Optimasi Kebijakan Fiskal untuk Penggunaan Gas Elpiji dalam Masyarakat
Bisnis | 2024-04-24 09:41:03Saat ini gas Elpiji telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia, terutama untuk memasak dan keperluan rumah tangga lainnya.Pada tahun 2007, pemerintah mengambil kebijakan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar minyak dan pengeluaran negara dalam mensubsidinya. Hal tersebut dilakukan melalui program konversi minyak tanah bersubsidi ke Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kg.
Satriya menyatakan bahwa program tersebut menargetkan konversi dari 5,2 juta kiloliter minyak tanah ke 3,5 juta ton gas yang akan dilakukan hingga tahun 2010. Jika program konversi minyak tanah ke LPG berhasil, maka pemerintah dapat menghemat 15-20 trilyun subsidi BBM per tahun (Departemen ESDM 2007).
Penggunaan Gas Elpiji yang optimal dan efisien menjadi penting untuk mendukung kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat. Dalam hal ini, peran kebijakan fiskal menjadi rumit dalam mengarahkan dan mendorong penggunaan Gas Elpiji yang bertanggung jawab. Kenapa menjadi rumit, karena banyaknya oknum-oknum yang salah menggunakan gas Kebijakan fiskal yang tepat dapat membantu meningkatkan akses dan keterjangkauan gas elpiji, mendorong penggunaan gas yang efesien, dan mencegah penyalah gunaan gas elpiji.Adapun contoh kebijakan fiskal yang dapat diterapkan yaitu mengsubsidi gas elpiji,memberikan pajak lebih rendah untuk peralatan masak hemat energi seperti kompor gas yang efesien.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.