Sekolah tak Terawat dan Layanan Pendidikan tak Memadai, Perlu Diubah
Edukasi | 2024-03-14 23:27:54Sekolah merupakan tempat belajar bagi para peserta didik dan merupakan lembaga pendidikan yang bertanggungjawab untuk membentuk karakter, sikap, dan kemampuan peserta didik. Dengan demikian, setiap orang tua mempercayakan anak-anaknya untuk belajar di sekolah yang sudah ditempatkan agar bisa menerima layanan pendidikan yang baik dan layak.
Sekolah sudah semestinya menjadi tempat belajar yang nyaman bagi siswa. Namun, pada kasus tertentu ditemukan beberapa sekolah yang memiliki kondisi lingkungan yang kurang kondusif dan kurang nyaman. Hal itu membuat para orang tua merasa ragu terhadap mutu pendidikan yang diberikan oleh sekolah tersebut.
Dari banyaknya sekolah yang ada di Indonesia, masih ada sekolah yang kurang terawat dengan baik sehingga menimbulkan proses belajar menjadi kurang nyaman. Dari laporan yang ditemukan pada salah satu media (sumber: https://katanetizen.kompas.com/read/2024/02/28/183000185/upaya-bersama-mengembalikan-kepercayaan-orangtua-pada-sekolah) , salah satu sekolah yang berada di Desa Embung Kandong, Lombok Timur merupakan sekolah yang memerlukan perhatian khusus karena lingkungannya yang tampak tidak terawat. Hal itu dibuktikan dengan adanya halaman sekolah yang tidak berfungsi sebagai halaman, malah menjadi tempat pembuangan sampah warga sekitar. Tak hanya kondisi lingkungan sekolah yang tidak terawat, kurangnya kedisipilinan juga menjadi masalah utama. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya angka ketidakhadiran siswa dan proses pembelajaran yang kurang efektif. Jadwal pembelajaran juga seringkali tidak terlaksana dengan optimal dan tidak terkelola dengan baik antara waktu belajar dengan waktu istirahat.
Permasalahan lingkungan sekolah yang kurang terawat dan kedisipilinan yang kurang menjadi masalah yang cukup serius. Adanya pembelajaran di sekolah seharusnya mampu mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut, sekolah harus menjadi tempat yang nyaman untuk para peserta didik belajar. Karena tempat belajar yang nyaman akan membuat siswa bisa belajar dengan nyaman sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran yang diberikan. Sebaliknya, tempat belajar yang tidak nyaman akan membuat siswa terganggu dengan kondisi sekitar sehingga menyebabkan siswa sulit memahami materi pembelajaran.
Kasus di atas merupakan satu contoh dari banyaknya sekolah yang mungkin memiliki keadaan serupa, terutama sekolah di daerah-daerah terpencil. Hal ini tidak bisa jika hanya didiamkan, perlu ada tindakan yang serius untuk mengatasi masalah tersebut. Sebab jika tidak segera diatasi maka akan berpengaruh kepada menurunnya kualitas pendidikan yang didapatkan bagi generasi muda penerus bangsa.
Maka dari itu, untuk mengatasi masalah di atas perlu beberapa upaya yang dilakukan oleh sekolah agar pembelajaran bisa berjalan optimal dengan lingkungan sekolah yang nyaman. Pertama, sekolah harus memiliki aturan yang jelas untuk mendisiplinkan siswa. Sekolah bukan hanya tempat untuk mendapatkan ilmu, tapi juga tempat untuk membentuk karakter dan kepribadian siswa.
Dengan demikian, sekolah perlu menerapkan berbagai aturan yang harus dipatuhi siswa agar mereka menjadi karakter yang disiplin. Kedisiplinan merupakan sikap yang wajib dimiliki oleh setiap manusia, karena orang yang disiplin akan bisa mengelola dirinya dan aktivitas yang dilakukan dengan baik dan teratur. Salah satu contoh bentuk kedisiplinan di sekolah yaitu siswa diwajibkan untuk hadir di sekolah tepat waktu, pelaksanaan jam pembelajaran sesuai dengan jadwal, penggunaan seragam sekolah, pelaksanaan upacara bendera secara rutin, dan masih banyak kegiatan pendisiplinan lainnya.
