Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Admin Eviyanti

Jeritan Anak-Anak Gaza Memanggil Kita

Politik | 2025-04-21 19:20:33

Oleh Santika

Pengemban Dakwah

Kumandang takbir bergema diseantero jagad, kebahagiaan membersamai dan menandakan hari kemenangan telah tiba. Kupat lebaran dan opor serta berbagai hidangan tertata di meja. Sanak saudara saling bercengkrama dan bersilaturahmi penuh suka cita. Namun, kebahagian itu seakan sirna, ketika kabar duka dari saudara kita di Palestina menyapa. Tepat di hari raya Idul Fitri 2025, 64 orang tewas dibunuh oleh Israel. Melansir Aljazeera, Israel kembali mengebom jalur Gaza pada Minggu (30/3/2025) dini hari waktu setempat. Israel meyerang tenda dan rumah saat warga Palestina merayakan Idul Fitri 1446 Hijriah/2025 Masehi. (Detikhikmah.com, senin 31 Maret 2025).

Jangankan menikmati santapan Idul Fitri, yang ada, bumi Gaza Palestina rata dengan tanah. Pemboman tanpa henti. Israel menghianati gencatan senjata. Lebih miris lagi banyak anak-anak menjadi korban kebiadaban. Wajah mungil tanpa dosa kini ternoda dengan kebiadaban Israel laknatullah tepat di momen hari Idul Fitri. Menurut pernyataan Biro Statistic Palestina, setidaknya 17.954 anak telah tewas dalam serangan Israel di Gaza, termasuk 274 bayi baru lahir dan 876 bayi di bawah usia satu tahun. Sejak serangan genosida ke Palestina tahun 2023 Sebanyak 39.000 anak kehilangan orang tuanya dan dibiarkan tanpa perawatan. Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan setidaknya 100 orang anak dalam sehari yang menjadi korban kebiadaban serangan zionis Israel.

Genjatan senjata yang digembar gemborkan hanyalah sebuah ilusi bagi warga Palestina. Justru yang ada saat ini pengepungan terjadi di jalur gaza, bantuan kemanusiaan menjadi senjata mereka. Sehingga pasokan berbagai kebutuhan dijegal Dari berbagai penjuru. Kelaparan terjadi, bantuan medis tak dapat diperoleh sehingga anak anak tak berdosa ketika mendapat luka akibat genosida dilakukan tindakan medis tanpa anastesi.

Dunia seakan mati rasa, omong kosong berbagai penyataan Hak Asasi Manusia (HAM) harus dijungjung tinggi nyatanya tanpa bukti. Berbagai tek tek bengek jargon jargon undang – undang perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak. Hanya ilusi yang semakin memantapkan bahwa teriakan dunia penuh kepalsuan. Hanya harapan–harapan semu. Nyatanya dengan banyaknya berbagai lembaga international termasuk PBB tak mampu menghentikan penderitaan anak – anak Palestina yang tak berdosa. Lantas pantaskah kita berdiam diri, atau bahkan bersuka cita ditengah penderitaan anak- anak Gaza di Palestina?

Moment di bulan kemenangan ini seharusnya menjadi momentum menyadarkan umat bahwa kita tidak bisa tinggal diam melihat penderitaan saudara kita, melihat anak – anak Gaza para penerus peradaban umat berguguran satu demi satu. Bukankah kita ini semua saudara seaqidah. Rasulullah saw. bersabda:

"Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR Muslim No 4685).

Masa depan anak-anak Gaza bukan ditangan lembaga-lembaga international yang dihasilkan dari sistem Kapitalis sekuler. Karena di sistem ini, semua pernasalahan akan dihentikan jika ada kemanfaatan atau keuntungan. Jika tidak ada manfaatnya untuk apa di selesaikan. Justru disistem ini masalah akan bertambah parah.

Sungguh, anak-anak Gaza tidak menginginkan bantuan makanan, minuman, medis atau uang sekalipun yang sifatnya hanya sementara. Mereka lebih membutuhkan kepemimpinan Islam. Yaitu seorang khalifah dalam bingkai daulah khilafah. Karena kelak daulah khilafahlah yang akan menyatukan umat di seluruh dunia dan akan membrangus kebiadaban Israel dan antek-anteknya.

"Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari).

Dalam sistem Islam telah terbukti mampu menjadi benteng pelindung yang aman bagi Palestina dan termasuk anak – anak Palestina. Dengan khilafah pula mampu menjadi suport system bagi tumbuh kembang anak – anak yang kelak menjadi generasi emas penerus perjuangan. Yang akan menegakkan Islam di muka bumi ini.

Sejarah mencatat, Khalifah Umar bin khathtab ra. telah membebaskan Palestina dari penjajahan Romawi dan memimpinnya dengan adil. Kelak dengan kehilafahan juga negeri Palestina akan dibebaskan dengan jihad Fisabilillah. Al Imam (Khalifah) adalah perisai yang orang-orang akan berperang, mendukung dan berlindung dari musuh mereka di balik kekuasannya. (Hadist mutaffaqun alaih).

Saatnya kita bergerak mengembalikan kembali kejayaan Islam dengan tegaknya daulah khilafah, saatnya umat bergerak merapatkan barisan. Jangan sampai kita menyesal tidak ikut andil dalam perjuangan karena kelak di yaumil akhir anak-anak Gaza akan menuntut kepada kita kemana peran kita selama ini melihat mereka menjadi korban kebiadaban. Wallahu’alam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image