Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image vivi nurwida

Membela Palestina tidak Cukup dengan Beretorika

Agama | 2025-01-06 19:21:43
Sumber: Canva


Presiden Prabowo Subianto dengan lantang menyatakan mendukung Palestina. Dukungan ini disampaikan pada pidato di KTT D-8 di Kairo Mesir pada Kamis (19/12/2024) waktu setempat. Ia menyoroti lemahnya solidaritas antarnegara Muslim pada sejumlah isu, seperti perdamaian dan kemanusiaan. Selain itu, ia juga menyerukan persatuan dan kerjasama antarnegara Muslim (serambinews.com, 21-12-2024).

Pidato Presiden ini mendapat pujian dari beberapa kalangan. Salah satunya dari Ketua Yayasan Universitas Jayabaya, Moestar Putra Jaya Moeslim. Ia menilai, Pidato Presiden Prabowo sebagai pesan mendalam terkait pentingnya persatuan dan kekuatan negara-negara Muslim untuk memberikan dukungan nyata kepada Palestina (merdeka.com, 21 Desember 2024).

Tidak Cukup dengan Beretorika
Pembelaan Presiden kepada bangsa Palestina memang patut diapresiasi. Namun, pembelaan ini membutuhkan aksi nyata berupa pengiriman pasukan militer, sebab inilah yang dibutuhkan oleh rakyat Palestina. Tanpa pengiriman pasukan militer ke sana, maka pembelaan Presiden hanyalah retorika.

Terlebih, Indonesia ternyata menyetujui solusi dua negara untuk meredam konflik di Palestina. Prabowo mengungkapkan, Indonesia menyarankan solusi dua negara (two state solution) untuk meredam serangan Israel ke Gaza, Palestina. Dukungan ini telah disampaikan Presiden RI saat bertemu Presiden AS, Joe Biden pada Selasa (12-12-2024) waktu setempat (kompas.com, 14-11-2024).

Tidak ada satu pun pemimpin Dunia Islam yang punya itikad membebaskan Palestina dengan solusi paripurna. Problem Palestina juga tidak bisa diselesaikan dengan cara diplomatik apalagi perdamaian. Solusi dua negara yang ditawarkan sama saja mengkhianati bangsa Palestina dan mengakui penjajahan Zion*s.

Zion*s juga tidak mempedulikan sama sekali aturan dalam peperangan. Mereka dengan sadis dan brutal menyerang fasilitas umum seperti rumah sakit, sekaligus membunuh petugas kemanusiaan, tenaga medis, juga jurnalis. Warga sipil, anak-anak dan perempuan tak luput dari serangan brutal penjajah laknatullah ini.

Penghancuran kawasan Palestina yang terjadi juga tidak bisa dilepaskan dari penguasa Muslim, terutama pemimpin Arab. Tidak ada pembelaan yang berarti dari pada penguasa Muslim untuk kaum Muslim di Palestina, kecuali hanya retorika dan bantuan logistik ala kadarnya.

Meskipun ribuan kali kecaman, kutukan, peringatan dihembuskan oleh organisasi internasional seperti OKI, juga dilakukan oleh pemimpin negeri Islam , rupanya pendudukan Zion*s atas tanah Palestina sejak tahun 1947 tidak membuahkan hasil sama sekali. Justru, Pendudukan Zion*s atas tanah Palestina semakin masif, sedang wilayah Palestina menjadi semakin sempit. Di sisi lain pemukiman Zion*s semakin melebar berdiri kokoh di atas genangan air mata dan darah para syuhada.

Lewat tragedi Palestina ini, umat bisa melihat sifat asli para pemimpin yang mengkhianati umat. Penguasa memiliki kekuatan militer yang besar, namun pada pemimpin Dunia Arab dan Islam tetap memilih untuk tidak mengirimkan pasukan mereka guna membela darah dan kehormatan kaum muslimin.

Palestina Butuh Tentara Pembebas

Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk membela Palestina dengan aksi nyata. Semestinya, sebagai salah satu negeri muslim terbesar di dunia, Indonesia bisa menjadi garda terdepan membela dalam upaya pembebasan Palestina. Dengan kekuatan militernya, Indonesia sebenarnya mampu untuk memimpin pembebasan Palestina.

