Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Anak-anak Gaza Terancam Jiwanya karena Kelaparan

Info Terkini | Tuesday, 05 Mar 2024, 15:13 WIB
Anak-anak di Gaza sedang antre makanan. Foto: Agence France-Presse via ndtv.com.

ANAK-anak di Gaza utara terus terancam jiwanya karena menghadapi kelaparan. Demikian menurut Organisasi Kesehatan Dunia [WHO]. Dalam postingan di X, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, melaporkan “temuan suram” setelah WHO mengunjungi dua rumah sakit di Gaza utara.

“Malnutrisi tingkat parah, anak-anak meninggal karena kelaparan, kekurangan bahan bakar, makanan dan pasokan medis, gedung rumah sakit hancur,” tulisnya di platform media sosial pada hari Senin kemarin, seperti dikutip Euro News, Selasa [5/3/2024] siang.

Di Rumah Sakit Kamal Adwan -- satu-satunya rumah sakit anak di utara Gaza -- Ghebreyesus mengatakan “kekurangan makanan” telah mengakibatkan kematian 10 anak.

Situasi di Rumah Sakit Al-Awda -- fasilitas kedua yang dikunjungi oleh tim WHO -- “sangat mengerikan,” lanjutnya, dengan salah satu bangunan hancur.

Ghebreyesus mengatakan ini adalah kunjungan pertama badan PBB tersebut ke wilayah tersebut sejak awal Oktober ketika perang Hamas Israel pecah.

Pernyataan Ghebreyesus ini menyusul laporan baru-baru ini bahwa enam anak meninggal karena dehidrasi dan kekurangan gizi di dua rumah sakit tersebut, yang tidak dapat digunakan karena kekurangan bahan bakar untuk menjalankan generator mereka.

“Kami mengimbau Israel untuk memastikan bantuan kemanusiaan dapat disalurkan dengan aman dan teratur,” tulis Ghebreyesus.

"Warga sipil, terutama anak-anak, dan staf kesehatan memerlukan bantuan yang lebih besar segera. Namun, obat utama yang dibutuhkan semua pasien ini adalah perdamaian,” sambungnya.

Diperkirakan 300.000 orang tinggal di Gaza utara, dengan hanya sedikit makanan atau air bersih.

Serangan militer Israel di Gaza pertama kali menargetkan wilayah utara -- tempat para ahli di City University of New York dan Oregon State University mengatakan 80% bangunan telah hancur.

Daerah tersebut hampir sepenuhnya terputus dari bantuan sejak dimulainya perang pada tanggal 7 Oktober, dan pasukan Israel secara rutin dituduh memblokir pasokan.

Di tengah apa yang disebutnya “runtuhnya ketertiban sipil”, Organisasi PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menghentikan pengiriman bantuan ke Gaza utara pada bulan Februari.

Dengan adanya peringatan PBB mengenai “kantong kelaparan” pada bulan Januari, semakin banyak orang yang putus asa mencoba mendapatkan bantuan dari truk yang lewat.

Tentara Israel menembaki kerumunan orang yang berkumpul di dekat konvoi bantuan di pusat Kota Gaza pada pekan lalu, memicu penyerbuan yang -- bersama dengan tembakan -- menewaskan banyak orang.

Badan pangan PBB juga menghentikan pengiriman bantuan ke Gaza utara pada tanggal 20 Februari, dengan alasan tembakan Israel serta “kekacauan dan kekerasan akibat runtuhnya ketertiban sipil” di wilayah tersebut.

UNRWA telah diizinkan oleh otoritas Israel untuk mengirimkan bantuan ke Gaza utara selama lebih dari sebulan, sementara organisasi kemanusiaan semakin menyesali jumlah bantuan yang diizinkan masuk ke wilayah tersebut.

Seorang pejabat senior bantuan PBB telah memperingatkan bahwa setidaknya 576.000 orang di Jalur Gaza -- seperempat dari populasi --menghadapi tingkat kerawanan pangan yang sangat parah.

Satu dari enam anak di bawah usia dua tahun di wilayah utara diperkirakan menderita kekurangan gizi akut.

Lewat X, Direktur Jenderal WHO itu menegaskan bahwa WHO telah "berhasil mengirimkan 9.500 liter bahan bakar ke setiap rumah sakit dan beberapa pasokan medis penting."

“Ini hanya sebagian kecil dari kebutuhan mendesak untuk menyelamatkan nyawa,” lanjutnya.***

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image