Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Suko Waspodo

Strategi Kolaboratif untuk Durasi Layar

Parenting | Sunday, 14 Apr 2024, 08:55 WIB
Sumber gambar: Freepik

Untuk mengatur waktu pemakaian perangkat, memahami motivasi, menegosiasikan keseimbangan, dan membangun kepercayaan.

Poin-Poin Penting

· Pola asuh yang empatik memberikan suasana positif untuk diskusi waktu pemakaian perangkat yang konstruktif.

· Mengenali motivasi yang mendasari membantu kita melakukan diskusi screen time dengan empati.

· Berkolaborasi dengan anak-anak di screen time menumbuhkan rasa kepemilikan dan kerja sama dalam mengatasi konflik.

Di era digital saat ini, mengatur waktu pemakaian perangkat dalam keluarga dengan banyak anak bisa terasa seperti menavigasi labirin kebutuhan dan keinginan yang saling bertentangan. Para orang tua terjebak dalam tarik-menarik antara keinginan untuk mengembangkan kebiasaan sehat dan menghadapi tantangan kehidupan keluarga sehari-hari. Hal ini termasuk menciptakan keseimbangan yang memungkinkan anak-anak mereka menikmati waktu di depan layar sambil memastikan bahwa hal itu tidak menyita seluruh hidup mereka. Mari kita jelajahi bagaimana prinsip-prinsip dari pendekatan Pengasuhan Kolaboratif Non-Permisif dapat menawarkan strategi praktis untuk menghadapi tantangan yang luas ini.

Memahami Kebutuhan di Balik Waktu Layar

Menyadari beragamnya kebutuhan setiap anak adalah landasan manajemen waktu pemakaian perangkat yang efektif. Penting bagi orang tua untuk mengetahui motivasi unik di balik perilaku screen time anak-anak mereka. Meskipun potensi dampak negatif terhadap kesehatan dan dinamika keluarga tidak dapat diabaikan, orang tua dapat melakukan diskusi seputar screen time dengan empati dan pengertian dengan mengidentifikasi kebutuhan.

Dengan niat ini, mereka mungkin menyadari bahwa keinginan seorang anak untuk menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar mungkin berasal dari kebutuhan akan otonomi, kompetensi, atau bahkan relaksasi setelah seharian bersekolah. Mereka memasuki dunia di mana mereka memiliki pilihan penuh atas apa yang terjadi dan apa yang mereka lakukan, sekaligus merasakan kompetensi dalam melakukan hal-hal yang tidak dapat mereka lakukan dengan baik di dunia nyata. Perangkat juga berfungsi mengalihkan perhatian kita dari penyebab stres sehari-hari, sehingga dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri dan pengaturan sistem saraf. Anak-anak Anda bahkan mungkin memenuhi kebutuhan mereka akan makna dan tujuan di dunia permainan “impian” saat mereka mencoba mencapai misi atau tujuan penting. Permainan juga memenuhi kebutuhan akan kesenangan dan bermain yang penting bagi semua orang, terutama anak-anak. Pada saat yang sama, anak-anak mungkin kurang terhubung dengan kebutuhan mereka akan kesehatan dan mungkin tidak menyadari bahwa penggunaan perangkat berdampak negatif terhadap kesehatan.

Kesadaran akan semua kebutuhan ini dapat mengalihkan pembicaraan dari konflik seputar menonton atau menghindari layar menjadi koneksi seputar pemenuhan kebutuhan dengan cara yang bermanfaat bagi orang tua dan anak. Ini bisa berarti menetapkan batas waktu pemakaian perangkat secara bersamaan, serta menemukan aktivitas baru dan menarik untuk dilakukan yang tidak melibatkan perangkat.

Empati dan Pengaturan Diri

Orang tua dapat memberi contoh dalam mengatur suasana diskusi mengenai waktu penggunaan perangkat. Langkah pertama adalah mengatur diri sendiri saat Anda merasa khawatir, frustasi, dan kewalahan. Ada banyak alat dan teknik yang dapat Anda gunakan, antara lain latihan pernapasan, imajinasi terpandu, mantra, mendengarkan musik, berjalan-jalan. Tujuannya adalah meluangkan waktu sejenak untuk terhubung dengan perasaan dan kebutuhan Anda (khawatir tentang penggunaan perangkat yang berbahaya dan membuat ketagihan, merindukan lebih banyak kehadiran anak-anak Anda, atau ingin memastikan Anda mengoptimalkan kesehatan dan kesejahteraan mereka) sambil menyebutkan nama Anda niat untuk terhubung dengan anak-anak Anda dengan cara yang peduli dengan kebutuhan Anda dan juga kebutuhan mereka.

