Mengapa Disebut Ramadan? Ini Asal Usulnya
Agama | 2024-03-18 20:43:28Setiap nama biasanya memiliki asal usul. Nama tersebut ada yang disebut karena langsung disebutkan juga ada yang dilatarbelakangi oleh kondisi atau peristiwa tertentu.
Bulan Ramadan adalah bulan kesembilan dalam kalender Hijriah. Bulan ini datang setelah bulan Sya'ban dan sebelum bulan Syawal. Pada bulan ini, al-Qur’an diturunkan juga bulan untuk menjalankan puasa wajib. Jumlah harinya berkisar antara dua puluh sembilan atau tiga puluh hari.
Pada Mu’jam al-Ma’ani al-Jami’ (2020) ditemukan bahwa kata Ramadan adalah bentuk tunggal (mufrad). Adapun bentuk bentuk jamaknya adalah armidhah dan ramadhanin(a). Merujuk pada hadis Nabi Saw, pada bulan ini Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka, serta setan-setan diikat.
Asal kata Ramadan berasal dari kata ramadh yang berarti panasnya sinar matahari di atas pasir dan benda-benda lainnya. Ramadh berarti peningkatan panas dan intensitasnya. Rasulullah Saw ketika masuk ke Quba dan mereka sedang melaksanakan salat Duha, beliau bersabda: "Salat orang-orang ketika sinar matahari memuncak (ramadhat). Artinya adalah salat ini dilakukan saat cuaca sedang sangat panas. Hadis ini salah satunya ditemukan pada Shahih Muslim dari Zaid bin Arqam. Dalam al-Mukhtar al-Shahah disebutkan ramadhat al-fisal, berarti terbakarnya bagian-bagian kaki unta kecil yang disebut fisal karena panasnya pasir, dan armadha berarti membakarnya.
Abdul Aziz dalam salah satu artikelnya yaitu Ramadhan fi al-Jahiliyyah wa al-Islam, menuturkan bahwa nama-nama bulan dalam kalender Hijriyah berbeda dari yang ada saat ini, termasuk bulan Ramadhan. Abdul Aziz menegaskan bahwa sejak zaman 'Ad dan Tsamud hingga dua ratus tahun sebelum kedatangan Islam, namanya adalah Tatil , yang merujuk pada seseorang yang memasok air dari mata air atau sumurnya sendiri. Nama itu menunjukkan bahwa waktu Ramadhan pada saat itu berada di musim dingin.
Bulan itu juga disebut Zahir karena bangsa Arab mengaitkan kedatangan bulan dengan masa tumbuhnya tanaman. Tanaman hanya mekar dengan adanya hujan. Sebelum Islam sekitar dua ratus tahun, bangsa Arab mengubah nama-nama bulan Hijriyah. Usulan perubahan itu datang dari Kalab bin Murrah dari suku Quraisy, yang juga yang menamai nama-nama bulan. Bangsa Arab menggunakan kondisi iklim dan sosial untuk menentukan nama-nama bulan baru , sehingga nama Ramadan dipilih karena ia merupakan awal dari musim panas yang dikenal sebagai Rumadhah, sehingga diberi nama Ramadan.
Penelusuran pada beberapa artikel ditemukan alasan mengapa bulan ini diberi nama Ramadhan. Pertama, namanya cocok dengan panasnya cuaca ketika nama bulan tersebut dipindahkan dari bahasa Arab kuno. Kedua, di dalamnya terdapat pembakaran dosa atau dengan kata lain adalah pengampunan. Ketiga, perut orang yang berpuasa menjadi cenderung panas di dalamnya. Keempat, seseorang harus hati-hati menjadi lebih bijaksana selama bulan ini yang dipengaruhi oleh kebaikan sebagaimana kehangatan matahari mempengaruhi batu dan pasir.
Sebagian pemikir lain melihat bahwa tidak ada hubungan antara Ramadhan dan panas karena Ramadhan adalah salah satu bulan lunar (qamariyyah) bukan solar (syamsiyyah). Pemikir lain memandang bahwa kata Ramadhan adalah intensitas panas sehingga menyebabkan haus, bukan intensitas panasnya matahari. Kehausan tentu bisa terjadi di semua musim dengan adanya puasa, tidak hanya terbatas pada musim panas. Informasi ini ditemukan pada artikel Muhammad al-Sailawi dengan judul Tarikh Ramadhan wa Makanatuhu fi al-Islam.
Wallahu A'lam
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.