapat terjadi tergantung pada bagaimana rekannya memandang sikapnya. Anggota tim mungkin merasa terangkat jika manajernya bersemangat atau merasa khawatir jika manajer tampak stres, yang dapat memengaruhi semangat mereka. Prinsip yang sama berlaku untuk pertemuan virtual. Energi seseorang dapat dirasakan bahkan dalam pertemuan virtual. Posisi duduk, kontak mata, ekspresi wajah, gerak tangan, nada suara, dan berbagai indikator lainnya dapat mengirimkan energi positif atau negatif ke dalam ruangan.

Komunikasi sangat penting dalam setiap bagian interaksi manusia, baik verbal maupun nonverbal. Tokoh otoritas perlu memahami pentingnya isyarat nonverbal ketika berhubungan dengan individu lain, khususnya di dunia media sosial dan kecerdasan buatan. Penting untuk menyadari bagaimana kita berhubungan dengan orang lain tanpa menjauhkan diri atau terputus dari gangguan teknologi dan kebisingan sosial. Soft skill masih tetap menjadi alat penting dalam hubungan antarmanusia. Selain itu, cara seorang manajer muncul di ruangan dapat secara formal atau informal memberdayakan atau melemahkan individu di ruangan tersebut.

Kewenangan formal seorang manajer sudah terbentuk karena kedudukannya sebagai manajer. Dengan kata lain, karyawan dapat secara otomatis tunduk pada otoritas manajer saat mereka memasuki ruangan. Namun, perilaku verbal dan nonverbal seorang manajer menentukan bagaimana anggota tim membaca dan merespons kehadiran manajer secara emosional. Dengan terhubung pada tingkat emosional, manajer dapat melibatkan rekanan dengan otoritas pribadi, dan bukan hanya posisi. Ada tiga cara praktis yang dapat dilakukan para pemimpin untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk terhubung secara autentik pada tingkat emosional.

1. Menggunakan Kontak Mata

Tergantung di belahan dunia mana Anda tinggal, kontak mata mungkin memiliki arti berbeda. Orang-orang di dunia Barat menghargai kontak mata sebagai tanda kepercayaan diri dan kejujuran. Dalam konteks ini, melakukan kontak mata juga dapat menunjukkan keadaan emosi seseorang. Seorang pengambil keputusan yang masuk ke ruangan untuk menyampaikan pidato kepada audiensnya harus menyadari gerakan mata mereka karena gerakan tersebut memproyeksikan beberapa pesan mikro, termasuk pesan tentang perasaan stres atau santai. Bahkan di beberapa belahan dunia yang secara budaya hanya orang yang lebih tua, orang tua, dan figur otoritas yang diperbolehkan melakukan kontak mata, sementara bawahannya memandang rendah dengan rendah hati, kontak mata tetap menunjukkan isyarat perintah. Jadi, penting bagi para pengambil keputusan untuk mengendalikan beban emosional mereka sebelum menyampaikan pidato kepada audiens karena hal ini dapat menyampaikan pesan yang kuat, baik negatif atau positif, di dalam ruangan. Sederhananya, wujudkan rasa kemanusiaan Anda karena ini adalah pesan inklusivitas.

2. Mudah Didekati

Tidak ada seorang pun yang suka berurusan dengan individu yang sulit. Bukanlah sifat manusia untuk mengundang stres yang bisa dihindari ke dalam hidup seseorang. Mudah didekati bukan berarti perhatian seseorang mudah teralihkan atau diarahkan. Mudah didekati adalah sifat yang bagus untuk negosiasi, percakapan, atau pengajaran. Bersikap mudah didekati lebih penting daripada kecerdasan karena orang lebih suka berbicara atau berbisnis dengan seseorang yang mereka rasa nyaman dibandingkan dengan orang yang sulit. Oleh karena itu, etos kerja anggota tim dapat dipengaruhi oleh sikap atau kemampuan manajer mereka untuk didekati. Manajer dapat menenangkan diri sebelum berbicara kepada audiensnya dengan menemui orang-orang di mana pun mereka berada tanpa memiliki agenda tersembunyi. Kembangkan interaksi selama bagian informal (sesi temu sapa) dalam rapat untuk menyiapkan panggung. Dengan kata lain, rasakan ruangannya terlebih dahulu sebelum membentuk opini tentang penonton.

3. Menjaga Bias Tetap Terkendali

Tidak ada seorang pun yang kebal dari bias, apa pun karakteristik demografinya. Memiliki bias adalah fenomena kemanusiaan. Kemampuan untuk menantang dan mengelola bias secara efektif adalah kekuatan super yang dapat membedakan seorang manajer dari manajer lainnya. Menampilkan bias hanya didasarkan pada pengalaman dan keterpaparan Anda dari waktu ke waktu, terutama dari tempat Anda tinggal, beribadah, bermain, dan bekerja. Semua orang rentan terhadap bias dari pengalaman alami dalam hidup, tetapi menyadari bias Anda menentukan cara Anda mendekati orang lain setiap hari. Oleh karena itu, pertanyakan bias Anda sendiri sehingga kemampuan Anda untuk memimpin tidak terganggu oleh gangguan emosional, politik, relasional, dan sosial orang lain. Sayangnya, jika bias tidak dikendalikan, bias tersebut dapat ditransfer ke lingkungan lain dan menyebabkan Anda mengungkapkan atau bertindak berdasarkan asumsi yang belum teruji. Sebagai figur otoritas, bersiaplah untuk mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan lain sebagai cara baru dalam melihat tantangan lama dengan sudut pandang baru. Dengan pola pikir ini, Anda akan mampu bekerja di tempat kerja yang beragam dan menghormati cara orang lain dalam menjalankan urusan sehari-hari.

Singkatnya, emosi manusia sangat kuat dan mempunyai kapasitas untuk menyelamatkan kita dari masalah atau menempatkan kita dalam situasi yang membahayakan. Cara terbaik untuk mengelola emosi adalah dengan mengenali kehadirannya (bukan lari darinya) dan menggunakannya dengan cara yang manusiawi untuk menjadikan lingkungan kerja aman, inklusif, dan, yang paling penting, bermakna bagi semua orang. Sederhananya, sangatlah manusiawi jika seorang figur otoritas menunjukkan emosi bila diperlukan karena memiliki potensi untuk berhubungan dengan orang yang bahkan tidak Anda kenal. Beberapa cara untuk membuat diri Anda mudah diakses secara emosional adalah dengan menyadari pentingnya melakukan kontak mata, bersikap mudah didekati, dan mengendalikan bias Anda.

***

Solo, Rabu, 24 April 2024. 5:50 pm

Suko Waspodo

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image