Ingin Hidup Menjadi Lebih Positif dan Bahagia? Terapkan Trik Psikologi Berikut!
Gaya Hidup | 2024-12-24 15:12:28Pernahkah anda tersenyum saat merasa bahagia namun tidak tersenyum jika kita sedang dalam kondisi emosi yang buruk, kebanyakan orang pasti akan mmengatakan jika alasan kita tersenyum karena kita bahagia, Faktanya menjelang akhir tahun 1880-an, seorang psikolog bernama James, berpendapat jika hubungan antara emosi dan tindakan seperti sebuah stimulus yang dapat menyebabkan kita merasakan emosi tertentu.
Kebanyakan dari kita mengira jika emosilah yang mempengaruhi tindakan kita, namun dalam pendekatan ‘Teori Seolah-Olah’ dijelaskan jika sebenarnya tindakanlah yang mempengaruhi semua emosi yang kita rasakan, hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh seorang filsuf bernama William James dibukunya.
Ada beberapa cara yang dapat kita coba untuk menerapkan teori ini :
1. Duduklah di depan cermin
Duduklah di depan cermin dan lihatlah diri anda sendiri dengan cermat, bayangkan jika anda memiliki sebuah kendali atas emosi anda sendiri. Hal ini akan membantu anda dalam melihat ekspresi awal yang akan anda lihat.
2. Buatlah ekspresi netral di wajah anda
Kendurkan otot-otot di dahi dan pipi, dan biarkan mulut anda turun sedikit terbuka, santai dan berpikir seolah olah anda adalah sebuah kanvas kosong yang siap untuk diwarnai. Jangan biarkan pikiran – pikiran buruk masuk ke dalam pikiran anda.
3. Berikan senyum terbaik dan berpikirah seolah olah kita bahagia
Buatlah senyum anda selebar mungkin dan jika anda kesulitan melakukan ini pikirkanlah hal hal yang membuat anda bahagia sembari menahan senyum anda selama 20 detik.
4. Kendurkan senyum di wajah anda dan bersikap netral kembali
Hilangkan ekspresi senyum dari wajah anda setelah 20 detik berlalu lalu rasakan perasaan baru anda, senyum yang anda buat bertujuan untuk menstimulasin pikiran anda sehingga anda merasa lebih baik dan bahagia.
Setelah melakukan percobaan ringan di atas apakah anda merasa jauh lebih bahagia? Berikan angka penilaian dari satu sampai sepuluh seberapa bahagia anda setelah melakukan percobaan ringan di atas?
Hal yang telah anda lakukan sebelumnya merupakan hal yang mungkin anda sering dengar namun tak anda sadari, biasanya seorang fotografer meminta anda untuk berkata “Cheese!” untuk membuat anda terlihat tersenyum, setelah foto itu berhasil diambil anda akan menurunkan senyum anda dan merasakan perasaan yang jauh lebih bahagia setelah foto tersebut diambil, hal ini berkaitan erat dengan teori yang kita bahas sejak awal.
Dalam ‘Teori Seolah-Olah” membahas mengenai hubungan antara tindakan dan emosi yang kalian rasakan, dimana jika kalian bertindak seolah-olah kalian merasa sesuatu, maka emosi yang akan anda rasakan sangat berhubungan dengan tindakan yang dilakukan, Tips yang bisa dilakukan agar anda dapat merasa jauh lebih bahagia dan bertindak positif adalah dengan bertindak seolah-olah kalian memiliki hal tersebut, bertindaklah seolah kalian memiliki hal yang ingin kalian capai tersebut.
Jika kalian ingin hidup anda lebih berkualitas maka bertindaklah seolah-olah kalian telah memiliki kualitas tersebut, karena dengan hanya bertindak itulah emosi anda akan berjalan sesuai dengan tindakan yang kalian lakukan, Maka dari itu, mulailah dengan melakukan hal hal yang membuat kalian bahagia dan meskipun hal itu kita lakukan hanya sebatas seolah-olah, namun jika benar cara tersebut dinilai efektif untuk membuat kita menjadi lebih positif dan bahagia, tidak ada salahnya bagi anda untuk mencoba.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah lakukan hal mudah dan ringan untuk membuat hidup anda lebih bahagia, mulai dengan menerapkan senyum setiap hari, dan tetap melakukan hal hal yang positif untuk mengubah cara berpikir anda menjadi lebih positif.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.