Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahirah Nazwa Putri

Krisis Keuangan Global yang Menjadi Dilema Masyarakat Internasional

Politik | 2022-01-13 14:12:22
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.demokrasi.co.id%2F2018%2F10%2Fkrisis-ekonomi-global-2020-harus-sangat.html&psig=AOvVaw27BIbEy_gmttsBk1-jZUz1&ust=1642144155163000&source=images&cd=vfe&ved=0CAsQjRxqFwoTCOj2--uVrvUCFQAAAAAdAAAAABAD

Sejak era globalisasi, isu krisis keuangan menjadi suatu hal yang kerap sekali terjadi dibandingkan era-era sebelumnya. Berita terkait krisis pada sektor keuangan global juga masih hangat untuk dibicarakan saat ini, hal ini dikarenakan dampaknya yang berpengaruh dan menular ke kawasan ekonomi lain khususnya Eropa dan Asia. Adapun salah satu alasan utamanya yakni, terdapat kemajuan dibidang teknologi informasi yang dimana dapat memperbesar gelombang krisis sekaligus dapat mempercepat penyebarannya dari satu daerah ke daerah/negara lain. Termasuk halnya perkembangan yang cukup pesat pada sektor keuangan. Dalam sejarah juga telah terukir beberapa serangkaian krisis keuangan yang telah dialami oleh banyak negara secara destruktif, dan krisis keuangan tersebut secara langsung merusak akar-akar perekonomian setiap negara tersebut. Seperti pertengahan tahun 1990 - 2001 yang dimana sejumlah negara merasakan dampak krisis keuangan global dengan waktu yang berbeda. Adapun negara-negara tersebut, seperti :

- Meksiko mengalami krisis perekonomian pada tahun 1994 - 1995

- Negara - negara di kawasan Asia (Indonesia) mengalami krisis ekonomi yang cukup parah pada tahun 1997 - 1998. Dampak krisis keuangan yang dialami oleh Indonesia disebabkan oleh terdapatnya penarikan dana pada valuta asing khususnya terkait dollar Amerika Serikat oleh beberapa lembaga keuangan investor/kreditor di AS

- Rusia mengalami krisis keuangan pada tahun 1998

- Brazil mengalami krisis keuangan pada tahun 1999

- Argentina dan Turki mengalami krisis finansial pada tahun 2001

Pada dua dekade terakhir ini, tercatat dua krisis keuangan besar-besaran yang terjadi pada Asia Timur 1997 dan Krisis keuangan Global 2008. Menurut referensi lain, krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997 disebabkan oleh kurangnya transparansi sekaligus kredibilitas oleh pemerintah yang kemudian menciptakan distorsi struktural. Dan krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008 dibuktikan dengan terdapatnya dan didukungnya inovasi alternatif pada produk keuangan seperti praktik sekuritisasi dan credit default swap. Jika kita menelusuri lebih dalam lagi, awal mula terciptanya krisis ekonomi global ini untuk yang pertama kali terjadi pada negara Amerika Serikat yakni pada tahun 2001-2005. Hal ini dikarenakan terdapatnya penurunan investasi yang disebabkan oleh turunnya nilai-nilai saham teknologi, kemudian mengalihkan investasi tersebut ke properti yang berguna untuk kepemilikan rumah. Realitanya, situasi ekonomi yang serut dialami oleh Amerika disebabkan juga karena krisis kredit perumahan yang bernilai/berspek rendah (subprime mortgage), tentunya hal ini berdampak dengan krisis sektor finansial yang lebih mendalam. Krisis keuangan Amerika ini juga mempunyai dampak cukup besar yang dirasakan oleh Indonesia, seperti kerugian yang dialami oleh beberapa perusahaan Indonesia yang sedang berinvestasi pada institusi - institusi finansial Amerika Serikat. Dan adapun beberapa dampak lainnya dirasakan oleh Indonesia secara tidak langsung seperti :

- Turunnya likuiditas

- Naik dan meningkatnya suku bunga

- Menurunnya harga suatu komoditas

- Melemahnya nilai tukar rupiah

- Melemahnya pertumbuhan/perkembangan sumber dana

Hal-hal seperti ini mendatangkan banyak pertanyaan dan kekhawatiran jika krisis perekonomian global tersebut kembali datang lagi.