Dengan adanya penegakan disiplin yang baik, siswa akan memiliki karakter yang baik pula karena terbiasa untuk disiplin. Sebaliknya, tanpa adanya penegakan disiplin siswa akan merasa bebas di sekolah dan bisa melakukan semaunya karena tidak ada hukuman apapun jika tidak mengikuti aturan yang berlaku. Karakter yang baik tentu yang bisa mengelola diri sendiri, salah satunya melalui kedisiplinan. Kedua, sekolah bisa mengadakan kegiatan ekstrakulikuler yang menarik. Siswa tidak hanya bisa belajar pelajaran umum saja, tapi siswa juga bisa mengekspresikan bakat dan kemampuannya melalui kegiatan ekstrakulikuler.
Dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk berperan lebih aktif dan dinamis dalam kegiatan-kegiatan yang menarik. Selain itu, peserta didik juga dapat menjalin silaturahmi yang lebih akrab lagi dengan teman-teman yang lain dalam arti lain dapat memperluas jejaring pertemanan mereka. Sebagai makhluk sosial, peserta didik juga perlu sering berinteraksi dengan orang-orang di sekitar dan mengambil peran di dalam lingkungan masyarakat. Itu merupakan menjadi bekal agar peserta didik bisa menghadapi dunia luar nantinya. Ketiga, diadakan penataan lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah yang bersih dan teratur akan menciptakan indikator positif terhadap manajemen sekolah dan menjadikan sekolah sebagai tempat belajar yang nyaman.
Upaya penataan lingkungan sekolah di antaranya memperbaiki dan membersihkan area-area di sekolah yang masih kotor dan berdebu, mengubah area pembuangan sampah menjadi taman sekolah, menempelkan tulisan-tulisan kreatif untuk meningkatkan literasi peserta didik, dan lain-lain. Tak hanya menata lingkungan sekolah, ruang kelas sebagai ruang pembelajaran juga perlu ditata dengan baik dan tepat. Ruang kelas yang rapi dan bersih akan membuat peserta didik lebih semangat belajar dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Meja dan kursi peserta didik bisa disusun dengan baik agar terkesan rapi, menambahkan jadwal pembelajaran agar peserta didik terus ingat dan bisa membaca jadwal pembelajaran di kelas, dan penambahan kata-kata motivasi untuk siswa juga bisa ditambahkan pajangan berupa lukisan karya-karya siswa.
Selanjutnya, sekolah bisa menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan bisa tercipta jika menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Itu sebabnya, penggunaan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan karakter peserta didik. Pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik akan memudahkan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Pencahayaan ruang kelas juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran.
Pencahayaan yang baik akan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Tanpa adanya cahaya atau pencahayaan yang sedikit, siswa akan kesulitan dalam membaca buku materi pelajaran dan lebih sulit memahami materi. Selain itu, sekolah bisa menjadi tempat yang nyaman apabila peserta didiknya diberikan penghargaan atas prestasi yang telah dicapai. Dalam setiap sekolah, tentu ada peserta didik yang aktif mengikuti suatu perlombaan dan mendapatkan prestasi.
Untuk mendukung hal itu, sekolah perlu memberikan penghargaan kepada setiap peserta didik yang memiliki prestasi agar bisa menambah motivasi dan semangat peserta didik untuk meraih tujuan belajar. Selanjutnya, jam istirahat dan aktivitas fisik jangan dilupakan. Peserta didik juga perlu istirahat yang cukup aktivitas fisik yang teratur agar memiliki kesehatan fisik dan mental. Dalam proses pembelajaran, peserta didik tentu perlu sehat jasmani dan rohani. Jika salah satu Kesehatan tidak baik, maka akan berpengaruh ke dalam proses pembelajaran.
Demikianlah upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan sekolah dengan lingkungan yang nyaman. Kenyamanan lingkungan sekolah perlu menjadi perhatian khusus karena akan berpengaruh kepada proses pembelajaran yang kondusif. Layanan pendidikan juga harus disiapkan dengan baik oleh setiap sekolah. Jika lingkungan sekolah sudah nyaman dengan layanan pendidikan yang baik, maka akan memberikan kenyamanan belajar juga bagi peserta didik sehingga lebih mudah memahami materi pembelajaran. Dengan demikian, tujuan pendidikan nasional pun bisa dicapai.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.