Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nur Aini

Anak Perempuan Jadi Pelaku Bullying, Memang Bisa?

Parenting | Friday, 08 Mar 2024, 21:03 WIB

Miris, anak perempuan di bawah umur menjadi pelaku bullying terhadap sesama perempuan. Fakta ini terjadi di Batam, heboh berawal dari viralnya video empat remaja putri yang merundung remaja putri lainnya.

Bullying yang selama ini identik dengan kekerasan yang terjadi pelakunya adalah anak laki-laki sekarang sudah bergeser ke anak perempuan. Dan motifnya pun sangat sepela, karena sakit hati berawal dari saling ejek. Bukti mental yang sakit, tidak tahan banting, berpikiran sempit dan mudah ciut nyali ya, beraninya keroyokan tanpa memikirkan akibatnya.

Lebih miris lagi adalah terkait sanksi yang diberikan. Karena pelaku anak-anak, maka diterapkan hukum peradilan anak, dan anak sebagai anak berhadapan hukum, dengan sanksi yang lebih rendah. Model sistem peradilan seperti ini, -yang merujuk pada definisi anak adalah di bawah usia 18 tahun- menjadi celah banyaknya kasus bullying yang tak membuat jera pelaku.

Anak menjadi pelaku kekerasan menggambarkan lemahnya pengasuhan dan gagalnya sistem Pendidikan mencetak anak didik yang berkepribadian mulia. Pendidikan yang berbasis sekular membuat anak jauh dari ilmu kehidupan, hanya dijejali cara eksis dalam kehidupan namun tak berkutik ketika didera masalah kehidupan. Didukung pada pola pengasuhan yang fokus pada pemenuhan materi semata, maka lengkap sudah unsur pendukung penyebab lemahnya kepribadian anak. Anak mudah tersulut emosinya, mudah melampiaskan kata hatinya, hukum syara' jelas tak terbersit untuk dijadikan pedoman dan solusi kehidupan. Realitas yang wajar terjadi dalam sistem kapitalis sekular, agama hanya hiasan dalam kehidupan. Beda jauh dengan sistem Islam.

Islam memiliki sistem sanksi yang shahih yang mampu membuat jera termasuk dalam menetapkan pertanggungjawaban pelaku dalam batas balighnya seseorang atau usia 15 tahun. Dengan tegasnya sanksi dalam Islam, jelas siapapun akan berpikir ribuan kali sebelum melakukan perundungan dan kejahatan lainnya

Islam juga memiliki sistem yang sempurna yang menjamin terbentuknya kepribadian yang mulia baik di keluarga, sekolah maupun masyarakat. Di sekolah anak dididik untuk mengenal aturan Sang Pencipta, anak dibekali ilmu untuk menjalani kehidupan dunia yang bervisi akhirat. Di masyarakat anak hidup di lingkungan sehat yang dihiasi kasih sayang dan ketaatan, negara pun peduli dengan keselamatan dan kesejahteraan anak.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image