Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fall Season07

Bagaimana Islam Memandang Moderasi Beragama

Agama | Saturday, 17 Feb 2024, 21:26 WIB

Moderasi beragama bukan lagi menjadi istilah yang asing untuk kita dengar, karena memang pasalnya ia telah banyak digaungkan dimana-mana. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan moderasi beragama? Kepala Kantor Kemenag Provinsi Kalimatan Tengah H. Noor Fahmi mengutarakan bahwasanya moderasi beragama merupakan cara pandang serta perilaku yang dimana mengedepankan keseimbangan di tengah keberagaman. Bahkan pada tahun 2023 dalam Buletin Kaffah Edisi 308 terdapat pernyataan Wakil Menteri Agama yang juga menyatakan hal serupa. Pernyataan tersebut merupakan penjelasannya mengenai program seribu Kampung Moderasi Beragama (KMB) yang diluncurkan oleh Kemenag, “Pembentukan Kampung Moderasi Beragama merupakan langkah positif untuk mempromosikan perdamaian, toleransi serta menjaga kerukunan dan keberagaman di masyarakat kita,”

Selain itu, moderasi beragama sejatinya memiliki prinsip dasar yang terdapat dalam kemenag yakni mengenai cara pandang, sikap, maupun praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum, berlandaskan prinsip adil, berimbang dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa. Maka dalam hal ini kita mengetahui bahwa moderasi beragama memang dimaksudkan untuk kedamaian berbangsa dan bernegara serta mencegah adanya intoleransi maupun konflik antar golongan.

Bahkan para tokoh yang setuju serta menyampaikan mengenai moderasi beragama, seringkali menggunakan QS Al Baqarah ayat 143 yang memiliki arti “Demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu..” sebagai dalil pentingnya moderasi beragama.

Lantas, bagaimana sebenarnya pandangan Islam terhadap hal tersebut?

Sebagai ummat muslim tentunya kita telah mengetahui bersama akan pentingnya toleransi dalam beragama maupun terhadap ummat yang lain. Karena memang Allah dan Rasul-Nya tidak akan pernah mengajarkan untuk merusak perdamaian tanpa adanya alasan yang jelas di dalamnya. Akan tetapi, moderasi beragama sejatinya bukanlah solusi untuk mencapai kedamaian yang seringkali diandaikan tersebut.

Terbukti apabila kita mengupas lebih dalam mengenai istilah moderasi beragama, seringkali akan dikaitkan dengan isu yang telah lama terjadi seperti halnya radikalisme. Seperti yang kita ketahui radikalisme akan senantiasa diarahkan kepada mereka yang begitu getol menyuarakan kebenaran yang hakiki serta menolak kemaksiatan pada kejahatan sistemik hari ini. Maka para golongan yang hanya ingin mengambil jalan aman akan menggunakan istilah Islam Moderat bagi mereka yang dianggap tidak berlebihan dalam menjalankan perintah agamanya yang dimana lagi dan lagi kaum muslim lah yang akan menjadi sasaran utama tuduhan tersebut.

Padahal dalam QS Al-Baqarah ayat 208 Allah berfirman, “Wahai orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam Islam secara keseluruhan. janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kalian.” Yang artinya wajib bagi kita untuk menjalankan syariat secara totalitas tanpa terkecuali, terlebih dalam setiap tindakan akan mendapat pertanggung jawaban bahkan sekecil apapun amal perbuatan tersebut.

Begitu juga dalil yang digunakan oleh para penyuara moderasi yakni QS Al Baqarah ayat 143 sebelumnya sejatinya bukanlah bermakna bahwa ummat Islam sebagai ummat pertengahan artinya tidak boleh berlebihan dalam menunjukkan keislamannya. Justru ayat ini menunjukkan bahwasanya ummat Islam sebagai ummat pertengahan artinya memiliki metode serta peraturan hidup yang bersifat tengah-tengah. Sehingga di dalamnya tidak terdapat sikap yang berlebihan seperti halnya kaum Yahudi maupun meremehkan seperti kaum Nasrani. Maka ummat muslim adalah kaum yang paling adil hingga ia bisa menjadi saksi di akhirat kelak,

Sehingga keistimewaan itu justru tidak akan dapat kita rasakan apabila kita tidak menerapkan Islam secara menyeluruh dan menjadikan diri kita hanya memilih sikap aman seperti halnya yang tengah ramai disuarakan di dunia massa maupun kehidupan sehari-hari. Terlebih mengenai pemikiran moderasi tersebut yang juga berkaitan dengan sejarah sekulerisme yakni memisahkan agama dari kehidupan ala Barat atau yang juga disebut prinsip jalan tengah.

Padahal mengenai ajaran toleransi dalam Islam telah ada dan tercantum dengan jelas dalam QS Al-Kafirun. Maka mengapa kita masih harus mencari penyelesaian yang lain dengan paham yang tidak sesuai dengan Islam?

Sebagaimana ketika Islam masih diterapkan dalam naungan Khilafah Islamiyah terbukti dengan Islam yang diterapkan secara totalitas justru menjadi solusi dalam setiap problematika kehidupan. Setiap golongan ummat akan saling menghargai antar perbedaan yang ada, seperti halnya ketika terdapat kaum yahudi maupun nasrani di bawah pemerintahan Rasulullah SAW yang juga hidup damai dalam perlindungan ummat muslim.

Selain itu, moderasi beragama sejatinya memiliki prinsip dasar yang terdapat dalam kemenag yakni mengenai cara pandang, sikap, maupun praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum, berlandaskan prinsip adil, berimbang dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa. Maka dalam hal ini kita mengetahui bahwa moderasi beragama memang dimaksudkan untuk kedamaian berbangsa dan bernegara serta mencegah adanya intoleransi maupun konflik antar golongan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image