Cara Menghentikan Kebiasaan Buruk Anda
Eduaksi | 2024-04-24 12:24:37Pahami pemicu yang mendorong kebiasaan buruk dan bebaskan diri dari lingkaran kebiasaan.
Poin-Poin Penting
· Kebiasaan kita dapat sangat memengaruhi kehidupan kita.
· Kita secara otomatis terlibat dalam kebiasaan kita, baik dan buruk, tanpa memikirkan dampaknya terhadap kehidupan kita.
· Menghentikan kebiasaan buruk berarti memahami lingkaran kebiasaan Anda dan mengidentifikasi situasi yang menandakan perilaku tersebut.
Kita adalah makhluk yang memiliki kebiasaan, baik dan buruk. Yang membedakan baik dari buruk adalah akibat negatif yang ditimbulkan dari buruknya. Konsekuensi negatif berkisar dari yang agak memalukan, misalnya menggigit kuku saat gugup hingga menimbulkan masalah, seperti menelusuri situs media sosial hingga larut malam. Hal ini dapat menyebabkan kurang tidur dan kelelahan, hingga konsekuensi yang berpotensi mengubah hidup dari penggunaan narkoba yang bermasalah, perilaku mengambil risiko, dan kebiasaan lain yang dapat membuat kita terjebak, sakit, berjuang, dan sendirian.
Apa yang Membuat Kebiasaan Sulit Dihentikan
Dalam artikelnya tahun 2019, Creatures of Habit: The Neuroscience of Habit and Purposeful Behavior, penulis neuropsikiater Alana Mendelsohn, M.D., Ph.D., menjelaskan bahwa kebiasaan kita “memiliki tujuan penting dalam membuat perilaku kita lebih efisien, mengurangi beban pengambilan keputusan. hadapi setiap hari dan membebaskan energi mental untuk tugas-tugas yang lebih berat.”
Kebiasaan, menurut definisi, adalah perilaku otomatis. Apa yang membuat kebiasaan kita begitu sulit untuk dihilangkan adalah karena kita melakukan kebiasaan tersebut, sebagian besarnya, tanpa atau tanpa pemikiran. Jarang kita berhenti untuk memeriksa, menantang, atau merenungkan bagaimana kebiasaan bermasalah kita dapat berdampak pada kehidupan kita.
Isyarat, Rutin, Hadiah: Lingkaran Kebiasaan
Dalam artikelnya di New York Times tahun 2016, How to Form Healthy Habits in your 20s, Charles Duhigg, jurnalis dan penulis The Power of Habit, menggambarkan lingkaran kebiasaan neurologis sebagai proses tiga bagian, yang terdiri dari: “ sebuah isyarat, sebuah rutinitas, dan hadiah.” Rutinitas, atau kebiasaan otomatis kita, muncul sebagai akibat dari sebuah isyarat. Kita menjalankan suatu kebiasaan atau rutinitas tanpa banyak berpikir, dan tindakan kita membuahkan hasil.
Katakanlah, misalnya, Anda tidak bahagia dengan pekerjaan Anda dan menantikan akhir pekan sebagai waktu untuk bersantai, melepas penat, dan berhenti sejenak untuk mengatasi stres utama dalam hidup Anda. Saat akhir pekan berakhir dan Minggu malam tiba, Anda mendapati diri Anda terjerumus ke dalam kebiasaan negatif menenangkan diri dengan terlalu banyak mengonsumsi makanan yang menenangkan, minum terlalu banyak, atau menghabiskan waktu dan uang untuk berbelanja online. Salah satu dari perilaku atau kebiasaan ini mungkin merupakan bagian ketiga dari lingkaran kebiasaan—penghargaan atau mengalihkan perhatian Anda dari kecemasan antisipatif menjelang minggu kerja dan kembali ke rutinitas sehari-hari yang menakutkan.
Memutuskan Lingkaran Kebiasaan
Inilah kabar baiknya: jika menyangkut kebiasaan buruk kita, menghentikan kebiasaan itu sulit—tetapi bukan tidak mungkin—untuk dilakukan. Dalam artikelnya tahun 2019, The Science Behind Bad Habits and How to Break Them, di Psychology Today, penulis dan peneliti Judson Brewer, M.D., Ph.D., menjelaskan pendekatan berbasis kesadaran tiga bagian yang ampuh untuk menghentikan kebiasaan buruk.
Pendekatan ini melibatkan pemeriksaan kualitas imbalan dan menentukan apakah imbalan ini menimbulkan konsekuensi berbahaya, memperhatikan perilaku aktual yang berkaitan dengan suatu kebiasaan, dan mengganti perilaku dan imbalan negatif dengan perilaku yang lebih positif dan sehat.
Kesadaran Diri dan Belas Kasih
Saat kita berusaha mengelola atau menghilangkan kebiasaan buruk, kita harus tetap hadir pada saat ini dan berbelas kasih pada diri kita sendiri. Kita perlu memberi diri kita waktu dan kesabaran saat berupaya menghilangkan kebiasaan dan pola yang sudah mengakar. Kita perlu menghilangkan pola pikir semua atau tidak sama sekali yang dapat menggagalkan kemajuan selama berbulan-bulan ketika kita tergelincir dan keluar jalur. Kita perlu tetap terhubung dengan perasaan kita dan memiliki belas kasihan terhadap diri kita sendiri ketika kita merasa rentan atau berisiko kembali ke kebiasaan lama. Dan kita perlu mencari dukungan dari teman, anggota keluarga, dan ahli kesehatan mental ketika kita mengalami kesulitan.
Enam Strategi Ampuh untuk Membantu Menghentikan Kebiasaan Buruk
1. Bangun kesadaran mengenai apa yang ingin Anda ubah: Kesadaran selalu menjadi langkah pertama untuk membuat perubahan yang berarti. Mengakui pada diri sendiri bahwa Anda berulang kali bekerja terlalu keras, beralih ke alkohol atau obat-obatan, atau mengalihkan perhatian Anda dengan belanja online, makanan yang menenangkan, atau menonton TV secara berlebihan untuk mematikan rasa atau menghindari perasaan, situasi, atau lingkungan yang tidak nyaman akan menjadi landasan untuk memutuskan berbuat lebih baik untuk diri Anda sendiri. .
2. Putuskan untuk berubah: Berjanjilah pada diri sendiri untuk menghilangkan kebiasaan atau pola perilaku yang berdampak negatif. Ingat, kebiasaan buruk selalu membawa akibat negatif. Ini adalah konsekuensi yang berdampak negatif pada hidup Anda.
3. Kenali apa yang memicu kebiasaan yang ingin Anda hilangkan: Identifikasi situasi dan lingkungan yang memberi isyarat pada perilaku tersebut dan berikan imbalannya—seperti menghilangkan perasaan tidak nyaman—yang ingin Anda hilangkan dari hidup Anda.
4. Atasi pemicu dan isyarat Anda: Jika Anda memerlukan bantuan untuk mengatasi trauma yang luar biasa, suasana hati yang buruk, kecemasan, atau stres, carilah bantuan profesional.
5. Bawalah rasa kasih sayang pada diri Anda sendiri saat Anda berusaha melakukan perubahan dan mencari bantuan serta dukungan saat Anda membutuhkannya. Beri diri Anda waktu untuk menghentikan kebiasaan dan pola yang sudah mengakar.
6. Gantikan kebiasaan dan pola yang tidak lagi bermanfaat bagi Anda dengan minat dan kegiatan yang positif, menyenangkan, dan sehat.
***
Solo, Rabu 24 April 2024. 12:02 pm
Suko Waspodo
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.