Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hikmatul Aulia

Perjalanan Retorika: Evolusi Seni Persuasi dalam Sejarah

Sejarah | Tuesday, 16 Apr 2024, 20:43 WIB
Sumber: Dokumen Pribadi

Retorika berperan penting dalam kehidupan karena berkaitan dengan komunikasi interaksi manusia. Retorika sering dijuluki sebagai seni berbicara yang baik, retorika memberikan kemampuan untuk mempengaruhi dan meyakinkan pendengar sehingga menciptakan kesan yang diinginkan. Perjalanan retorika dari zaman Yunani kuno, abad pertengahan, dan zaman modern berkembang dan diterapkan dalam konteks sosial, politik, dan budaya.

RETORIKA YUNANI KUNO

Pada masa Yunani Kuno Retorika mencapai awal masa kejayaannya karena merupakan satu-satunya cara untuk menyampaikan segala jenis informasi kepada banyak orang. Cara ini dinilai paling efektif karena dapat digunakan oleh tokoh masyarakat dan agama untuk membela diri di pengadilan dan memajukan agamanya. Para filsuf besar memberikan perhatian khusus pada retorika dengan mendirikan beberapa aliran yang khusus berfokus pada retorika. Pelajaran retorika juga menawarkan cara untuk menulis secara sistematis tentang topik tertentu. Pada saat itu, retorika dianggap sebagai salah satu dari tugas terpenting bagi pembicara.

Sejak abad ke 7 sampai ke 5 SM ilmu retorika mulai dikenal pada tahun di Yunani. Ada banyak pembicara saat itu. Ulama yang tercatat dalam sejarah pada tahun antara lain Solon (640-560), Peisistratus (600-527), Danustocles (525-460), Pericles (500-429). Karena bakat pidato mereka, para penggemar mengatakan bahwa dewi pidato memiliki pesona yang menakjubkan dan menguasai lidah mereka.

Awalnya penutur bahasa Yunani hanya berbicara di pengadilan, namun menjadi sulit untuk dikuasai karena masyarakat menyadari bahwa keterampilan berbicara berguna untuk kepemimpinan nasional dan orang-orang mulai menyatukannya, dan itu disebut retorika. Upaya ini pertama kali dilakukan pada tahun di koloni Yunani di Sisilia, di mana kebebasan berekspresi semakin dihormati. Inisiatif yang sama juga digulirkan di kota Athena dan di seluruh Kerajaan Yunani.

Dalam bahasa Yunani, rhetor, orator, teacher, retorika adalah seni persuasi yang meyakinkan melalui kepribadian, perasaan, atau emosi pembicara Argumen (logo). Plato secara umum mendefinisikan retorika sebagai teknik manipulatif yang bersifat transaksional, menggunakan simbol-simbol untuk mengidentifikasi pembicara dan pendengar melalui ucapan, dan di mana mereka yang dibujuk mengungkapkan nilai-nilai mereka dan mengungkapkan keyakinan dan harapan mereka bekerja sama dalam mengungkapkan gagasannya. Retorika adalah seni berbicara dengan baik, dicapai melalui keterampilan (bakat) dan teknik. Retorika sering diartikan sebagai seni berbicara yang baik dan digunakan dalam komunikasi antar manusia. Seni berbicara bukan berarti berbicara dengan lancar tanpa alur pemikiran yang jelas atau isi, melainkan kemampuan menyampaikan pidato yang singkat, padat, dan berkesan.

RETORIKA ABAD PERTENGAHAN

Abad Pertengahan juga disebut Abad Kegelapan karena alasan retoris. Ketika agama Kristen berkuasa pada tahun, pidato dianggap sebagai seni yang bodoh. Banyak orang Kristen pada saat itu melarang mempelajari retorika orang-orang Yunani dan Romawi, yaitu orang-orang kafir. Ketika masyarakat menerima agama Kristen, otomatis mereka bisa mengatakan kebenaran.

St Agustinus yang mempelajari retorika sebelum masuk Kristen pada tahun 386, merupakan pengecualian pada masanya. 4 Ada sebagian ulama yang secara khusus mengumpulkan pidato-pidatonya dan menyebutnya Madinat al-Balaga (Kota Baraga). Balaghah merupakan disiplin ilmu yang menduduki status luhur dalam peradaban Islam.

Umat Islam menggunakan Balaga sebagai pengganti retorika. Namun, warisan retorika Yunani, yang dihancurkan di Eropa abad pertengahan pada tahun, telah dipelajari dengan cermat oleh para ahli retorika. Sayangnya, hanya ada sedikit penelitian mengenai kontribusi Baraga terhadap retorika kontemporer. Balaga, Maani dan Bhajan masih tersembunyi di pesantren dan lembaga pendidikan Islam tradisional. 5 Umat Islam menggunakan balaga sebagai pengganti retorika. Namun, warisan retorika Yunani yang dipromosikan di Eropa selama Abad Pertengahan dipelajari dengan cermat oleh para ahli Baraga.

Pada Abad Pertengahan, retorika menjadi semakin pendek. Retorika sendiri hanya dikaitkan dengan bahasa dan gaya penyajian. Hal ini menciptakan sungai baru yang disebut Mannerism. Sekolah ini sangat menekankan gaya bahasa. Keindahan gaya bahasa dicapai melalui permainan bunyi dan ritme. Pentingnya suara dan ritme bagi aliran baru ini begitu besar sehingga lahirlah gaya bahasa yang aneh.

RETORIKA MODERN

Retorika modern dibentuk oleh munculnya Renaisans atau Pencerahan sekitar abad ke-13. Menurut Jalaluddin Rahmat, ada tiga aliran retorika modern.

1. Aliran Epistemologi

Epistemologi berkaitan dengan teori pengetahuan, asal usul, hakikat, metode, dan batasan pengetahuan manusia. Pemikiran epistemologis berupaya mengkaji retorika klasik dari perspektif perkembangan psikologi kognitif, yaitu psikologi yang membahas proses mental.

2. Aliran Belles Letters

Belles Letters artinya tulisan indah dalam bahasa Perancis. Retorika Beretrice menekankan keindahan bahasa dan aspek estetika pesan, terkadang mengabaikan aspek manfaat.

3. Sekolah Public Speaker

Sekolah ini fokus pada seni public speaking. Tokoh utamanya adalah Gilbert Austin. Ia menguraikan pedoman praktis dalam berpidato: pembicara tidak boleh teralihkan, pandangan mereka harus diarahkan langsung ke audiens, dan mereka harus menjaga ketenangan.

Pada abad ke-20, retorika memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan modern, khususnya ilmu perilaku seperti psikologi dan sosiologi. Istilah retorika mulai tergantikan dengan istilah lain seperti bahasa , komunikasi wicara, dan public speaking. Tokoh Retoris Modern antara lain James A. Winans, Charles Henry Woolbert, William Norwood Brigance, Alan H. Monroe. Monroe telah melakukan banyak penelitian tentang proses motivasi (proses motivasi) Dr Charles Hirst menyelidiki dampak kursus bahasa terhadap prestasi akademik siswa. Penelitian menunjukkan bahwa dampak ini signifikan. Siswa belajar lebih baik dan memiliki prestasi akademik yang lebih baik dibandingkan siswa yang tidak menerima pelajaran tersebut. ini menunjukkan pentingnya retorika dalam kehidupan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image