Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Savira Dwi Aryanti

Bulan Keberkahan: Berburu Takjil Ramadhan Tanpa Sekat Iman

Khazanah | Wednesday, 27 Mar 2024, 23:05 WIB

Ramadhan tahun ini dihebohkan dengan berburu takjil Ramadhan yang tidak hanya diikuti oleh umat Islam saja, melainkan juga saudara lintas iman. Berbagai platform media sosial dibanjiri postingan berisi curhatan dari umat Islam yang sering kehabisan takjil. Padahal masih jam lima sore, tetapi takjil sudah banyak yang ludes. Usut punya usut rupanya saudara-saudara nonmuslim turut serta berburu takjil mulai jam tiga sore. Namun, postingan tersebut bukannya mendapat respon negatif, justru menuai kekaguman bersifat positif. Meskipun Ramadhan adalah bulan suci bagi agama Islam, yang mana umat Islam diwajibkan untuk berpuasa selama satu bulan, nyatanya tidak hanya dimeriahkan oleh umat Islam saja, tetapi juga umat agama selain Islam. Salah satu tradisi yang hanya ada di bulan Ramadhan dan diikuti oleh saudara nonmuslim adalah berburu takjil untuk buka puasa. Hal ini mungkin saja terjadi karena hanya ada sekali dalam setahun.

Di samping itu, tidak sedikit konten kreator Tiktok maupun Instagram nonmuslim yang membuat konten berburu takjil Ramadhan hingga memborongnya. Bahkan muncul berbagai cuitan dari saudara nonmuslim, seperti dalam postingan Instagram yang diunggah oleh akun @thinkz.id “untukmu agamamu dan takjilmu juga takjilku” dan “disaat mereka lemes-lemesnya disitu kesempatan kami berburu takjil”, sedangkan pada postingan yang diunggah oleh akun @ngertiagama, tampak seorang pendeta dalam khotbahnya mengatakan “soal agama kita toleran, soal takjil kita duluan”, dan masih banyak lagi postingan dengan berbagai cuitan menggelitik perut. Meskipun mereka bukanlah umat Islam dan tidak mengikuti puasa Ramadhan, tetapi mereka begitu semangat berburu takjil yang menjajakan berbagai macam makanan.

Sementara konten kreator muslim merespon balik dengan membuat konten seolah penjual takjil yang memberikan syarat bagi pembelinya, seperti dalam akun @yasmin_allshaaa yang meminta menyebutkan arti surah al-Baqarah, akun @samarinda_borneo_ dengan menyiapkan penjaga untuk mengawasi pembeli nonmuslim, akun @ryananggaz yang harus memperlihatkan KTP, dan lain sebagainya dengan maksud saudara nonmuslim tidak jadi membeli takjil. Sebagian seleb muslim juga membuat konten sebagai balasan saudara nonmuslim yang memburu takjil Ramadhan, seperti akun @shaidina_maulana yang isinya membeli pohon natal sehektar dan telor 100 kg saat Paskah, serta membeli jeruk sekebon saat Imlek. Fenomena yang jenaka ini justru membawa kehangatan di tengah masyarakat yang sedang panas-panasnya diterpa isu-isu politik. Selain itu mereka juga menunjukkan hakikat yang sesungguhnya dari nilai toleran, mengingat Indonesia yang penduduknya berbeda-beda keyakinan.

Menanggapi fenomena berburu takjil Ramadhan oleh saudara lintas iman ini, erat kaitannya dengan makna Ramadhan yang disebut sebagai bulan keberkahan dan Islam yang hadir di tengah masyarakat sebagai agama Rahmatan lil-‘Alamin. Ramadhan sebagai bulan keberkahan, yang di dalam bulan tersebut pahala sedang diobral. Jika seseorang melakukan suatu kebaikan, maka akan diberikan kepadanya pahala yang berlipat ganda. Pada bulan Ramadhan ini juga umat Islam banyak yang berlomba-lomba dalam melakukan kebajikan, seperti memperbanyak sedekah, menolong saudara yang kesusahan, dan yang paling banyak dijumpai adalah membagi takjil gratis menjelang magrib. Berbagi takjil gratis ini umumnya dilakukan di jalan raya untuk dibagikan kepada para pengguna jalan, terutama pengendara motor. Selain itu juga dibagikan di masjid-masjid atau musala-musala. Ini semua dilakukan tidak lain untuk meraih keberkahan Ramadhan, karena kemuliaan di bulan ini tidak dapat diperoleh di bulan-bulan lainnya. Sehingga sangat disayangkan bagi orang-orang khususnya umat Islam yang menyia-nyiakan bulan ini tanpa berharap keberkahan dan berbenah menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.

Islam yang hadir sebagai agama Rahmatan lil-‘Alamin, rahmat-Nya tidak terbatas bagi umat Islam saja, tetapi juga untuk seluruh alam. Dengan begitu, adanya umat Islam dapat menebarkan kedamaian dan menciptakan rasa aman bagi umat agama selain Islam. Dari sini, Islam Rahmatan lil-‘Alamin akan benar-benar dirasakan keindahannya dengan terciptanya harmonisasi antar umat beragama. Terlihat dari perilaku umat Islam yang berjualan takjil dan dibeli oleh saudara nonmuslim tanpa adanya perilaku deskriminatif (membeda-bedakan) dalam beragama, memperlihatkan bagaimana agama Islam dapat merangkul agama lain dengan cara damai. Sementara keberkahan dari bulan Ramadhan juga turut dirasakan saudara nonmuslim, seperti berburu takjil Ramadhan, sehingga mereka dapat merasakan makanan yang dijajakan di pinggiran jalan menjelang buka puasa.

Dengan demikian, fenomena jenaka dari perang takjil antara umat Islam dan nonmuslim di bulan Ramadhan ini banyak sekali hikmah yang terkandung dibaliknya, seperti yang telah disebutkan bahwa fenomena ini menjadi angin segar di tengah permasalahan politik yang kian memanas, menjadi salah satu jalan dalam membentuk harmonisasi antar umat beragama. Di satu sisi juga membuktikan akan keberkahan bulan Ramadhan yang dapat dirasakan kebahagiannya oleh seluruh umat manusia tanpa pandang agama, serta menunjukkan wujud Islam Rahmatan lil-‘Alamin yang benar adanya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image