Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image frahmi laila

Efektivitas Penerapan Akuntansi Syariah Berbasis Digital

Riset dan Teknologi | Sunday, 07 Apr 2024, 13:02 WIB
Sumber: Jobillico.com

Di era digitalisasi saat ini transformasi teknologi informasi telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk di dalamnya sektor keuangan. Salah satu perkembangan penting yang terjadi adalah dalam bidang keuangan syariah. Akuntansi syariah merupakan bagian yang penting dalam mendukung sistem keuangan syariah.

Menurut Gunawan et al. (2020), akuntansi syariah adalah "sistem akuntansi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan mengimplementasikan konsep-konsep yang diperlukan dalam Islam." Akuntansi syariah mengikuti prinsip-prinsip syariah yang berasal dari Qur’an, Hadits, dan ijtihad (penafsiran agama). Dalam praktiknya, akuntansi syariah mencakup pendekatan yang spesifik dalam mencatat, mengukur, dan melaporkan transaksi keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Akuntansi syariah juga mempertimbangkan transaksi yang sesuai dengan prinsip keadilan, tanggung jawab sosial, dan etika bisnis Islam.

Prinsip Umum Akuntansi Syariah

1. Prinsip Akuntabilitas

Prinsip pertanggung jawaban atau akuntabilitas merupakan konsep yang tidak asing lagi dikalangan masyarakat muslim. Pertanggung jawaban selalu berkaitan dengan konsep amanah. Sehingga Akuntabilitas adalah prinsip penting dalam akuntansi untuk memastikan pertanggung jawaban dan transparansi dalam pengelolaan keuangan dan kegiatan perusahaan.

2. Prinsip Keadilan

Keadilan merupakan asas yang lebih fundamental yang tetap berpijak pada prinsip etika, syariah, dan moral. Dalam melakukan pencatatan transaksi, akuntan harus benar-benar input sesuai realita tidak boleh direkayasa.

3. Prinsip kebenaran

Prinsip kebenaran Pengakuan, pengukuran, dan pelaporan transaksi ekonomi kebenaran ini dapat menimbulkan keadilan.

Adopsi digitalisasi dalam akuntansi syariah menjadi suatu keharusan dalam perkembangan keuangan syariah di era digital karena digitalisasi dapat membuka peluang baru bagi industri keuangan syariah untuk mengembangkan layanan keuangan yang lebih efisien, transparan, dan aman. Sebagai contoh, penggunaan perangkat lunak akuntansi syariah dapat membantu perusahaan keuangan syariah dalam mencatat dan melaporkan transaksi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Perangkat lunak tersebut biasanya dilengkapi dengan berbagai fitur yang mendukung pemprosesan data yang halal dan menyajikan laporan keuangan secara akurat sesuai dengan standar akuntansi syariah.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Syariah Per 1 Januari 2020 merupakan kompilasi pengaturan akuntansi berbasis transaksi syariah yang dikeluarkan Dewan Standar Akuntansi Syariah IAI sejak 2002 sampai 31 Desember. SAK Syariah memiliki karakteristik khas yang tidak sepenuhnya sesuai dengan konsep yang digunakan pada SAK umum. Proses penyusunan SAK Syariah selalu mengacu pada fatwa yang dikeluarkan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.

Perbedaan PSAK Syariah dan PSAK Konvensional:

PSAK SYARIAH

1. Mengukur keuntungan dan kerugian berdasarkan prinsip syariah.

2. Pengakuan aset dan hutang berdasarkan prinsip halal dan haram.

3. Pengakuan pendapatan dan biaya berdasarkan prinsip syariah.

PSAK KONVENSIONAL

1. Mengukur keuntungan dan kerugian berdasarkan tujuan bisnis atau investasi.

2. Pengakuan aset dan hutang berdasarkan kepentingan bisnis.

3. Pengakuan pendapatan dan biaya berdasarkan prinsip ekonomi.

Menurut Arwani (2016), akuntansi saat ini hanya berfokus pada materi, mengabaikan atau bahkan menghilangkan faktor non materi. Penting untuk diingat bahwa unsur spiritual adalah unsur yang abadi sedangkan unsur material hanya ada untuk waktu yang singkat. Praktek pembukuan syariah bergantung pada Al-Qur'an yang terdapat dalam surat Al-Baqarah pasal 282 yang artinya dengan asumsi kita memiliki kewajiban atau piutang, maka harus disusun dengan sungguh-sungguh. Asli disini mengandung arti tidak menambah atau mengurangi jumlah yang telah diperoleh atau dipinjamkan. Standar syariah dan kualitas moral Islam yang dimanfaatkan dapat membawa kesuksesan baik materi maupun non materi.

Sumber: Blindtrust

Digitalisasi berdampak positif pada praktek kerja, ruang lingkup pekerjaan, dan lingkungan kerja di bidang keuangan. Pencatatan data keuangan secara real-time dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam akuntansi syariah, mempercepat pelaporan keuangan, memudahkan pengambilan keputusan, dan pengendalian risiko keuangan. Inovasi data dan modernisasi kerangka kerja dengan digitalisasi membuat pekerjaan lebih mudah dan cepat, memungkinkan pekerja bekerja dari rumah atau jauh dari kantor. Penerapan akuntansi syariah berbasis digital meningkatkan transparansi dalam pelaporan keuangan, memungkinkan perusahaan syariah melacak dan membagikan informasi transaksi dan kinerja keuangan dengan mudah. Hal ini meningkatkan kepercayaan investor dan nasabah, serta memperkuat perkembangan keuangan syariah. Teknologi juga memungkinkan otomatisasi dalam pelaksanaan akuntansi syariah, mengurangi kesalahan manusia.

Meskipun adopsi teknologi informasi memberikan banyak manfaat bagi akuntansi syariah, terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Salah satu tantangan utamanya adalah perlindungan data keuangan yang sensitif. Keuangan syariah melibatkan transaksi yang melibatkan data pribadi dan keuangan nasabah yang harus dijaga kerahasiaannya. Menurut Beckham et al. (2019), keamanan data keuangan menjadi salah satu aspek penting dalam adopsi teknologi informasi dalam akuntansi syariah. Perusahaan dan lembaga keuangan syariah perlu mengimplementasikan langkah-langkah keamanan yang tepat, seperti enkripsi data dan sistem keamanan yang kuat, untuk melindungi data keuangan yang sensitif.

Selain itu perkembangan teknologi yang semakin pesat juga mulai menggeser alih kendali pekerjaan yang dilakukan manusia. Potensi teknologi menggantikan profesi dan mengikis prospek kerja akuntan tinggal menunggu waktu. Maka perlu adanya persiapan yang harus dilakukan oleh para calon akuntan dalam mempersiapkan hal tersebut. Mahasiswa akuntansi syariah semakin tahun semakin meningkat, namun semakin tahun pula kecanggihan teknologi mengikis prospek kerja bagi para calon akuntan tersebut.

Namun dalam Islam pun telah mengajarkan bahwa sejatinya manusia hidup adalah menghadapi perkembangan dalam suatu perubahan bukan malah menghindari atau bahkan bersembunyi dari perubahan tersebut. Maka karena itu perlu adanya kesiapan-kesiapan yang mulai sekarang harus dimatangkan sebagai senjata untuk memanfaatkan teknologi tersebut bagi dunia akuntansi syariah.

Penulis:

1. Frahmi Laila Angraini

2. Aziizah Nur Pratiwi

3. Aulia Rahmah

4. Mulyaning Wulan

Prodi Perbankan Syariah, Fakultas Agama Islam,

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Referensi:

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image