Cara Menghadapi Kakak Ipar yang Toxic Terhadap Kita
Info Terkini | 2024-02-25 21:47:05Saudara ipar bisa menjadi masalah atau berkah dalam pernikahan kita, tergantung hubungan kita dengan mereka.
Beberapa orang mempunyai kepribadian yang menyenangkan dan sangat mendukung hubungannya dengan saudara kandungnya.
Namun, seperti yang terlihat akhir-akhir ini di media sosial, beberapa orang melakukan hal-hal yang merugikan.
Pernikahan tidak hanya mempersatukan kita dengan pasangan kita, tetapi juga dengan keluarga kita.
Sayangnya, kita tidak bisa memilih keluarga dengan hati-hati seperti halnya kita memilih calon suami.
Tidak jarang banyak wanita harus menghadapi saudara tirinya yang beracun dan segala masalahnya.
Namun bukan berarti kita harus terus mengalah dan membiarkan perilaku negatif mempengaruhi pernikahan kita.
Di sisi lain, dengan terlebih dahulu memahami penyebab perilaku tersebut, Anda dapat menghadapinya dengan tegas namun elegan. "Orang selalu punya alasan atas tindakan mereka," kata Anita A. Kripala, LMFT, pakar hubungan yang berbasis di Chicago.
Dia menjelaskan lima tipe saudara tiri terburuk dan cara terbaik menghadapinya. Kakak tiri ini mencoba mengendalikan segalanya mulai dari cara kita berpakaian, cara kita membesarkan anak, hingga pengaturan keuangan dengan pasangan kita.
Perilakunya yang berlebihan bisa menyakiti kita, tapi kita yakin itu ada hubungannya dengan rasa takut. “Biasanya, orang yang mengontrol perilakunya merasa takut,” katanya.
Misalnya, jika menyangkut kebahagiaan saudaranya, dia yakin bahwa jalannya adalah demi kebaikan semua orang. Saat perilaku ini terjadi, ingatkan pasangan kita dengan lembut bahwa kita sudah menikah.
Pendapat kita sangat harus dihargai, namun kita akan memilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan Anda bersama pasangan.Ciri lain dari kakak ipar yang beracun adalah dia sangat penasaran.
Mereka ingin tahu berapa gaji yang kita bayarkan sebelum menikah, penghasilan yang kita terima dari pasangan, dan detail lainnya. Katakan padanya dengan tenang bahwa ini adalah urusan pernikahan pribadi dan itu bukan urusannya.
Meski kita kesal dengan perilakunya, tanggapi dengan kalimat ringan dan humor untuk menjaga suasana hati.
Perilaku merugikan ini dapat terjadi jika kakak ipar masih lajang atau mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan mantan pasangannya.
Menurut Penelitian menasihati supaya untuk lebih baik hati dan penuh perhatian dalam sikapnya.
“Tidak mudah bagi siapa pun untuk menjadi lajang ketika hanya ada pasangan yang bahagia,” katanya. Habiskan waktu bersama adik ipar kita dan bicarakan momen-momen yang Anda lewatkan saat masih lajang.
Kita juga bisa membicarakan kisah cintamu sebelum bertemu dengan saudara laki-laki pasanganmu saat ini. Kita juga akan membantu Anda mencari pasangan, termasuk mengenalkan Anda pada pacar atau pasangan yang cocok.
Perilaku kompetitif saudara tiri kita bisa berbahaya jika mereka terus-menerus membandingkan diri dan mencoba mengungguli kita. Misalnya sukses menyelesaikan pekerjaan rumah, nilai anak, sukses finansial, dan lain-lain.
Apapun yang kita lakukan, mereka melakukannya sepanjang waktu dan jauh lebih sukses. “Dia mungkin merasa cemas dan perlu bersaing dengan Anda agar dia bisa mengimbanginya,” kata Kripala.
Tetap tenang dan pujilah diri sendiri atas pencapaian Anda. Sikap positif ini tidak akan menghilangkan potensi perasaan cemas, namun setidaknya akan menegaskan bahwa Anda tidak berusaha bersaing.
Sementara, Dosen Spesialis Medikal Bedah S3 PhD Lincoln College University Malaysia menyampaikan bahwa selain secara teoritis, cara menghadapi kakak ipar yang toxic adalah dengan mendoakannya supaya bisa berubah lebih baik lagi selain cara teoritis diatas.
“Iya selain secara teoritis cara menghadapi kakak ipar yang toxic adalah dengan cara mendoakannya supaya Allah SWT melembutkan hatinya, dikarenakan secara Tindakan teoritis kita sebagai makhluk yang beragama juga harus didorong dengan doa maka hasilnya akan maksimal”, Ucap Prima.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.