Harga Beras Meroket, Rakyat Panik
Agama | 2024-03-07 22:06:57Harga beras terus meroket naik memecahkan rekornya. Di Bandung, harga beras di Tingkat pengecer tembus hingga Rp. 18.500 per Kg. Selain harganya yang melonjak naik, ketersediaan beras di pasaran juga sempat menghilang. Beras premium kemasan 5 Kg yang biasa dijual di supermarket dan minimarket mendadak tidak tersedia. Beras merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia, wajar bila kenaikan harga beras ini menimbulkan kepanikan. Harga beras meroket naik, sementara penghasilan tidak.
Untuk menangani lonjakan harga beras, pemerintah menggelar operasi pasar yang digelar di masing-masing kecamatan. Dalam operasi pasar ini beras medium SPHP dijual dengan harga Rp. 10.600 per Kg. Operasi pasar disambut antusias warga. Sayangnya beras dengan harga murah ini jumlahnya terbatas.
Penyebab Kenaikan Harga
Presiden Joko Widodo menyatakan kenaikan harga beras disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca sehingga terjadi gagal panen. Tidak hanya di Indonesia, harga beras di seluruh dunia mengalami kenaikan. Konsumsi beras Indonesia tetap, namun produksi menurun. Sehingga terjadi kekurangan suplai yang menyebabkan kenaikan harga (republika 19/02/2024).
Faktor cuaca memang sangat mempengaruhi produktivitas komoditi beras. Namun, hal ini semestinya bisa diantisipasi dari jauh-jauh hari. Sejumlah pengamat menilai hal itu tidak sepenuhnya benar. Beberapa negara di Asia Tenggara seperti Thailand dan Vietnam mampu menangani hal permasalahan cuaca sehingga stok mereka tetap aman. Pada Tahun 2023, Thailand dan Vietnam merupakan negara pengimpor beras terbesar ke Indonesia.
Perubahan iklim dan cuaca hanyalah satu dari penyebab menurunnya produktivitas beras dan terjadinya kenaikan harga beras di Indonesia. Produktivitas beras Indonesia menurun dalam 10 tahun terakhir. Alih fungsi lahan pertanian terjadi di beberapa wilayah. Menurut data Kementerian Pertanian (Kementan), alih fungsi lahan pertanian mencapai 90.000 hingga 100.000 hektar setiap tahun. Permasalahan pupuk mahal tak kunjung usai di Indonesia menyebabkan harga produksi beras kian tinggi. Alih-alih bertani, akhirnya para petani yang jumlah lahannya kurang dari 0,5 Hectare akhirnya banyak menjual lahan pertaniannya pada pihak lain. Ketiadaan regenerasi petani kian memperparah. Generasi muda saat ini tidak tertarik untuk terjun ke bidang pertanian karena dinilai tidak mampu memberikan kesejahteraan.
Permasalahan lainnya yang menyebabkan kenaikan harga beras adalah rantai distribusi beras cukup Panjang. Terjadi ketimpangan harga di kalangan petani dan konsumen. Para petani menjual dengan harga murah hasil pertanian mereka ke pengepul, lalu pengepul membawanya ke penggilingan. Dari penggilingan dibawa ke pedagang, agen, hingga ke penjual eceran. Setiap rantai distribusi mendapatkan keuntungan. Hingga menyebabkan harga beras tinggi. Dengan rantai distribusi yang panjang ini sangat mungkin adanya kenaikan harga dan adanya peran kartel.
Kapitalisme Biang Kerok
Sistem ekonomi kapitalisme yang saat ini berlaku telah memberikan kebebasan bagi setiap individu atau perusahaan melakukan kegiatan ekonomi untuk meraih keuntungan. Setiap orang diberikan kebebasan untuk bekerja dan berusaha dengan persaingan yang bebas tanpa intervensi dari pemerintah. Pemerintah hanya hadir sebagai pengawas tidak dibolehkan untuk ikut campur.
Dengan kebebasan yang diusung kapitalisme ini, maka korporasi yang memiliki modal besarlah yang akan menguasai pasar. Mereka mampu mengakses komoditi dari hulu, distribusi hingga hilirnya untuk setiap barang atau jasa. Mereka menguasai pasokan barang dan harga di pasaran. Barang-barang yang semestinya dijamin ketersediaannya oleh negara, diambil alih oleh swasta dengan orientasi mengambil keuntungan dari rakyat.
