Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Anggraeni Kuncorowati

Dedikasi Terbagi, Realitas PNS Guru yang Terlibat Dua Pekerjaan

Edukasi | Tuesday, 05 Mar 2024, 13:06 WIB
Ilustrasi Guru dengan profesi ganda (sumber: freepik.com)

Pendidikan adalah pondasi kemajuan sebuah bangsa, dan para Guru PNS memiliki peran sentral dalam membentuk generasi masa depan. Namun, realitas keuangan seringkali mendorong sebagian dari mereka untuk terlibat dalam dua pekerjaan sekaligus. Dibalik gelar PNS Guru yang dijunjung tinggi, banyak dari mereka merasa terdorong untuk mencari sumber penghasilan tambahan guna mengatasi tantangan ekonomi. Beberapa di antara mereka menjalankan pekerjaan sampingan di luar jam kerja Sekolah, menciptakan keseimbangan yang rumit antara tugas pengajar dan tanggung jawab di tempat kerja kedua.

Tidak jarang, para PNS Guru yang terlibat dalam dua pekerjaan ini mengalami tantangan dalam menjaga keseimbangan antara kedua dunianya. Dari persiapan pembelajaran hingga evaluasi tugas, mereka harus mengalokasikan waktu dengan bijak agar tidak mengorbankan kualitas pengajaran. Beberapa alasan mengapa PNS Guru memilih untuk memiliki dua profesi meliputi:

Faktor finansial

Kondisi ekonomi yang tidak pasti atau tuntutan finansial pribadi dapat menjadi pendorong utama. Dengan memiliki profesi ganda, Guru PNS dapat meningkatkan pendapatannya, mengatasi tantangan ekonomi, dan mencapai tujuan keuangan pribadi.

Sarana Mengekspresikan Hobi

Beberapa Guru memiliki bakat di luar dunia pendidikan, seperti seni, penulisan, atau bisnis. Memiliki profesi ganda memberi mereka peluang untuk mengekspresikan kreativitas dan bakat mereka, serta memberikan ruang untuk pengembangan diri di bidang yang mungkin tidak dapat diakomodasi di lingkungan Sekolah.

Upaya Pengembangan Karir

Profesi ganda dapat menjadi jalur untuk pengembangan karir yang lebih luas. Guru yang memiliki keterlibatan di luar pendidikan mungkin memiliki peluang untuk berkembang dalam bidang lain, membuka pintu untuk kemungkinan perubahan karir yang positif.

Akan tetapi sejalan dengan pilihan yang diambil seorang Guru untuk menjalani profesi ganda tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa dampak-dampak negatif akan muncul terutama dalam hal pemenuhan tanggung jawab sebagai seorang pendidik di Sekolah di mana Guru tersebut mengajar. Seperti kita ketahui, bahwa menjadi seorang Guru tidak hanya dihadapkan pada setumpuk administrasi, tetapi lebih dari itu, seorang Guru memikul tanggung jawab besar untuk membentuk karakter dan akhlak siswanya di Sekolah.

Menjalani profesi ganda tentu akan membuat Guru membagi prioritas dalam berbagai aspek yakni pikiran, waktu, tenaga dan yang paling utama adalah tanggung jawab. Bagaimana seorang Guru dapat menjalani perannya di Sekolah jika secara fisik dia tidak dapat hadir sepenuhnya? Bagaimana seorang Guru dapat membentuk karakter dan akhlak siswa jika pikiran dan tenaganya tidak dia berikan secara utuh untuk anak didiknya di Sekolah. Bagaimana dengan tanggung jawab yang tidak dapat ia tunaikan sepenuhnya jika hal-hal tersebut terjadi. Padahal sebagai seorang Guru PNS ia tentu sudah di ambil sumpah untuk berintegritas pada profesinya dan lembaga yang mengayominya.