Kita bisa melihat, Indonesia merupakan salah satu negara yang berkontribusi dalam misi perdamaian PBB di berbagai wilayah konflik di dunia, termasuk di Timur Tengah. Hingga September 2024, Indonesia telah mengirimkan 1.231 personel TNI untuk misi pasukan perdamaian PBB di Lebanon UNIFIL.
Indonesia juga merupakan penyumbang personel penjaga perdamaian PBB terbesar ke-6 di dunia. Sejak 1957, lebih dari 24 ribu personel telah terlibat dalam berbagai misi PBB.

Jika ditambah dengan pasukan militer Indonesia hingga tahun 2024, tercatat ada sekitar 400 ribu orang personel aktif, 400 ribu tentara cadangan, 250 ribu pasukan paramiliter, ditambah kalangan sipil yang siap untuk dimobilisasi jihad, ditambah dengan pasukan militer dari negeri-negeri Islam yang lain seharusnya sudah lebih dari cukup untuk meluluhlantakkan Zion*s.

Menurut data Global Fire Power (GFP) 2024, Israel memiliki 170 ribu tentara aktif, sekitar 465 ribu tentara cadangan dan sekitar 35 ribu unit paramiliter. Jumlah ini tentu jauh lebih sedikit jika dibandingkan potensi yang dimiliki Indonesia.

Namun, di bawah kepemimpinan rezim sekuler kapitalisme, potensi luar biasa yang dimiliki Indonesia menjadi tidak berarti sama sekali. Padahal Palestina sudah memanggil para pemimpin dan kaum Muslim untuk terjun membebaskan Palestina dengan aksi nyata yaitu jihad fi sabilillah.

Solusi Tuntas Persoalan Palestina

Solusi yang diperintahkan oleh Allah Swt. terkait persoalan ini hanyalah jihad dan khilafah. Haram hukumnya berdamai dengan penjajah dan membiarkan eksistensi mereka bercokol di negeri-negeri kaum Muslim.

Allah Swt. dengan gamblang memerintahkan jihad untuk melawan kaum yang menyerang dan merampas wilayah kaum Muslim. Allah Swt. berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 191:
وَاقۡتُلُوۡهُمۡ حَيۡثُ ثَقِفۡتُمُوۡهُمۡ وَاَخۡرِجُوۡهُمۡ مِّنۡ حَيۡثُ اَخۡرَجُوۡكُمۡ artinya:Dan bunuhlah mereka di mana kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu.

Persoalan Palestina akan tuntas secara paripurna ketika kaum Muslim memiliki perisai, yang akan melindungi mereka. Rasulullah saw. bersabda: "Sungguh, Imam (Khalifah) itu adalah perisai (pelindung umat) (HR al-Bukhari dan Muslim).

Khalifah lah yang akan mengerahkan pasukannya untuk berjihad mengusir kaum Zion*s dari bumi Palestina.Tidak perlu banyak beretorika untuk membela Palestina, yang dibutuhkan hanyalah tindakan nyata.

Tindakan nyata ini pernah dilakukan Rasulullah saw. sebagai kepala negara yang pernah mengusir kaum Yahudi yang ada di Madinah untuk keluar dari Madinah. Rasulullah saw. juga menghukum mereka karena mengkhianati Rasulullah dan kaum Muslim.

Sejarah juga mencatat bagaimana Khalifah Sultan Abdul Hamid II dengan gigih menolak bujuk rayu Zion*s untuk menguasai Palestina barang sejengkal. Inilah gambaran seorang pemimpin yang memposisikan dirinya sebagai pelindung umat.

Sudah saatnya umat Islam bangkit dan berjuang untuk memahamkan umat terkait solusi paripurna persoalan Palestina. Jika umat sadar akan solusi hakiki ini, maka thoriqoh umat akan terwujud dengan menuntut penguasa untuk mengirimkan pasukan berjihad membela Palestina.

Wallahu a'lam bisshowab

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image