Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image 02_Yenni Tiya Ariska

Budidaya Limbah?

Eduaksi | 2024-12-03 18:55:06

Limbah merupakan sebuah kata yang sudah familiar terdengar oleh kita. Namun, mereka masih belum bisa memaknai kata tersebut dengan baik dan benar. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan minimnya kesadaran masyarakat dengan berbagai limbah yang ada di sekitarnya. Beberapa contoh kecilnya yaitu masih ada beberapa masyarakat yang membuang sampah di sungai, membakar sampah, bahkan ada sebagian dari mereka yang membiarkan sampah tersebut menumpuk sampai membentuk gunung kecil. Tumpukan sampah yang menggunung kebanyakan terjadi di Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan juga di Tempat Penampungan Akhir (TPA).

Hal tersebut tidak dapat dipungkiri dengan budaya konsumtif masyarakat Indonesia yang menyebabkan timbulan sampah di Indonesia mencapai 39,4 juta ton/tahun menurut data yang ada dalam Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada tahun 2023. Dari situs yang sama didapatkan informasi bahwa terdapat 38.38% sampah yang tidak terkelola. Lantas, sampah yang tidak terkelola tersebut mau dibawa kemana?

Lemahnya Peran Pemerintahan atau Minimnya Kesadaran Masyarakat?

Sampah saat ini mungkin masih menjadi suatu hal yang dianggap remeh oleh masyarakat dan pemerintah. Mengapa demikian? Karena dari data yang ada sudah terbukti bahwasanya masih ada sekitar 38.38% sampah yang belum teratasi di Indonesia. Lantas dari hal tersebut siapakah yang paling bersalah atas masalah ini? Sebuah pertanyaan besar yang mungkin tidak bisa dijawab oleh kedua belah pihak. Pemerintah sudah berperan dalam proses mengatasi timbulan sampah yang ada di Indonesia. Namun, pemerintah lupa untuk memberikan cara efektif untuk pengelolaan sampah lebih lanjut. Contoh kecil saat ini yang ada di Surabaya, terdapat Tempat Penampungan Akhir (TPA) yang ada di Benowo. Di dalam TPA tersebut sudah dilakukan pengelolaan sampah yang lebih lanjut, akan tetapi sampah yang ada dalam TPA tersebut masih menggunung dan memiliki bau yang sangat menyengat.

Dari beberapa hal tersebut dapat dipertanyakan siapakah pihak-pihak yang menjadi faktor utama timbulan sampah menumpuk di TPA. Apakah dari pihak pekerja yang kurang perhatian dengan sekitar atau kebiasaan masyarakat yang terlalu konsumtif, sehingga menyebabkan timbulan sampah yang membludak dan tidak bisa teratasi. Mulai dari sampah plastik yang sering kali digunakan oleh masyarakat sekitar dalam kehidupan sehari-hari. Padahal, dari pihak pemerintah juga sudah mengingatkan terkait pengurangan penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari supaya mampu mengurangi jumlah timbulan sampah yang ada di Indonesia.

Indonesia Masih Butuh Inovasi Lebih Untuk Mengatasi Timbulan Sampah

Inovasi terus berkembang mengikuti peradaban zaman, hingga saat ini memasuki era Society 5.O yang memasuki era penerapan ilmu pengetahuan yang berbasis modern. Implementasi Society 5.O di negara Indonesia yang tergolong negara dengan status berkembang bukanlah suatu hal yang mudah. Hal tersebut terjadi karena minimnya keuangan untuk mengembangkan beberapa inovasi yang dinilai mampu untuk mengelola beberapa permasalahan yang ada di Indonesia. Saya rasa keuangan bukan faktor utama untuk mengatasi permasalahan sampah yang ada di Indonesia. Terbukti bahwa ada beberapa TPS yang mengelola samoah dengan menggunakan budidaya maggot atau larva dari lalat Black Soldier Fly, luaran dari budidaya maggot dapat berupa pupuk kompos, pakan ternak, pupuk organik, serta diolah menjadi minyak. Beberapa TPS berhasil mengelola timbulan sampah dengan menggunakan budidaya maggot, sehingga di TPS tersebut sudah tidak ada lagi sampah yang menggunung.

Budidaya maggot merupakan salah satu inovasi dari pengelolaan sampah yang ada di Indonesia yang bekerja untuk menguraikan sampah organik. Namun, sangat disayangkan karena seluruh TPS yang ada di Indonesia belum menerapkan budidaya maggot. Sehingga, TPS yang ada di beberapa wilayah hanya sebagai tempat transit sampah menuju TPA, yang menyebabkan terjadinya timbunan sampah yang membludak dan petugas dari TPA yang kesusahan untuk mengolah sampah yang ada di lokasinya.

Harapannya dari pihak pemerintah melakukan sosialisasi ke daerah-daerah yang ada di Indonesia untuk mengelola sampahnya terlebih dahulu di TPS dengan budidaya maggot. Sehingga, nantinya juga akan menambah pemasukan dari wilayah tersebut dengan menjual hasil budidaya maggot yang dijual di pasaran.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image