Jumbreg Paciran LA, Kue Paling Diburu Saat Lebaran
Kuliner | 2024-04-17 21:40:12Paciran merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Lamongan terletak di jalur Pantura Jawa yang menghubungkan dengan kota-kota besar di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, serta Ibukota Jakarta. Kecamatan Paciran terdapat 16 desa dan 1 keluarahan, semuanya berada di jalur pantura kecuali Desa Sumurgayam, Sendangagung, Sendangduwur, dan Drajat.
Paciran dikenal sebagai kota kecamatan dengan basis perikanan laut, kota pendidikan (formal dan non formal), destinasi wisata berbasis bahari, wisata dunia fantasi, wisata religi (Sunan Drajat dan Sunan Sendangdhuwur), kota industri perikanan dan perkapalan, serta kota beraneka ragam kuliner.
Ciri khas kuliner Paciran berupa masakan ikan laut (seafood), makanan olahan berasal dari ikan laut (nugget dan baso ikan), dan minuman khas (dawet siwalan). Jika berkunjung ke Paciran, pastikan menikmati kuliner Paciran dan membawa buah tangan khas seperti; terasi rebon, petis ikan, gula Jawa Siwalan, juroh (sirup buah Siwalan) gereh canteng (ikan layur kering), dan kue tradisional Jumbreg.
Kue tradisional Jumbreg merupakan salah satu kudapan yang sangat disukai oleh masyarakat Paciran dan sekitarnya. Rasanya kenyal dan manis khas gula Jawa Siwalan atau manisan berasal dari serapan nira pohon Siwalan. Di samping itu, bentuk Jumbreg sangat unik seperti terompet dengan ukuran panjang sekitar 23 sampai 30 cm sehingga membuat penarasan untuk mencicipi.
Kue Jumbreg terbuat dari tepung beras, santan kelapa, juroh (manisan yang berasal dari sari nira pohon siwalan), dan di bagian atas ditempeli irisan buah nangka. Adonan bahan-bahan dasar yang sudah bercampur dimasukan ke dalam urung (wadah) Jumbreg yang tertata rapi di kukus bambu dalam dandang yang telah mendidih. Sedangkan Urung Jumbreg terbuat dari daun atau janur pohon Siwalan yang masih muda (pupus) menambah aroma khas janur muda.
Liburan Idul Fitri (Lebaran), kue Jumbreg termasuk kudapan yang paling diburu konsumen. Biasanya pemudik kangen sudah lama tidak menikmati Jumbreg, untuk oleh-oleh kerabat dan kolega saat kembali ke kota, pelanggan luar kota saat berlibur, dan wisatawan yang penarasan mendapatkan informasi Jumbreg dari media sosial.
Pada saat musim liburan (Lebaran) permohonan kue Jumbreg meningkat tajam sampai tiga kali, apabila dibandingkan hari-hari biasa. Salah satu rumah produksi kue Jumbreg di Paciran, setiap liburan Lebaran memproduksi 2.000 sampai 3.000 Jumbreg setiap hari. Padahal di hari normal hanya memproduksi 500 sampai 1.000 Jumbreg setiap hari.
Kue Jumbreg biasanya dinikmati dengan Dawet Siwalan khas Paciran dijual di sepanjang pantura. Selain itu, pengunjung bisa menikmati di tempat rujak buah khas Paciran, sedangkan untuk oleh-oleh yang bisa dibawa pulang berupa Gula Jawa Siwalan, petis sari rasa ikan dan Terasi Asli dari Ebi (rebon) khas Paciran.
Tidak sulit untuk mendapatkan kue Jumbreg khas Paciran, jika melewati jalur utama Pantura Jawa jalan raya Herman Willem Daendels di km 70, tepatnya di Desa/Kecamatan Paciran. Warung-warung sederhana buka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB senantiasa ramai dikunjungi pelanggan dan kue Jumbreg menjadi hidangan utama yang paling diicari. Selamat menikmati liburan, semoga nyaman dan aman. Amin. (*)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.