
Program Makan Gratis di Sekolah Ikut Turunkan Obesitas Anak
Edukasi | 2024-04-04 13:13:24
PENELITIAN yang diterbitkan pada Maret lalu menemukan bahwa program makan gratis di sekolah telah dihubung-hubungkan dengan penurunan obesitas pada anak-anak.
Anna Localio dan Jessica Jones-Smith dari Universitas Washington adalah dua peneliti yang mempelajari efek kesehatan kebijakan program makan gratis di sekolah. Hasil penelitian mereka diterbitkan dalam jurnal Pediatrics, baru-baru ini.
Kedua peneliti itu lantas menulis di The Conversation tentang penelitian mereka terkait program bernama Community Eligibility Provision (CEP), yang dimulai pada tahun 2014, yang memperbolehkan sekolah-sekolah di daerah berpenghasilan rendah di Amerika Serikat (AS) untuk memberikan makanan gratis pada pagi dan siang hari kepada semua siswanya.
Sejarah makan gratis
Pada tahun 1946, AS menciptakan Program Makan Siang Nasional dengan tujuan melindungi kesehatan dan kesejahteraan anak-anak di Negeri Paman Sam itu. Sekolah yang berpartisipasi diharuskan memberikan makanan gratis atau dengan harga yang disubsidi pada siang hari, kepada anak-anak dari keluarga yang memenuhi syarat. Kelayakan ditentukan berdasarkan pendapatan berdasarkan tingkat kemiskinan federal.
Sementara itu, Program Sarapan Sekolah mulai diluncurkan pada tahun 1966. Program ini menyediakan sarapan gratis, dengan harga yang disubsidi, dan sarapan penuh, atau makanan pada pagi hari, kepada para siswa.
Ada juga program bernama Community Eligibility Provision yang memperbolehkan semua siswa di sebuah sekolah untuk menerima sarapan dan makan siang gratis. Sekolah seluruhnya memenuhi syarat untuk makan gratis jika setidaknya 40 persen dari siswa mereka secara langsung memenuhi syarat untuk menerima makanan gratis.
Localio dan Jones-Smith mengatakan bahwa program Community Eligibility Provision meningkatkan partisipasi makan di sekolah dengan "mengurangi stigma" yang terkait dengan menerima makanan gratis.
Selama pandemi COVID-19, pemerintah AS memperluas program ini ke lebih banyak sistem sekolah di seluruh negara. Pada tahun pelajaran 2022-23, lebih dari 40.000 sekolah berpartisipasi dalam program ini.
Penelitian tentang efek makanan gratis
Para peneliti menelaah apakah menyediakan makanan gratis di sekolah melalui program Community Eligibility Provision terkait dengan obesitas anak sebelum pandemi.
Untuk itu, mereka mengukur perubahan dalam obesitas dari tahun 2013 hingga 2019 di antara 3.531 sekolah di California, khususnya di komunitas yang lebih miskin. Para peneliti menggunakan lebih dari 3,5 juta pengukuran indeks massa tubuh (BMI) dari siswa kelas lima, tujuh, dan sembilan yang diambil setiap tahun dan digabungkan pada tingkat sekolah. BMI adalah ukuran lemak tubuh berdasarkan tinggi dan berat badan.
Para peneliti melihat perbedaan antara sekolah yang berpartisipasi dalam program Community Eligibility Provision dan sekolah-sekolah yang memenuhi syarat yang tidak berpartisipasi dalam program tersebut. Mereka mengikuti sekolah yang sama dari waktu ke waktu, membandingkan obesitas di antara siswa sebelum dan setelah perubahan kebijakan.
Para peneliti menemukan bahwa sekolah yang berpartisipasi dalam program Community Eligibility Provision mengalami penurunan 2,4 persen dalam tingkat obesitas pada siswa dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang memenuhi syarat yang tidak berpartisipasi dalam program.
Localio dan Jones-Smith menulis bahwa "bahkan peningkatan kecil dalam tingkat obesitas patut diperhatikan karena strategi yang efektif untuk mengurangi obesitas pada tingkat populasi tetap sulit ditemukan."
Mereka menambahkan bahwa karena obesitas lebih mempengaruhi anak-anak miskin dan minoritas daripada yang lain, kebijakan ini dapat membantu mengurangi ketimpangan kesehatan.
Community Eligibility Provision kemungkinan mengurangi tingkat obesitas dengan menggantikan hingga setengah dari diet mingguan seorang anak dengan makanan yang lebih sehat. Demikian temuan penelitian menunjukkan.
Penelitian ini telah menunjukkan bahwa makanan yang disiapkan pihak sekolah lebih sehat daripada makanan dari sumber lain, termasuk makanan di rumah. Salah satu studi menemukan bahwa makanan sekolah memberikan kualitas diet terbaik dari setiap sumber makanan utama di AS.
Pada saat yang sama, program makan gratis menghemat sekitar $4,70 per hari per anak atau $850 per tahun. Bagi keluarga dengan pendapatan rendah dan menengah, ini dapat menghasilkan tabungan yang dapat digunakan untuk barang atau layanan sehat lainnya.
Mengembangkan akses ke makanan sekolah
Obesitas pada masa kanak-kanak telah meningkat selama beberapa dekade terakhir. Obesitas sering kali berlanjut hingga dewasa dan terkait dengan banyak kondisi kesehatan dan kematian dini.
Penelitian yang berkembang menunjukkan manfaat program makanan gratis di sekolah untuk kesehatan dan kesejahteraan anak-anak. Bersama dengan studi tentang sekolah-sekolah di California, peneliti lain telah menemukan hubungan antara makan gratis di sekolah dan penurunan obesitas di Chile, Korea Selatan, dan Inggris.
Penelitian juga telah mengaitkan program Community Eligibility Provision dengan peningkatan kinerja sekolah dan penurunan jumlah siswa yang tidak naik kelas.
Kebijakan makan gratis dapat memperlambat laju peningkatan tingkat obesitas pada anak-anak. Namun, menurut Localio dan Jones-Smith, ini saja masih tidak akan cukup. Selain makan gratis, tambah keduanya, mengidentifikasi strategi lain untuk mengurangi obesitas di antara anak-anak diperlukan pula untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat ini.***
Sumber: Voice of America, The Conversation
--
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook