Studi: Otak Semakin Membesar, Risiko Demensia Berkurang
Iptek | 2024-04-05 20:05:48SEBUAH penelitian baru telah menemukan bahwa otak kita semakin besar. Ini bisa menjadi kabar baik dalam pengurangan risiko demensia.
Para peneliti dari University of California, Amerika Serikat (AS), menganalisis data dari sebuah kohor (sekelompok orang atau individu yang memiliki karakteristik atau pengalaman yang sama) dalam Studi Jantung Framingham (FHS) yang dimulai pada tahun 1948 di AS dan awalnya terdiri dari 5.209 pria dan wanita antara usia 30 dan 62 tahun.
Penelitian ini telah berlanjut selama 75 tahun, yang berarti sekarang melibatkan partisipan yang lahir selama tahun 1930-an hingga 1970-an.
Meskipun awalnya dirancang untuk mempelajari penyakit kardiovaskular, para peneliti fokus pada hasil MRI dari lebih dari 3.200 orang.
Dipublikasikan dalam jurnal JAMA Neurology, temuan mereka menunjukkan peningkatan signifikan dalam berbagai ukuran otak dari waktu ke waktu.
Ukuran Otak yang lebih besar dapat bertindak sebagai 'penyangga' terhadap demensia. "Dekade saat seseorang lahir tampaknya memengaruhi ukuran otak dan potensial kesehatan otak jangka panjang," kata Charles DeCarli, penulis utama penelitian dan profesor neurologi di University of California, dalam sebuah pernyataannya
"Genetika memainkan peran utama dalam menentukan ukuran otak, tetapi temuan kami menunjukkan pengaruh eksternal -- seperti faktor-faktor kesehatan, sosial, budaya, dan pendidikan -- juga dapat memainkan peran," tambahnya.
Ada peningkatan volume otak sekitar 6,6 persen dengan rata-rata volume 1.234 mililiter untuk partisipan yang lahir pada tahun 1930-an dibandingkan dengan 1.321 mililiter untuk orang yang lahir pada tahun 1970-an.
Para peneliti juga menemukan bahwa permukaan luar lapisan otak -- yang disebut area permukaan kortikal -- meningkat hampir 15 persen antara orang yang lahir pada tahun 1930-an dibandingkan dengan orang yang lahir pada tahun 1970-an.
Ada juga peningkatan volume materi putih, materi abu-abu, dan hippocampus antara peserta yang lebih tua dan lebih muda.
"Struktur otak yang lebih besar seperti yang diamati dalam studi kami mungkin mencerminkan perkembangan otak yang lebih baik dan kesehatan otak yang lebih baik," kata DeCarli.
"Struktur otak yang lebih besar mewakili cadangan otak yang lebih besar dan dapat menyangga efek-ekek lanjut penyakit otak terkait usia seperti Alzheimer dan demensia terkait lainnya," tambahnya.
Saat ini, lebih dari 55 juta orang menderita demensia di seluruh dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dengan antara 60 hingga 70 persen kasus adalah penyakit Alzheimer.
Di AS, meskipun kasus penyakit Alzheimer meningkat, insiden kondisi, atau persentase populasi yang terkena, menurun.
Penelitian sebelumnya terhadap peserta dari kohor yang sama menemukan penurunan 20 persen dalam insiden demensia per dekade sejak tahun 1970-an.
"Kami berasumsi bahwa volume otak yang lebih besar menunjukkan perkembangan otak yang lebih besar dan potensi 'cadangan otak' yang lebih besar yang dapat menjelaskan penurunan insiden demensia seperti yang telah dilaporkan sebelumnya," demikian dijelaskan tim peneliti dalam laporan penelitiannya.
Namun, ukuran otak hanya satu bagian dari teka-teki tersebut.
WHO menyatakan bahwa orang dapat mengurangi risiko demensia dengan aktivitas fisik dan mengonsumsi makanan sehat.
Para peneliti mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan, terutama dalam kohor yang lebih beragam.***
Sumber: Euro News
--
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.