Kenaikan harga bahan pokok telah terjadi berulang kali. Tidak hanya beras, namun juga komoditi pangan lainnya. Operasi pasar yang telah dilakukan oleh pemerintah hanyalah Solusi jangka pendek. Solusi atas kenaikan harga beras yang selama ini telah dijalankan, hanyalah solusi jangka pendek. Tidak menyentuh akar permasalahannya yaitu penerapan sistem kapitalisme. Maka sangat mungkin di masa depan kembali terjadi lonjakan kenaikan harga pangan.
Islam Solusi Tuntas Kenaikan Harga Beras
Solusi kenaikan harga beras, maupun komoditas pangan lainnya tidak akan hadir dalam paradigma kapitalisme. Dalam pandangan kapitalisme, rakyat adalah pangsa pasar yang bisa diambil keuntungan dari mereka.
Sangat berbeda dalam pandangan Islam. Dalam pandangan Islam, negara wajib mengurus segala kepentingan rakyatnya. Nabi Muhammad saw bersabda,
“imam (khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggungjawab atas pengurusan rakyatnya” (HR. Al-Bukhari)
Setiap pemimpin dalam Sistem Islam memiliki kesadaran penuh bahwa kepemimpinannya akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah swt. Maka tidak boleh ada kelalaian atau kezaliman terhadap rakyat. Sehingga pemimpin dalam sistem Islam akan berupaya secara maksimal memenuhi hak-hak rakyat. Alasan sakral ini tidak akan ditemui dalam negara yang menerapkan kapitalisme.
Menjamin ketersediaan barang kebutuhan pokok adalah tugas negara. Negara dengan sumber daya yang dimilikinya harus mampu melaksanakan kedaulatan pangan untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Negara perlu menerapkan kedaulatan pangan untuk menghilangkan ketergantungan dan dimanfaatkan oleh oligarki.
Produktivitas pertanian bisa ditingkatkan dengan ekstensifikasi dan intensifikasi. Negara memiliki lahan yang jumlahnya berlimpah untuk perluasan lahan pertanian. Negara dengan bantuan para ahli bisa menilai ekstensifikasi bisa dilakukan di wilayah mana saja yang memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Alih fungsi lahan tidak diperbolehkan bila mengancam produktivitas pangan secara keseluruhan. Sementara intensifikasi dilakukan diantaranya dengan mendorong para ilmuwan melakukan penelitian untuk memperoleh bibit unggul, menciptakan sistem irigasi yang menunjang, menyediakan pupuk yang murah dan berkualitas serta melakukan mitigasi terhadap ancaman bencana atau perubahan iklim.
Negara juga bertanggung jawab dalam proses distribusi barang kebutuhan pangan. Rantai distribusi dibuat lebih sederhana agar tidak menimbulkan ketimpangan harga yang memberatkan bagi rakyat. Namun, kesejahteraan petani pun turut menjadi perhatian. Kebutuhan petani terhadap bahan-bahan pertanian wajib dipenuhi oleh negara. Sehingga meringankan petani dalam menentukan harga pokok produksinya.
Ketika Islam diterapkan dalam setiap level, maka setiap elemen (individu, masyarakat, negara) memiliki semangat yang sama untuk taat terhadap hukum syara’. Hal ini akan mencegah terjadinya tindakan mencari keuntungan pribadi dan menzalimi orang lain. Kartel atau oligopoli perusahaan tidak akan ada dalam penerapan Sistem Islam.
Penerapan politik ekonomi Islam oleh negara yang akan menjamin pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, mulai dari produksi sampai distribusi. Termasuk kemampuan rakyat dalam membeli kebutuhan pokok yang mereka butuhkan. Negara mendukung penuh terhadap sektor pertanian yang merupakan sektor penting dalam Islam. Dengan demikian kedaulatan pangan dapat terwujud, lonjakan kenaikan harga pangan akan terhindarkan. Terpenting, umat hidup dalam bingkai ketaatan ketika Islam diterapkan menjadi sebuah sistem kehidupan.
Wallahu’alam bisshawab
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.