Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Bagaimana Menangani Sampah Luar Angkasa?

Gaya Hidup | Tuesday, 26 Mar 2024, 16:50 WIB
Sampah luar angkasa bisa jatuh ke bumi. Foto: mit.edu.

SAMPAH bukan cuma berserakan di Bumi yang saat ini kita tinggali, yang kondisinya semakin sesak dan polutif . Sampah juga berserakan di luar angkasa.

Sampah luar angkasa adalah partikel atau puing-puing, baik yang bersifat alami maupun yang buatan manusia, dan berserakan di luar angkasa.

Sebagian besar sampah luar angkasa berukuran sangat kecil. Namun, beberapa di antaranya berukuran cukup besar, sehingga mampu menumbuk satelit atau roket yang sedang mengorbit.

Saat ini, diperkirakan terdapat sekitar 34.000 puing sampah luar angkasa berukuran lebih dari 10 sentimeter dan sekitar 128 juta keping sampah luar angkasa berukuran lebih dari 1 milimeter di luar angkasa.

Sama-sama kita ketahui, sejak puluhan tahun lalu, manusia telah menempatkan satelit di luar angkasa untuk mengorbit mengelilingi bumi untuk berbagai kepentingan. Banyak dari satelit yang masih bekerja, namun ada juga yang sudah mati dan lantas dibiarkan tetap berada di luar angkasa. Pasalnya, ongkos untuk membawa satelit kembali ke bumi sangat mahal.

Sampah luar angkasa yang berupa puing-puing itu mampu bergerak sangat cepat. Bahkan, beberapa partikel sampah luar angkasa dapat mencapai kecepatan hingga 28.000 km per jam! Sehingga meski ukurannya kecil, dapat menimbulkan gangguan serius ketika menghantam satelit.

Misalnya, pada Maret 2021, satelit Tiongkok pecah setelah dihantam kepingan sampah luar angkasa.

Sampah luar anggka juga dapat menjadi ancaman bagi astronot yang berjalan di luar angkasa yang bekerja di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Sebagian sampah antariksa di orbit rendah Bumi secara berangsur bakal kehilangan ketinggian dan lantas terbakar di atmosfer bumi. Sebaliknya, puing-puing sampah yang lebih besar terkadang masih dapat berdampak Bumi dan lingkungan Bumi.

Contohnya, puing-puing sampah bekas roket Proton Rusia, yang diluncurkan dari kosmodrom Baikonur di Kazakhstan. Puing-puing sampahnya yang mengandung residu bahan bakar beracun berserakan di wilayah Altai di Siberia timur dan menimbulkan bahaya serius bagi tanaman dan hewan.

Meskipun sekarang ini beberapa perusahaan telah memulai misi untuk membersihkan sampah luar angkasa yang menumpuk di luar angkasa dalam 70 tahun terakhir, toh upaya mengatasi akar masalah sampah di luar angkasa penting dilakukan.

Salah satu caranya yaitu mewajibkan perusahaan antariksa untuk mengambil tindakan yang lebih ketat seperti menetapkan batasan jumlah satelit dan roket yang dikirim ke luar angkasa setiap tahun.

Selain itu, perlu pula ada perjanjian internasional yang membebankan biaya penggunaan orbit kepada operator untuk setiap satelit yang diluncurkannya.

Sampah, baik di Bumi maupun di luar angkasa, perlu mendapatkan pananganan secara tepat.

Upaya mengurangi sampah di Bumi dan di luar angkasa penting dilakukan agar kehidupan agar jagat raya ini lebih berkelanjutan.***

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image