Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Mengontrol Gula Darah Dapat Cegah Pendarahan Otak bagi Penyintas Stroke.

Info Sehat | Saturday, 20 Apr 2024, 11:14 WIB
Mengelola kadar gula darah jadi bagian penting perawatan kesehatan. Foto: biospace.com.

MENANGANI tingkat gula darah pasien stroke setelah mereka menerima obat penghancur gumpalan darah yang kuat mungkin membantu mereka bertahan dari krisis kesehatan yang mereka alami. Demikian temuan uji coba terbaru.

Menurut hasil penelitian teranyar, orang dengan tingkat gula darah tinggi lebih mungkin mengalami pendarahan otak yang berpotensi mematikan setelah obat penghancur gumpalan membuka kembali arteri otak mereka yang tersumbat. Risikonya terutama tinggi pada pasien lanjut usia dengan stroke yang lebih parah.

"Temuan ini menunjukkan bahwa perlu lebih fokus dan penelitian tentang pengelolaan gula darah tinggi dalam pengobatan pasien stroke, terutama mereka dengan risiko lebih tinggi, stroke yang lebih parah," kata peneliti utama, Dr. Andrew Southerland, seorang ahli saraf dari Universitas Virginia di Richmond, Virginia, Amerika Serikat.

Dalam penelitian ini, para peneliti menganalisis data dari uji klinis yang melibatkan lebih dari 1.100 orang, di mana 63% menerima pengobatan dengan obat penghancur gumpalan darah. Sekitar empat dari lima pasien memiliki diabetes tipe 2.

Sekitar setengah dari mereka yang mendapatkan terapi penghancur gumpalan darah secara acak dipastikan untuk menerima pengobatan insulin intensif setelahnya, dalam upaya untuk mengelola tingkat gula darah mereka secara agresif.

Secara umum, tingkat gula darah tinggi setelah terapi penghancur gumpalan darah dikaitkan dengan risiko yang lebih besar terjadinya pendarahan otak, kata para peneliti. Dan setiap peningkatan 10 poin dalam rata-rata gula darah meningkatkan kemungkinan pendarahan otak sebesar 8%.

Selain itu, pasien yang mencapai tingkat gula darah lebih rendah lebih cepat setelah menerima terapi penghancur gumpalan darah biasanya lebih baik hasilnya. Demikian hasil penelitian menunjukkan.

Namun, pengobatan insulin spesifik yang digunakan dalam uji coba tersebut tidak membuat perbedaan signifikan dalam risiko terjadinya pendarahan otak, kata para peneliti.

Meskipun terapi insulin tidak berhasil, hasilnya menyoroti pentingnya mengelola tingkat gula darah, kata para peneliti.

"Salah satu hal terpenting yang dapat dilakukan pasien untuk mengurangi risiko stroke, terutama di antara penderita diabetes, adalah bekerja dengan dokter dan gaya hidup mereka untuk mengelola gula darah mereka," kata Southerland dalam rilis berita universitas.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk cara terbaik mengelola gula darah pasien setelah terapi penghancur gumpalan darah, terutama untuk orang yang telah menderita stroke parah. Begitu dikatakan Southerland.

"Kami berharap bahwa hasil ini akan membantu menginformasikan uji klinis masa depan yang meneliti pengobatan gula darah pada pasien dengan risiko lebih tinggi yang mengalami stroke lebih parah, terutama mereka yang menjalani prosedur pengangkatan gumpalan," tegas Southerland.

Sumber: United Press International

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image