Buraq Kendaraan Magis dan Peristiwa Israk dan Miraj dalam Perspektif Masyarakat Modern
Agama | 2024-02-11 00:09:52Israk dan Mi’raj adalah peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, dan kemudian naik ke langit hingga Sidratul Muntaha. Peristiwa ini terjadi pada tahun 621 Masehi, sebelum Nabi hijrah ke Madinah. Dalam perjalanan ini, Nabi Muhammad SAW mendapat perintah sholat lima waktu dari Allah SWT dan melihat berbagai tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Peristiwa Israk dan Mi’raj disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Isra ayat 1 dan surat An-Najm ayat 13-18. Peristiwa ini juga diriwayatkan dalam banyak hadis shahih. Israk dan Mi’raj adalah salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW yang menunjukkan keistimewaan kedudukannya di sisi Allah SWT dan kekuasaan Allah SWT yang tidak terbatas. Peristiwa ini juga mengandung banyak hikmah dan pelajaran bagi umat Islam, seperti pentingnya sholat, keimanan, kesabaran, dan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan Israk dan Mi’raj dengan bantuan Allah SWT dan malaikat Jibril. Beliau menggunakan kendaraan surgawi yang disebut Buraq, yang berbentuk seperti kuda putih bersayap. Buraq mampu bergerak dengan sangat cepat, melebihi kecepatan cahaya. Dengan Buraq, Nabi Muhammad SAW menempuh jarak dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem dalam waktu yang sangat singkat. Di Masjidil Aqsa, Nabi Muhammad SAW bertemu dan shalat bersama para nabi sebelumnya, seperti Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa.
Setelah itu, Nabi Muhammad SAW naik ke langit melalui Mi’raj, yaitu tangga yang terbuat dari cahaya. Di setiap langit, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan para nabi dan malaikat yang berbeda-beda. Di langit pertama, beliau bertemu dengan Nabi Adam. Di langit kedua, beliau bertemu dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya. Di langit ketiga, beliau bertemu dengan Nabi Yusuf. Di langit keempat, beliau bertemu dengan Nabi Idris. Di langit kelima, beliau bertemu dengan Nabi Harun. Di langit keenam, beliau bertemu dengan Nabi Musa. Di langit ketujuh, beliau bertemu dengan Nabi Ibrahim.
Di langit ketujuh, Nabi Muhammad SAW juga melihat Baitul Ma’mur, yaitu rumah ibadah para malaikat yang setiap harinya dikunjungi oleh 70 ribu malaikat yang berbeda. Di sana, Nabi Muhammad SAW juga melihat Sidratul Muntaha, yaitu pohon yang sangat besar dan indah yang menjadi batas antara alam semesta dan alam gaib. Di sisi Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad SAW mendapat kemuliaan yang tidak pernah diberikan kepada makhluk lain, yaitu berbicara langsung dengan Allah SWT tanpa perantara. Di sana, Nabi Muhammad SAW menerima perintah sholat lima waktu dan berbagai wahyu lainnya.
Buraq adalah kendaraan yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW saat melakukan perjalanan Israk dan Mi’raj. Buraq berasal dari kata “barq” yang berarti kilat, karena hewan ini bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi, melebihi kecepatan cahaya. Buraq digambarkan sebagai hewan yang berwarna putih, bersayap, dan berukuran antara kuda dan keledai. Buraq juga merupakan kendaraan yang digunakan oleh para nabi sebelum Nabi Muhammad SAW, seperti Nabi Ibrahim.
Buraq memiliki kekuatan magis yang tidak dimiliki oleh hewan lain. Buraq adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya, bukan dari darah, daging, atau tulang seperti hewan biasa. Buraq juga memiliki kecerdasan dan kesetiaan yang tinggi, sehingga dapat mengikuti perintah dan arahan dari Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Jibril. Buraq juga memiliki kekuatan dan ketahanan yang luar biasa, sehingga dapat menempuh jarak yang sangat jauh dalam waktu yang sangat singkat.
Kekuatan magis Buraq adalah salah satu mukjizat dari Allah SWT yang menunjukkan kebesaran dan kekuasaan-Nya. Kekuatan magis Buraq juga mengandung banyak hikmah dan pelajaran bagi umat Islam, seperti pentingnya kecepatan, kesetiaan, dan keimanan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Dari sudut pandang sains, perjalanan Israk dan Mi’raj dapat dijelaskan dengan menggunakan teori relativitas Einstein dan kosmologi modern. Teori relativitas Einstein menyatakan bahwa ruang dan waktu adalah dua hal yang saling berkaitan, dan dapat berubah-ubah tergantung pada kecepatan dan gravitasi. Semakin tinggi kecepatan atau gravitasi, semakin melambat waktu yang dialami oleh suatu objek. Hal ini disebut sebagai dilatasi waktu. Kosmologi modern menyatakan bahwa alam semesta memiliki lebih dari tiga dimensi ruang dan satu dimensi waktu, tetapi juga memiliki dimensi ruang tambahan yang tersembunyi atau terlipat. Hal ini disebut sebagai teori dawai atau teori superstring. Dengan menggunakan dimensi ruang tambahan ini, dapat dibayangkan adanya lubang cacing (wormhole) yang menghubungkan dua titik di alam semesta melalui jalan pintas.
Dengan demikian, perjalanan Israk dan Mi’raj dapat dianggap sebagai perjalanan dengan kecepatan cahaya atau lebih, yang menyebabkan waktu yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW menjadi lebih singkat daripada waktu yang dialami oleh orang-orang di bumi. Perjalanan ini juga dapat dianggap sebagai perjalanan melalui lubang cacing yang menghubungkan bumi dengan langit, yang merupakan dimensi ruang yang berbeda. Namun, penjelasan sains ini masih bersifat teoretis dan tidak dapat membuktikan atau membantah kebenaran peristiwa Israk dan Mi’raj, yang merupakan mukjizat dari Allah SWT.
Peristiwa Israk dan Mi’raj adalah salah satu peristiwa yang paling penting dan bersejarah dalam Islam. Peristiwa ini menunjukkan kecintaan dan keistimewaan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, yang diangkat sebagai utusan terakhir dan pemimpin seluruh umat manusia. Peristiwa ini juga menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT, yang mampu melakukan apa saja yang Dia kehendaki, tanpa terbatas oleh ruang dan waktu. Peristiwa ini juga menunjukkan keimanan dan kesabaran Nabi Muhammad SAW, yang menghadapi berbagai cobaan dan tantangan sebelum dan sesudah peristiwa ini. Peristiwa ini juga menunjukkan kecintaan dan kesetiaan umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW, yang mengikuti ajaran dan teladan beliau dalam menjalankan sholat lima waktu dan ibadah lainnya.
Peristiwa Israk dan Mi’raj adalah salah satu peristiwa yang paling menginspirasi dan mengagumkan bagi umat Islam, khususnya di zaman modern ini. Peristiwa ini mengajarkan kita untuk selalu beriman dan bersyukur kepada Allah SWT, yang menciptakan kita dan memberikan kita segala nikmat-Nya. Peristiwa ini juga mengajarkan kita untuk selalu mencintai dan menghormati Nabi Muhammad SAW, yang membawa kita dari kegelapan ke cahaya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.