Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Haidar Abdad

Literasi dan Minat Masyarakat Terhadap Ekonomi Islam di Indonesia Ternyata Rendah. Siapa yang Disala

Bisnis | Sunday, 14 Apr 2024, 06:25 WIB
Ilustrasi gambar seorang pemuda yang sedang menyampaikan opininya di suatu forum

Berdasarkan survei Bank Indonesia pada 2020, literasi ekonomi dan keuangan syariah masyarakat Indonesia hanya 16,2 persen. Angka ini dinilai rendah. Rendahnya tingkat literasi serta minat masyarakat Indonesia terhadap ilmu ekonomi Islam merupakan masalah yang memerlukan perhatian yang serius. Negara Indonesia memiliki mayoritas penduduk muslim terbesar pertama di dunia pada tahun 2023. Menurut laporan dari databoks tahun 2023, Indonesia memiliki penduduk muslim sebanyak 240,62 juta jiwa. Maka dari itu, jika diperhatikan dari penduduk muslim di Indonesia, rendahnya pemahaman tentang prinsip-prinsip ekonomi Islam dan literasi serta minat terhadap ilmu ekonomi islam di Indonesia menjadi hal yang ironis. Yang menjadi pertanyaan adalah siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas situasi tersebut?

Jika diperhatikan kembali, manusia memiliki kecenderungan ataupun ketertarikan dan kemampuan tertentu itu tidak semata-mata langsung tertarik dan menjadi ahli, namun tentu terdapat peran orang tua dalam memberikan pemahaman dasar kepada anak-anaknya tentang ekonomi islam secara dasar. Sebagai contohnya saja ketika seorang anak mendengarkan keluarganya berbicara dengan bahasa tertentu. Ketika seorang anak dari usia dini sudah dibiasakan oleh keluarganya berbicara bahasa Inggris maka anak tersebut akan cenderung paham dan menguasai bahasa Inggris, Misalkan juga ketika seorang anak yang masih menduduki pendidikan di sekolah dasar, mereka juga sangat dipengaruhi oleh didikan dari orang tuanya terlebih dahulu mengenai sikap, dan juga perilaku dari orang tua mereka kepada mereka sehingga menimbulkan suatu doktrin yang positif bagi anak-anak dalam mencontoh orang tuanya. Hal tersebut merupakan berbagai macam contoh peran orangtua dalam mempengaruhi anak-anaknya.

Jika kita kaitkan pada ekonomi islam, tentunya orang tua memiliki peran yang penting dalam membentuk pandangan dan perilaku anak-anak terhadap ekonomi Islam. Mereka adalah model pertama yang dipandang oleh anak-anak dan memiliki kesempatan unik untuk mempengaruhi pemikiran mereka. Maka dari itu sangat penting bagi orang tua untuk memberikan pengajaran tentang nilai-nilai ekonomi Islam dalam kehidupan sehari-hari, serta bagaimana agar mampu mendorong minat anak-anak terhadap ekonomi Islam sejak dini. Sebagai contoh upayanya misalkan mewajibkan anak untuk membaca buku tentang ekonomi Islam minimal sehari satu halaman dan mungkin tentunya tidak lupa mengurangi waktu mereka untuk bermain gadget. Karena tidak kita pungkiri bahwasannya orang tua memiliki peran sebagai kepala keluarga dalam mengatur kehidupan dan kebiasaan keluarga. Jadi, besar kemungkinan yang menjadi tolak ukur solusi dan yang bertanggung jawab dalam isu ini adalah orang tua.

Orang tua merupakan orang terdekat kita ketika masih menginjak masa kanak-kanak. Menurut Nursiti dan Siregar (2020) menjelaskan bahwa adanya potensi yang dapat teraktualisasikan jika dilatih, dirangsang, dan dimaksimalkan oleh kondisi sekitarnya. Karena itu, peran serta kondisi sekitar khususnya keluarga sangat besar untuk memunculkan segala potensi yang ada pada anak.

Selain itu, peran Menteri Pendidikan juga sangat vital dalam memastikan bahwa literasi ekonomi Islam ditanamkan dalam sistem pendidikan. Dengan memasukkan ilmu ekonomi Islam ke dalam kurikulum sekolah, siswa akan memiliki kesempatan untuk memahami prinsip-prinsip ekonomi yang sesuai dengan keyakinan mereka sejak usia dini. Inisiatif ini tidak hanya membantu meningkatkan pemahaman mereka tentang ekonomi Islam, tetapi juga memperkuat identitas keislaman mereka. Namun, upaya ini tidak akan berhasil tanpa dukungan penuh dari masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat perlu terlibat aktif dalam mendukung program-program literasi ekonomi Islam yang diselenggarakan oleh pemerintah atau lembaga pendidikan, serta memperjuangkan penerapan nilai-nilai ekonomi Islam dalam kehidupan sehari-hari. Ini bisa dilakukan melalui pengembangan komunitas yang peduli dengan ekonomi Islam, kampanye sosial, atau dukungan terhadap produk dan layanan keuangan syariah.

Melalui peningkatan kesadaran akan pentingnya literasi dan peningkatan minat terhadap ekonomi Islam, kita dapat memperkuat fondasi perekonomian berdasarkan prinsip keadilan, berbagi, dan berkelanjutan. Melalui kerja sama orang tua, pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung literasi dan minat masyarakat terhadap ekonomi syariah.

Nursiti, D., & Siregar, I. (2020). Mengenali Potensi Anak Menuju Aktualisasi Optimal Di Einstein Super College Medan. 1, 7.

Databoks. (2023). 10 Negara dengan Jumlah Populasi Muslim Terbanyak Dunia.

Oleh: Haidar Abdad, Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image