Berapa Banyak Garam yang Sebaiknya Kita Konsumsi?
Gaya Hidup | 2024-03-24 12:45:52TANPA garam, kalian tidak akan bisa bertahan hidup. Saraf akan gagal bekerja; otot tidak akan berkontraksi. Namun, para ahli mengatakan bahwa kebanyakan orang mengonsumsinya terlalu banyak, sehingga meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Studi ilmiah selama sekitar 50 tahun terakhir telah menunjukkan pola yang jelas: “Semakin banyak garam yang kita makan, semakin tinggi tekanan darah kita,” kata Cheryl Anderson, seorang profesor kesehatan masyarakat di Universitas California, San Diego.
Dalam tinjauan tahun 2021 terhadap 85 uji klinis, misalnya, para ilmuwan mengamati apa yang terjadi pada tekanan darah seseorang ketika mereka mengonsumsi 400 hingga 7.600 miligram garam per hari. Ketika konsumsi mereka meningkat, para peneliti melaporkan, tekanan darah mereka juga meningkat. Efeknya paling kuat terjadi pada orang yang sudah menderita tekanan darah tinggi, namun para peneliti juga melihatnya pada orang yang tidak menderita tekanan darah tinggi.
Mengelola tekanan darah adalah salah satu hal terpenting yang dapat kita lakukan untuk mengurangi risiko terkena penyakit jantung atau stroke, kata Dr Anderson. Hampir separuh orang dewasa di Amerika Serikat menderita tekanan darah tinggi. Dan para peneliti mengatakan bahwa dari semua masalah pola makan kita, garam adalah yang paling berbahaya bagi kesehatan global.
Orang dewasa sebaiknya tidak boleh mengonsumsi lebih dari 2.300 miligram -- setara dengan sekitar satu sendok teh garam meja -- per hari. Organisasi Kesehatan Dunia dan Komunitas Hipertensi Internasional memiliki batas yang sedikit lebih rendah yaitu tidak lebih dari 2.000 miligram per hari. Dan American Heart Association mengatakan bahwa meskipun tidak lebih dari 2.300 miligram per hari adalah target yang baik, lebih baik lagi menghindari lebih dari 1.500 miligram per hari, terutama jika Anda sudah memiliki tekanan darah tinggi.
Pedoman tersebut didasarkan pada bukti terbaik yang ada mengenai tekanan darah tinggi dan penyakit jantung, kata Dr Frank Hu, seorang profesor nutrisi dan epidemiologi di Harvard TH Chan School of Public Health.
Namun, tidak semua ahli setuju. Dalam beberapa penelitian yang diterbitkan sekitar sepuluh tahun terakhir, misalnya, para peneliti melaporkan bahwa hanya orang yang mengonsumsi lebih banyak garam – sekitar 5.000 miligram per hari – yang memiliki risiko lebih besar terkena penyakit jantung atau kematian dini. Temuan tersebut menunjukkan bahwa pedoman konsumsi gram yang ditetapkan oleh organisasi kesehatan di seluruh dunia terlalu ketat. Demikian ditegaskan kata Dr Martin O’Donnell, seorang profesor kedokteran neurovaskular di Universitas Galway di Irlandia.
Jika kalian memiliki tekanan darah tinggi, mengurangi konsumsi natrium kemungkinan besar akan membantu menurunkannya, kata Dr Deepak K. Gupta, ahli jantung di Vanderbilt University Medical Center di Nashville. Hal ini telah ditunjukkan dalam banyak penelitian, termasuk uji coba tahun 2023 yang dipimpin oleh DrGupta, yang menunjukkan bahwa, pada kebanyakan orang, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah seperti halnya pengobatan.
Beberapa uji coba baru-baru ini menunjukkan bahwa orang dewasa dengan tekanan darah normal yang mengurangi asupan garam memiliki kemungkinan lebih kecil terkena tekanan darah tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengurangi konsumsinya. “Mencegah tentu jauh lebih baik daripada mengobati,” kata Dr Hu.
Saat membeli makanan kemasan, Dr Anderson mengatakan bahwa aturan praktis yang baik adalah memilih produk yang tidak mengandung miligram garam per porsi lebih banyak daripada kalori. Ini akan membantu kalian tetap berada di bawah batas harian 2.300 miligram.***
Sumber: Channel News Asia
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.