Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Farrah Carissa

Bagi Kamu yang Kesepian: Kamu tidak Sendiri

Gaya Hidup | 2025-12-05 17:31:04

Seseorang mungkin selalu menyendiri, terisolasi dari orang-orang di sekitar, entah karena keinginan sendiri, kurangnya kemampuan bersosialisasi, atau alasan lainnya. Seseorang yang lain memiliki satu, dua, bahkan banyak teman, tapi tidak ada di antara mereka yang berada di sisinya saat ia berjalan dari ruang kelas menuju kantin saat jam makan siang. Kemudian yang lainnya selalu bersama teman-temannya, tapi di malam hari ia merasa kosong, tidak tau siapa yang harus dihubungi ataupun diajak bicara. Tidak tau siapa yang dapat ia percaya.

Ketiga tipe orang di atas terlihat memiliki keadaan yang berbeda-beda. Namun, ada satu hal yang membuat mereka merasakan hal yang sama, dan mungkin saja kamu juga tertarik untuk membaca artikel ini karena merasa relate? Kalau iya, kamu harus tau, bahwa dengan memiliki teman di seluruh dunia sekalipun, kamu tetap dapat merasa terisolasi dan sendirian. Perasaan tersebut bernama "Kesepian."

Kesepian itu Bukan Sekadar Kurang Teman

Art and Loneliness. On the art of loneliness, and the | by Jess the Avocado | The Collector | Medium" />
Sumber :Art and Loneliness. On the art of loneliness, and the | by Jess the Avocado | The Collector | Medium

Kesepian adalah perasaan subjektif. Berbeda dengan isolasi sosial dimana seseorang memang terisolasi atau enggan untuk melakukan hubungan sosial dengan orang lain. orang yang terisolasi secara sosial dapat merasa kesepian, tapi tidak semua orang yang merasa kesepian terisolasi secara sosial.

Kesepian dan isolasi sosial adalah dua hal yang berbeda, meski tidak dapat dipisahkan hubungannya. Seseorang yang selalu menghabiskan waktu sendiri dapat merasa tenang, dan seseorang yang selalu hangout bareng teman-temannya tetap dapat merasa hatinya kosong.

Inilah yang membuat perasaan kesepian tidak sesederhana itu. Perasaan kesepian dapat berarti tidak memiliki seseorang pun yang dapat dipercaya, bukan tentang pesan rahasia, tapi tentang diri kita yang sebenarnya.

Kesepian juga dapat dijelaskan dalam bidang sains. Perasaan kesepian merupakan salah satu bentuk stres yang membuat kita menjadi lebih waspada dan sensitif. Hal itu dapat menyebabkan kita overthinking mengenai interaksi sosial yang kita alami hingga pandangan orang lain terhadap kita. Saat itu terjadi, kita biasanya akan menjauhi orang-orang di sekitar kita untuk merasa lebih baik. Namun, begitu kita menjauhi orang lain, kita akan semakin merasa kesepian dan sendirian, tanpa adanya seseorang pun untuk diajak bicara.

Sayangnya, jika kita mengambil jalur itu, kita hanya akan kembali mendapatkan stres dan mengulang seluruh lingkaran setan tadi hingga kita mau memiliki keinginan untuk berubah. Nah, untuk sedikit tips, akan saya letakkan di bawah menjelang akhir! Namun, sebelum memasuki tahap tersebut, akan saya beri tau kenapa kita tidak boleh menyepelekan perasaan kesepian yang kita rasakan

Penyakit yang Disebabkan Kesepian

Kalian tidak salah baca, perasaan kesepian dapat menyebabkan penyakit, tidak hanya dari segi mental tapi juga dari segi fisik. Bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Kalian mungkin pernah mendengar bahwa pikiran dapat mempengaruhi fisik. Oleh karena itu, kesepian adalah perasaan yang membingungkan dan jika dibendung terlalu lama akan mempengaruh bagaimana cara tubuh kita bekerja.

Penelitian yang dilakukan oleh John Cacioppo & Louise Hawkley pada tahun 2010 menemukan bahwa rasa kesepian yang berlangsung lama dan terus menerus dapat berubah menjadi stres kronis yang memicu tubuh untuk memproduksi hormon kortisol, hormon penyebab stres, secara terus menerus. Hormon kortisol yang terlalu tinggi dapat mengganggu keseimbangan tubuh dan sistem imun. Oleh karena itulah risiko terkena masalah kesehatan dapat meningkat, seperti gangguan jantung dan pembuluh darah hingga rentan terhadap penyakit. Selain itu, kesepian dapat ikut memperburuk masalah mental, seperti kecemasan bahkan depresi.

Apa yang Dapat Kita Lakukan?

Sebelum itu, harus digarisbawahi bahwa merasa kesepian =/= pasti terkena penyakit, dan pernyataan di atas tidak bermaksud menakutimu, melainkan hanya membagikan ilmu. Meskipun begitu, jika kamu merasa kesepian, bahkan sedikit pun, mungkin kamu dapat memulai langkah-langkah kecil berikut:

 

  1. Perbaiki pola tidur.
  2. Olahraga ringan (Jalan kaki, senam di rumah, bahkan bersih-bersih rumah).
  3. Ngobrol hal-hal receh atau random sama orang di sekitarmu.
  4. Ikut kegiatan-kegiatan kecil yang mungkin dapat membuatmu merasa menjadi. bagian dari sesuatu.

Dengan melakukan hal-hal kecil di atas secara rutin, kamu dapat merasakan perbedaan-perbedaan kecil yang terjadi padamu, entah dari caramu berbicara, berjalan, ataupun berpikir. Perubahan-perubahan tersebut tidak akan terlalu tampak pada awalnya, tapi setidaknya kamu akan merasa lebih baik.

Jika kamu masih merasa malas atau kurang percaya diri untuk melakukan hal-hal tersebut, coba bayangkan kamu berada dalam sebuah permainan dan poin-poin tersebut adalah misi hariannya. Setiap kali kamu berhasil menyelesaikan poin-poin tersebut, kamu dapat memberikan hadiah untuk dirimu sendiri, seperti menonton serial drama kesukaanmu atau beli es krim.

Jika apa yang kamu rasakan sudah terlalu berat atau kamu merasa terlalu lelah untuk bertahan seorang diri sementara belum ada seorangpun di sekitarmu yang dapat dipecaya, kamu dapat selalu pergi untuk berkonsultasi dengan tenaga ahli. Dan jika kamu tidak dapat pergi ke tenaga ahli, kamu dapat menuangkan perasaanmu dengan menulis jurnal, membuat seni dan karangan, bernyanyi, atau apapun yang dapat membuatmu merasa senang.

Kamu Tidak Aneh, Kamu Manusia

Kesepian adalah perasaan yang dapat dialami oleh seluruh orang di seluruh dunia. Jadi, jika kamu pernah merasa sendiri, tidak apa-apa! Tidak ada yang salah atau aneh darimu, karena setiap orang memiliki perjalanan hidupnya masing-masing.

Jika kamu berhasil baca ini hingga akhir, ingatlah, yang terpenting bukanlah hasil atau penilaian dirimu dibanding dengan orang lain, melainkan usaha-usaha kecilmu untuk menjadi lebih baik dan seberapa kuatnya kamu untuk bertahan hingga saat ini. Beri tepuk tangan pada dirimu!

Penulis: Farrah Carissa, Mahasiswa Universitas Airlangga

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image