Mengenal Menteri Luar Negeri Nazi, Joachim von Ribbentrop
Sejarah dunia | 2024-04-04 19:59:17Joachim von Ribbentrop, seorang aristokrat Jerman yang bergabung dengan Partai Nazi pada awal tahun 1930-an, merupakan salah satu tokoh penting dalam pemerintahan Hitler. Ribbentrop dikenal sebagai Menteri Luar Negeri Jerman selama rezim Nazi dan memiliki peran yang signifikan dalam kebijakan luar negeri rezim tersebut. Artikel ini akan mengeksplorasi awal karir Ribbentrop, kebijakan luar negeri yang diterapkannya, serta akhir tragis dari hidupnya.
Latarbelakang Karir
Joachim von Ribbentrop lahir pada 30 April 1893 di Wesel, Jerman. Dia berasal dari latar belakang aristokrat dan memiliki hubungan keluarga yang kuat dengan lingkaran elit Jerman. Ribbentrop memulai kariernya dalam bidang perdagangan anggur, di mana dia berhasil membangun jaringan kontak internasional yang luas. Namun, ambisi politiknya memimpinnya untuk bergabung dengan Partai Nazi pada tahun 1932.
Pada awalnya, Ribbentrop mendekati Adolf Hitler dengan tawaran jasanya sebagai penasihat luar negeri, mengklaim bahwa dia memiliki hubungan yang kuat dengan banyak tokoh politik dan bisnis di Eropa. Hitler tertarik dengan jaringan internasional Ribbentrop dan menjadikannya penasihat luar negeri pribadinya. Namun, posisi ini hanya awal dari karir politik Ribbentrop yang mengesankan.
Kebijakan Luar Negeri Ribbentrop
Ketika Hitler naik ke kekuasaan pada tahun 1933, Ribbentrop berhasil mendapatkan posisi yang lebih tinggi dalam pemerintahan. Pada tahun 1934, dia diangkat sebagai Duta Besar Jerman untuk Inggris, sebuah posisi yang memberinya kesempatan untuk memperluas jaringan diplomatiknya. Namun, perannya yang paling berpengaruh datang pada tahun 1938 ketika dia diangkat sebagai Menteri Luar Negeri Jerman.
Sebagai Menteri Luar Negeri, Ribbentrop menjadi arsitek utama kebijakan luar negeri Nazi. Salah satu pencapaian terbesarnya adalah penandatanganan Pakta Anti-Komintern dengan Jepang dan Italia pada tahun 1936, yang bertujuan untuk melawan pengaruh komunis di dunia. Namun, prestasinya yang paling kontroversial adalah peran aktifnya dalam menegosiasikan Perjanjian Molotov-Ribbentrop pada tahun 1939.
Perjanjian Molotov-Ribbentrop, yang juga dikenal sebagai Pakta Non-Agresi Jerman-Soviet, adalah kesepakatan rahasia antara Nazi Jerman dan Uni Soviet yang membagi wilayah-wilayah Eropa Timur antara kedua negara tersebut. Kesepakatan ini memberi Jerman kebebasan untuk menyerang Polandia tanpa takut intervensi dari Uni Soviet. Kebijakan ini menjadi pemicu langsung bagi pecahnya Perang Dunia II.
Diplomasi Kubu Poros
Selain itu, Ribbentrop juga berperan dalam pembentukan Poros Roma-Berlin-Tokyo, aliansi militer antara Jerman, Italia, dan Jepang yang bertujuan untuk memerangi kekuatan Sekutu. Aliansi ini menandai pergeseran kekuatan besar dalam politik dunia pada saat itu dan meningkatkan ketegangan internasional yang kemudian memicu Perang Dunia II.
Namun, kebijakan luar negeri Ribbentrop tidak hanya fokus pada aspek militer. Dia juga berusaha untuk membangun hubungan diplomatik dengan negara-negara netral seperti Swedia, Spanyol, dan Turki dalam upaya untuk memperluas pengaruh Jerman di Eropa. Meskipun beberapa upaya ini berhasil, banyak dari mereka yang gagal mengingat sifat otoriter rezim Nazi dan ketegangan yang terus meningkat di Eropa pada saat itu.
Akhir Hidup
Kesuksesan Ribbentrop sebagai Menteri Luar Negeri Jerman terbukti singkat. Setelah kekalahan Jerman dalam Perang Dunia II, Ribbentrop diadili dalam Pengadilan Nuremberg atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Dia dituduh menjadi bagian dari rencana pembunuhan massal terhadap orang-orang sipil dan penangkapan tawanan perang, serta menjadi bagian dari rencana Holocaust yang mengerikan.
Pada 1 Oktober 1946, Joachim von Ribbentrop dihukum mati oleh pengadilan dan digantung di Penjara Nuremberg pada 16 Oktober 1946. Eksekusinya menjadi akhir tragis dari kehidupan seorang diplomat yang ambisius, yang mencapai puncak kekuasaannya sebagai Menteri Luar Negeri Jerman di bawah rezim Nazi, namun akhirnya jatuh sebagai tawanan perang yang dihukum mati karena kejahatan yang dilakukannya selama Perang Dunia II.
Joachim von Ribbentrop, dalam kariernya yang singkat namun kontroversial, menunjukkan bagaimana ambisi politik dapat membawa konsekuensi yang mematikan. Kebijakan luar negeri yang diterapkannya selama rezim Nazi, terutama perjanjian-perjanjian yang mengarah pada pecahnya Perang Dunia II, menjadi bagian dari sejarah kelam yang tidak akan pernah terlupakan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.