Kini setiap pemerintahan tengah berusaha keras untuk mengantisipasi dan berjaga-jaga terhadap efek negatif yang ditimbulkan oleh krisis keuangan di Amerika. Pada perspektif persaingan, krisis keuangan tentunya akan mendatangkan beberapa konsekuensi, khususnya pada mekanisme pasar. Krisis perekonomian merupakan suatu fenomena yang sangat dihindari oleh seluruh negara, khususnya negara maju. Dampaknya bukan hanya terkait keterlambatan ekonomi saja, namun berdampak pada penurunan permintaan yang ada di luar maupun didalam sebuah negara (domestik). Fenomena krisis keuangan global yang didasarkan oleh beberapa indikasi terjadinya instabilitas makro ekonomi, kini memberikan beberapa pandangan baru terkait siklus perekonomian di dunia. Diantara banyaknya pandangan tersebut, menjelaskan bahwa perekonomian dunia saat ini dapat dianggap telah memasuki masa volatilitas rendah (great moderation. Sedangkan menurut pandangan lain, menyebutkan bahwa perekonomian dunia telah mengalami sesi lost decades, yang dimana perlambatan ekonomi dunia banyak terjadi pada negara-negara berkembang pada tahun 1980-1990. Hal ini dapat dikatakan bahwa fenomena krisis keuangan global yang telah melanda di banyak negara seperti pada kawasan Eropa, Amerika, Asia Pasifik dan sebagainya sudah pasti tidak dapat terhindarkan, dan tidak lepas dari dampak dan pengaruh negatif lainnya pada perekonomian manapun. Dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi yang ada di negara-negara tersebut, mengakibatkan pengurangan/penurunan produksi industri pada sebuah negara. Sedangkan sebagian besar industri -industri di dunia masih menggunakan energi batubara yang berperan sebagai sumber energi penggerak. Krisis keuangan yang telah melanda di banyak negara dunia, termasuk negara dengan tujuan ekspor batubara Indonesia membuat melemahnya dunia industri pertambangan batubara di Indonesia. Pada sektor pertanian juga mengalami dampak yang serupa, seperti menciptakan keterlambatan terkait menurunnya permintaan ekspor dan menurunnya harga komoditas dari sebuah perkebunan. Bagi Masyarakat Internasional, fenomena ini mempunyai dampak yang sangat besar dan terasa di segala sektor, dimulai dari sistem keuangan sampai dengan kemiskinan.

Menurut saya pribadi, krisis keuangan global juga berdampak pada perekonomian nasional dan regional, yang dimana dampak-dampak tersebut sulit untuk dihindari. Bahkan untuk kedepannya kita tidak dapat memprediksi kondisi perekonomian global. Namun setidaknya setiap pemerintah dapat berperan dengan peningkatan belanja pemerintah, yang dimana outputnya dapat mendorong dan mendukung peningkatan secara teoritis belanja pemerintah. Dan setiap pemerintah juga baik di pusat maupun daerah dapat menciptakan bentuk kegiatan lapangan kerja. Tidak terlepas juga dari peran Bank Indonesia yang dimana dapat berupa pelonggaran dari kebijakan moneter dengan menurunkan BI rate yang menjadi referensi suku bunga di perbankan.

Daftar Pustaka

Afkar, T. (2015). Analisis Daya Tahan Perbankan Syariah dalam Krisis Keuangan Global-Disertasi. 1–9. http://repository.unair.ac.id/32385/

Aryani, Silfi, and Den Yealta. "Implikasi Krisis Keuangan Global terhadap Industri Batubara Indonesia Tahun 2008-2013." Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, vol. 2, no. 2, Oct. 2015.

Ismail, M., Indrawati, Y. (2020). Paradigma Baru Kebijakan Moneter : Menakar Pelajaran Krisis Keuangan Global. Jember, Jawa Timur. Pustaka Abadi.

Krisis Keuangan Global dalam Perspektif Persaingan | KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA. (2020, March 12). KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA | Persaingan Sehat Sejahterakan Rakyat. https://kppu.go.id/blog/2020/03/krisis-keuangan-global-dalam-perspektif-persaingan/

M. Zidny Nafi’ Hasbi. (2019). Dampak Krisis Keuangan Global Terhadap Perbankan Di Indonesia. LISAN AL-HAL: Jurnal Pengembangan Pemikiran Dan Kebudayaan, 13(2), 385–400. https://doi.org/10.35316/lisanalhal.v13i2.602

Prasmuko, A., & Anugrah, D. F. (2010). Dampak Krisis Keuangan Global Terhadap Perekonomian Daerah. Buletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan, 12(3), 377–411. https://doi.org/10.21098/bemp.v12i3.242

Sutrisno, B., & Gumanti, T. A. (2017). Pengaruh krisis keuangan global dan karakteristik perusahaan terhadap cash holding perusahaan di Indonesia. Jurnal Siasat Bisnis, 20(2), 130–142. https://doi.org/10.20885/jsb.vol20.iss2.art3

View of Krisis Keuangan Global 2008-2009 dan Implikasinya pada Perekonomian Indonesia. (2021). Ipb.ac.id. https://journal.ipb.ac.id/index.php/JIPI/article/view/8333/6506

View of KRISIS KEUANGAN GLOBAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI: ANALISA DARI PEREKONOMIAN ASIA TIMUR. (2021). Bmeb-Bi.org. https://www.bmeb-bi.org/index.php/BEMP/article/view/61/50

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image