Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image UCare Indonesia

Tepis Kekhawatiran Soal Rezeki dengan Amalan Ini!

Agama | Thursday, 07 Mar 2024, 11:17 WIB
sumber gambar: freepik.com

Rezeki merupakan salah satu aspek hidup yang penting. Walaupun setiap makhluk telah diatur masing-masing rezekinya, tidak sedikit manusia yang mengalami kekhawatiran tentangnya. Allah SWT dalam Al-Qur'an memberikan petunjuk yang dapat membantu umat Muslim menepis rasa khawatir perihal rezeki.

Berikut adalah beberapa ayat Al-Qur'an yang membahas tentang tips atau cara menangani kekhawatiran seorang manusia tentang konsep rezeki.

1. Tawakkal kepada Allah

Allah SWT menekankan pentingnya bertawakal kepada-Nya dalam menghadapi kehidupan sehari-hari, termasuk soal rezeki. Dalam Surah Ali Imran (3:159), Allah berfirman:

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya."

Bertawakal kepada Allah adalah kunci untuk menepis kekhawatiran tentang rezeki. Mempercayakan segala urusan kepada-Nya akan memberikan ketenangan hati dan keyakinan bahwa Allah adalah Ar-Razzaq, Sang Pemberi Rezeki.

2. Berbuat Baik dan Bersedekah

Surah Al-Baqarah (2:261) mengajarkan pentingnya bersedekah sebagai bentuk amal yang membawa keberkahan dalam rezeki:

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Dengan bersedekah, Allah berjanji melipatgandakan rezeki bagi mereka yang memberikan sebagian dari apa yang telah diberikan-Nya. Berbuat baik dan memberi kepada sesama merupakan investasi dalam mendapatkan keberkahan rezeki.

3. Syukur atas Nikmat-Nya

Dalam Surah Ibrahim (14:7), Allah mengingatkan umat-Nya untuk bersyukur atas nikmat-Nya:

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: "Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu; tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."

Bersyukur terhadap rezeki yang telah diberikan Allah SWT merupakan cara untuk mendapatkan lebih banyak nikmat. Dengan mensyukuri setiap apa yang dimiliki dalam hidup, termasuk rezeki, Allah berjanji untuk menambahkan lebih banyak kebaikan kepada hamba-Nya.

4. Ikhtiar dan Usaha yang Halal dan Baik

Allah memberikan petunjuk bahwa manusia harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai rezeki. Dalam Surah Al-Baqarah (2:286), Allah berfirman:

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..."

Dengan kata lain, Allah memahami batasan dan kemampuan hamba-hamba-Nya. Manusia perlu melakukan ikhtiar dan usaha yang bijak sesuai dengan kemampuan mereka, dan hasilnya adalah urusan Allah.

Mengutip Surah Al-Mulk (67:15), "Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan."

Dalam pandangan Islam, kekhawatiran tentang rezeki dapat diatasi dengan meningkatkan keimanan, bertawakal kepada Allah, bersedekah, bersyukur, dan melakukan ikhtiar yang bijak. Dengan mengamalkan petunjuk dan hikmah ilahi dalam Al-Qur'an, umat Muslim dapat menjalani hidup dengan penuh kepercayaan dan ketenangan dalam menghadapi segala tantangan rezeki.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image