Mari kita ambil contoh pada pelaksanaan Pemilu yang telah kita laksanakan beberapa waktu lalu. Banyak dari Guru di beberapa Sekolah, ikut ambil bagian sebagai panitia dengan berbagai posisi di dalamnya. Hal tersebut membuat mereka harus meninggalkan jam mengajar dengan alasan rapat panitia pemilu, pengukuhan panitia pemilu, bahkan mengambil cuti satu atau dua hari setelah pemungutan suara dilakukan untuk beristirahat di rumah dengan alasan kelelahan.

Bayangkan jika dalam satu Sekolah, ada tiga sampai empat Guru yang menjadi panitia pemilu, maka sebanyak itu juga kelas memiliki kekosongan Guru, sehingga Guru lain di Sekolah tersebut terpaksa harus mengisi kekosongan itu dengan mengajar di dua kelas sekaligus. Hal ini tentu saja merugikan banyak pihak. Tidak hanya siswa, akan tetapi Guru penggantinya juga yang harus keluar ekstra tenaga, pikiran dan waktu untuk menambal kekosongan kelas karena ketidak hadiran Guru tersebut.

Sebagaimana pemaparan tersebut di atas, bila dihubungkan dengan implementasi integritas dan

nilai-nilai anti korupsi, maka, sudah sangat jelas bahwa apabila hal tersebut terjadi, Guru PNS tersebut telah melanggar nilai-nilai anti korupsi seperti nilai Disiplin dan Tanggunjawab. Selain itu, apabila dia lalai akan tugas utamanya sebagai Guru, maka artinya dia tidak berintegritas terhadap tugas dan tanggungjawab pekerjaannya.

Selain dampak terhadap tidak tunainya tanggung jawab Guru dalam kegiatan pembelajaran di Sekolah, memiliki profesi ganda juga berdampak pada aspek kesehatan mental. Menyatu dengan dua dunia profesi tentu membawa dampak signifikan pada kehidupan pribadi. Waktu yang seharusnya dihabiskan bersama keluarga dan beristirahat menjadi terbatas. Tantangan inilah yang menguji keseimbangan antara tuntutan pekerjaan dan peran sebagai anggota keluarga. Keterlibatan dalam profesi ganda menjadi ujian bagaimana mengatur waktu secara efektif untuk tetap terhubung dengan orang-orang tercinta.

Selain itu, pergulatan antara dua dunia pekerjaan tidak hanya menguras waktu, tetapi juga dapat menimbulkan tekanan mental yang signifikan. Mengatasi tuntutan tugas ganda sering kali menjadi beban tambahan bagi kesehatan mental. Guru PNS yang menjalani profesi ganda mungkin merasakan stres dan kelelahan, memerlukan strategi tanggap untuk menjaga kesehatan mental mereka tetap stabil.

Lantas bagaimana cara meminimalisir dampak-dampak tersebut? Jawabannya adalah dengan mencari keseimbangan dan dukungan. Untuk tetap eksis dalam perjalanan unik ini, mencari keseimbangan menjadi esensial. Guru PNS yang mengelola dua pekerjaan perlu menyusun rencana dan strategi manajemen waktu yang bijak agar tidak merugikan siapapun dan juga melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan. Selain itu, dukungan dari keluarga, rekan kerja, dan pihak Sekolah menjadi faktor kunci untuk menjaga keseimbangan dan kualitas pengajaran.

Dengan mencari keseimbangan yang tepat dan dukungan yang mencukupi, mereka dapat mengatasi tantangan dan terus memberikan dampak positif dalam dunia pendidikan. Andai keseimbangan dalam menjalani profesi ganda ini dapat berjalan dengan baik, maka ini menjadi cermin dari keberhasilan seorang Guru untuk berkembang dan berkontribusi, tidak hanya sebagai pendidik yang sukses di kelas, tetapi juga sebagai individu yang berkembang di luar batas-batas yang mungkin telah ditetapkan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image