Penting untuk diingat bahwa penggunaan perangkat mereka saat ini tidak akan meningkatkan atau merusak kesehatan mereka. Namun, cara Anda muncul di sekitar waktu pemakaian perangkat mereka dapat membangun kepercayaan dan hubungan dengan anak-anak Anda, atau malah mengikisnya. Dengan mempraktikkan pengaturan diri dan empati, Anda dapat menciptakan ruang aman untuk dialog terbuka. Misalnya, daripada bereaksi dengan frustrasi ketika anak Anda menolak mematikan perangkatnya, Anda dapat meluangkan waktu sejenak untuk memahami perasaan dan kebutuhan yang mendorong perilaku tersebut.

Ini bisa terdengar seperti, “Sepertinya Anda sangat menikmati permainan Anda. Saya rasa Anda menyukai kesenangan yang dibawanya. Bahkan mungkin otonomi untuk memasuki dunia di mana Anda memiliki pilihan penuh atas apa yang terjadi dan kepercayaan diri untuk melakukan hal-hal yang mungkin tidak Anda sukai di dunia nyata? Meskipun saya benar-benar mengerti, saya juga khawatir tentang seberapa larutnya hari ini dan keinginan untuk memastikan Anda mendapatkan istirahat yang cukup malam ini. Apakah Anda punya ide bagaimana kedua kebutuhan kita bisa dipenuhi?” Dengan pendekatan ini, Anda memvalidasi pengalaman anak Anda, mengungkapkan kekhawatiran Anda, dan mengundang diskusi kolaboratif tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Pemecahan Masalah Kolaboratif

Kolaborasi sangat penting untuk membangun kepercayaan antara orang tua dan anak. Koneksi yang dipupuk oleh niat ini memungkinkan terciptanya solusi yang luas dan kreatif yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan semua orang. Oleh karena itu, sikap ini tidak permisif (anak-anak tidak boleh melakukan apa saja yang mereka inginkan) dan juga tidak otoriter (orang tua juga tidak boleh hanya melakukan apa yang mereka inginkan). Semakin Anda terikat pada kebutuhan semua orang dan semakin sedikit Anda terikat pada batas waktu tertentu untuk perangkat tersebut, semakin banyak strategi yang tersedia.

Misalnya, mungkin perangkat tersebut memenuhi kebutuhan tertentu, sementara kebutuhan lainnya dipenuhi secara berbeda (seperti bermain bersama di luar, menemukan makna dan tujuan dari buku atau hobi, mempelajari kompetensi apa yang ingin mereka kuasai, dan menemukan aktivitas yang dapat memberikan keterampilan tersebut, dll) . Melibatkan anak-anak dalam proses pengambilan keputusan akan memberdayakan mereka untuk mengambil kendali atas kebiasaan mereka baik di dalam maupun di luar layar. Anak-anak kemudian mempertahankan otonomi sambil belajar terhubung dengan motivasi dan keinginan internal mereka. Keluar dari layar menjadi pilihan yang mereka buat bersama Anda, bukan karena Anda. Seiring berjalannya waktu, kepercayaan terhadap pendekatan kolaboratif ini akan tumbuh dan percakapan ini akan menjadi lebih mudah dan cepat.

Dalam lanskap dinamis kehidupan keluarga modern, menavigasi waktu menggunakan perangkat memerlukan lebih dari sekadar aturan dan batasan — hal ini memerlukan empati, kolaborasi, dan pemahaman. Mengambil pendekatan Pengasuhan Kolaboratif Non-Permisif dapat mengubah momen ketegangan menjadi peluang untuk bertumbuh dan terhubung. Melalui empati dan kolaborasi, orang tua dapat memberdayakan anak-anak mereka untuk membuat pilihan yang tepat dan menumbuhkan rasa persatuan yang memperkaya setiap aspek kehidupan keluarga. Ingat, menavigasi waktu penggunaan perangkat mungkin tidak selalu mudah, namun dengan kesabaran, kreativitas, dan kemauan untuk mendengarkan, keluarga dapat menemukan kegembiraan dari pengalaman bersama dan hubungan bermakna yang melampaui dunia digital.

***

Solo, Minggu, 14 April 2024. 8:48 am

Suko Waspodo

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image