Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Laut Mulai Kehilangan Kemampuannya untuk Mendukung Kehidupan Ikan Akibat Penyusutan Plankton

Iptek | Monday, 08 Apr 2024, 18:05 WIB
Ikan terancam perubahan iklim. Foto: Brent Stirton/Getty Images via worldlife.org.

PERUBAHAN iklim, dengan pendidihan globalnya, menyebabkan kian rusaknya kapasitas laut untuk mempertahankan plankton, yang kemudian membawa implikasi pada anjloknya populasi ikan dengan cepat.

Demikian kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan Angus Atkinson dari Laboratorium Kelautan Plymouth dan Axel Rossberg dari Queen Mary University of London, Inggris, yang hasilnya dipublikasikan di jurnal Nature Communication, edisi 9 Januari 2024.

Penelitian keduanya menegaskan bahwa penurunan plankton yang hanya sedikit saja sudah dapat menyebabkan anjloknya stok ikan secara signifikan.

Dari penelitian ini ditemukan bukti-bukti bahwa penurunan plankton sebesar 16-26 persen, seperti yang terjadi di kawasan Atlantik Utara, dapat mengakibatkan penurunan kapasitas lautan untuk mendukung kehidupan ikan sebesar 38-55 persen.

Hal tersebut sebagian besar disebabkan oleh penurunan fitoplankton di berbagai kawasan garis lintang, akibat perairan yang lebih hangat dan isolasi nutrisi dari lapisan yang lebih dalam.

Dengan memeriksa struktur ukuran plankton dan menyusun basis data global yang komprehensif, kedua peneliti dapat lebih memahami bagaimana energi ditransfer dari fitoplankton mikroskopis ke spesies ikan yang lebih besar.

Berlawanan dengan keyakinan umum selama ini, penelitian ini mengungkapkan bahwa suhu memainkan peran sekunder dalam mendisrupsi jaring makanan. Faktor utamanya adalah kelimpahan fitoplankton, yang menentukan efisiensi transfer energi.

Selama dekade terakhir, berbagai kajian memang telah menunjukkan terjadinya sedikit penurunan produktivitas fitoplankton secara global.

"Analisis global kami menyoroti kerentanan yang tersembunyi," kata Atkinson, seperti dikutip laman earth.com, seraya menambahkan bahwa pihaknya terkejut ketika menemukan bahwa temperatur tidak secara langsung mempengaruhi efisiensi rantai makanan. Sebaliknya, sambung Atkinson, penelitian yang dilakukannya menunjukkan ekosistem beradaptasi terhadap pemanasan dengan mengubah ukuran plankton.

Fitoplankton adalah dasar dari jaring makanan akuatik. Dalam ekosistem yang seimbang, fitoplankton menyediakan makanan bagi berbagai makhluk laut termasuk udang, siput, dan ubur-ubur.

Karena fitoplankton sangat penting bagi biologi dan iklim laut, setiap perubahan dalam produktivitasnya dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keanekaragaman hayati, perikanan, serta pasokan makanan manusia, dan laju pendidihan global.

Namun, jika terlalu banyak nutrisi yang tersedia, fitoplankton dapat tumbuh di luar kendali dan membentuk pertumbuhan ganggang yang berbahaya. Pertumbuhan ini dapat menghasilkan senyawa yang sangat beracun yang memiliki efek berbahaya bagi ikan, kerang, mamalia, burung, dan bahkan manusia.

Fitoplankton, yang juga dikenal sebagai mikroalga, mirip dengan tanaman darat karena mengandung klorofil dan membutuhkan sinar matahari untuk hidup dan tumbuh. Sebagian besar fitoplankton bersifat apung dan mengapung di bagian atas lautan, di mana sinar matahari dapat menembus air. Fitoplankton juga membutuhkan nutrisi anorganik seperti nitrat, fosfat, dan belerang yang lantas diubah menjadi protein, lemak, dan karbohidrat.***

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image