Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Ilmuwan Berhasil Kembangkan Testis Buatan

Iptek | Monday, 04 Mar 2024, 18:59 WIB
Testis bertanggung jawab untuk produksi sperma. Foto: Canva via euronews.

SEKELOMPOK ilmuwan di Israel telah berhasil menciptakan testis buatan yang bisa menjadi langkah signifikan dalam membantu pria yang mengalami masalah kesuburan.

Testis bertanggung jawab untuk produksi sperma dan sintesis androgen yang berperan dalam perkembangan seksual pria. Infertilitas mempengaruhi hingga 7 persen pria.

Saat ini, tidak ada sistem in vitro untuk memodelkan testis dan memproduksi sperma dengan cara yang sama seperti perawatan IVF yang dapat mengambil sel telur dari betina.

“Testis buatan adalah model yang menjanjikan untuk penelitian dasar tentang perkembangan dan fungsi testis, yang dapat diterjemahkan ke dalam aplikasi terapeutik untuk gangguan perkembangan seksual dan infertilitas,” kata Dr Nitzan Gonen yang berspesialisasi dalam proses penentuan jenis kelamin janin dalam sebuah pernyataan.

Tim yang dipimpin oleh Gonen dan mahasiswa penelitiannya di Universitas Bar Ilhan, mempublikasikan hasilnya di International Journal of Biological Sciences.

Miniatur testis buatan yang dihasilkan merupakan organ sintetis yang dibuat menggunakan jaringan testis tikus, yang secara efektif mereplikasi ciri-ciri alami testis manusia dengan tingkat akurasi yang tinggi.

Organoid – versi miniatur dan sederhana dari organ yang ditanam di laboratorium, biasanya tertanam dalam matriks seperti gel – semakin dikembangkan dalam dekade terakhir ini.

Organoid memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana suatu organ berfungsi dan bereaksi, dibandingkan dengan sampel seluler dua dimensi.

Organoid testis dibuat dari testis tikus embrionik dan neonatal yang sangat mirip dengan karakteristik testis in vivo.

Salah satu tantangan utama organoid adalah mengalirkan darah masuk dan keluar.

Para ilmuwan mengindikasikan bahwa organoid tersebut kolaps setelah sembilan minggu dan hal ini menunjukkan perlunya vaskularisasi.

Temuan ini berpotensi membuka jalan bagi produksi sperma di laboratorium. Hal ini menyajikan langkah pertama untuk penerapan potensial di masa depan bagi anak-anak yang terkena dampak pengobatan kanker seperti kemoterapi atau radiasi misalnya yang menyebabkan kemandulan pada sepertiga kasus.

Hal ini menyajikan langkah pertama untuk penerapan potensial di masa depan bagi anak-anak yang terkena dampak pengobatan kanker seperti kemoterapi atau radiasi misalnya yang menyebabkan kemandulan pada sepertiga kasus.

Organoid yang berbeda telah diproduksi oleh para peneliti dalam dekade terakhir.

Sebelum perkembangan tersebut, para ilmuwan mengandalkan kultur sel 2D datar sebagai bahan penelitian medis. Model yang disederhanakan ini, terdiri dari lapisan sel tunggal yang ditumbuhkan di atas piringan, memberikan wawasan berharga tentang perilaku seluler.

Namun keterbatasan mereka semakin terlihat. Tidak seperti organ nyata, kultur 2D tidak memiliki arsitektur tiga dimensi yang kompleks dan interaksi sel-ke-sel yang penting untuk meniru fungsi organ dan proses penyakit.

Berdasar laporan jurnal Science, para ilmuwan berhasil menumbuhkan organoid otak pertama dari jaringan janin bulan lalu.

Pada tahun-tahun sebelumnya, organoid paru-paru, ginjal, hati dan usus juga telah berhasil dikembangkan.***

Sumber: Euro News

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image