Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hikmat Maswara, S.Hum, MA

Menolong Agama Allah

Agama | Saturday, 10 Feb 2024, 15:59 WIB
Sumber Gambar: Google.com

Seruan menolong agama Allah Ta’ala dalam agama Islam bukan menempatkan diri manusia lebih hebat dari pada Allah Ta’ala. Manusia tetaplah sebagai insan biasa, yang tidak memiliki daya upaya apapun selain atas karunia yang diberikan oleh-Nya. Namun, Allah Ta’ala meneru orang yang beriman agar menolonf agama dalam rangka memberikan kesempatan kepada manusia beriman untuk turut ambil bagian dalam tugas suci ini, tentunya bagi yang menjalankan akan mendapatkan pahala serta kemuliaan dari-Nya.

Sesuai dengan firman Allah dalam QS. Muhammad (47) ayat 7, Allah Ta’ala mengemukakan bahwa bagi orang-orang yang beriman yang menolong (agama) Allah, niscaya Allah Ta’ala akan menolongnya dan meneguhkan kedudukannya. Kesempatan itu harus kita pandang sebagai anugerah besar yang Allah Ta’ala berikan kepada diri kita sebagai insan yang beriman. Jika kita menilik dari aspek agama lain, seorang yang ingin menolong agamanya haruslah mempunyai kedudukan tertentu, status sosial tertentu, bahkan prosesi keagamaan terentu. Beda halnya dengan Islam, seluruh umat Islam boleh menolong agama Islam, tanpa terkecuali, baik golongan kaya atau si miskin, laki-laki atau wanita, muda atau tua, orang kota atau pedesaan, semuanya berhak menolong agama Allah sesuai dengan kesempatan dan kemampuan yang ada pada dirinya.

Namun, di satu sisi ada pula yang melontarkan pertanyaan bahwa “Bukankah Allah Mahakuasa?, Bukankah justru agama diciptakan untuk membantu manusia?”. Saudara sekalian yang dirahmati Allah, ada kalanya ujian dan kesulitan yang Allah berikan kepada seorang muslim bukan Allah taj mampu menolong muslim tersebut. Terkadang datangnya ujian dan kesulitan yang menimpa seorang muslim adalah jalan dari Allah Ta’ala untuk mengangkat derajat muslim tersebut dalam tingkatan yang lebih tinggi. Sebaliknya, bagi muslim yang membantu saudaranya yang tengah tertimpa ujian dan kesulitan seraya ikhlas menolong dalam rangka menolong agama Allah niscaya akan mendapatkan apa yang telah Allah Ta’ala janjikan dalam QS. Muhammad ayat 7.

Selanjutnya dalil lain yang menjelaskan tentang seruan menolong agama Allah tertuang dalam QS. Al-Hujurat ayat 15, Allah Ta’ala berfirman bahwa orang-orang beriman yang tak ragu-ragu dan turut berjuang dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, maka mereka itu termasuk orang-orang yang benar. Ada dua hal yang menarik untuk kita telaah dari uraian QS. Al-Hujurat ayat 15, yakni menolong agama Allah dengan harta dan jiwa, Allah Ta’ala menempatkan harta terlebih dahulu dan baru menyebut jiwa bukan semata-mata tanpa maksud, pastilah ada maksud dan pelajaran yang dapat kita ambil dari hal tersebut.

Pertama, dalam konteks kekayaan. Menolong agama Allah Ta’ala bisa diwujudkan dengan memberikan harta kekayaan yang kita miliki untuk membantu orang yang membutuhkan . Sehingga, dengan adanya bantuan yang telah diberikan tersebut dapat membantu orang yang tengah membutuhkan untuk senantiasa menjalankan kewajiban agama (beribadah). Menolong agama Allah melalui harta bisa juga diwujudkan dengan cara memnyalurkan wakaf harta yang kita miliki untuk hal-hal yang banyak manfaatnya, misalnya adalah masjid. Sekali lagi, harta yang Allah Ta’ala titipkan kepada seorang muslim hendaknya harus bisa dijadikan sebagai peluang ibadah kepada Allah Ta’ala. Kedua, dalam konteks jiwa. Menolong agama Allah dengan jiwa, banyak orang langsung tertuju pada menolong agama Allah melalui sepasukan bala tentara yang siap melawan musuh yang menyerangnya ataupun dalam rangka membebaskan diri dari penjajahan orang-orang kafir, zalim, dan sejenisnya. Pemahaman tersebut tidak sepenuhnya salah, namun jika hanya mengakui menolong agama Allah dengan jiwa hanya sebatas itu saja, tentunya pemahan tersebut keliru. Hilmy bakar Almascaty dalam bukunya yang berjudul “Panduan Jihad, untuk Aktivis Gerakan Islam” mengemukakan bahwa menolong agama Allah melalui jiwa bisa berupa dengan tangan (yad), lisan, dan hati. Misalnya, kita secara ikhlas membantu sebuah pembangunan pesantren bagi anak yatim dengan tenaga dan kemampuan kita juga sudah termasuk membantu agama Allah melalui jiwa.

Bagaimanapun caranya dalam menolong agama Allah, baik melalui harta atau jiwa, keduanya tetap baik di hadapan Allah Ta’ala. Perjuangan seorang muslim dalam menolong dan berjuang bagi agama Allah Ta’ala tentunya akan mendapatkan balasan sesuai yang telah dijanjikan oleh Allah Ta’ala dalam QS. Muhammad ayat 7 dan QS. Hujurat ayat 15. Tentunya, janji yang Allah Ta’ala sampaikan pasti akan ditepati dan tidak mungkin ingkar, sesuai dengan firman Allah Ta’ala dalam QS. Az-Zumar ayat 20. Wallahualam Bissawab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image