Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rejeki WD

Diperkirakan Ekonomi Gaza Baru Pulih pada 2092

Bisnis | Friday, 09 Feb 2024, 20:37 WIB

Dibutuhkan waktu hingga tahun-tahun terakhir abad ini bagi perekonomian Gaza untuk kembali pulih seperti sebelum konflik. Ini menurut Badan Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD) dalam sebuah laporannya yang diterbitkan Januari 2024 lalu.

Serangan Israel di Gaza menyusul serangan oleh kelompok Hamas pada 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 26.000 orang, menurut otoritas setempat, dan menghancurkan infrastruktur serta mata pencaharian 2,3 juta penduduk Gaza.

Gaza yang porak poranda. Foto oleh Getty Images/BBC.

UNCTAD mengatakan bahwa konflik ini telah memicu kontraksi 24% pada PDB (produk domestik bruto) Gaza dan penurunan 26,1% pada PDB per kapita sepanjang tahun 2023.

UNCTAD menyimpulkan bahwa jika operasi militer berakhir dan rekonstruksi segera dimulai -- dan jika tren pertumbuhan yang terlihat pada tahun 2007-2022 terus berlanjut, dengan tingkat rata-rata tahunan sebesar 0,4% -- Gaza dapat memulihkan tingkat PDB-nya ke kondisi sebelum konflik pada tahun 2092.

Paling banter, dengan skenario PDB tumbuh 10% per tahun, PDB per kapita Gaza masih membutuhkan waktu hingga tahun 2035 untuk mencapai tingkat tahun 2006, sebelum Israel pada tahun 2007 mempermanenkan blokade darat, laut, dan udara dengan alasan keamanan.

"Diperlukan waktu hingga 2092 bagi Gaza untuk kembali ke tingkat 2022, yang sama sekali bukan tempat yang baik bagi orang-orang di Gaza," kata Rami Allazeh, seorang ekonom UNCTAD yang bekerja di wilayah Palestina yang diduduki Israel, seperti dilaporkan koran Asharq Al-Awsat.

"Saya pikir kesimpulan utama dari laporan ini adalah tingkat kehancuran yang kita saksikan di Gaza belum pernah terjadi sebelumnya. Dibutuhkan banyak upaya dari komunitas internasional untuk pembangunan kembali dan pemulihan di Gaza," sambung Allazeh.

UNCTAD mengatakan bahwa untuk memulihkan kondisi setelah intervensi militer Israel di Gaza pada tahun 2014 lalu, kebutuhan daerah kantong tersebut mencapai sekitar $3,9 miliar. Kebutuhan tersebut akan jauh lebih tinggi setelah konflik saat ini, katanya.

"Mengingat tingkat kehancuran dan intensitas kerusakan yang kita saksikan saat ini di Gaza, dan bahwa operasi militer masih berlangsung, jumlah yang dibutuhkan untuk pemulihan di Gaza akan berlipat ganda dari $ 3,9 miliar yang dibutuhkan setelah perang 2014," kata Allazeh.

Menurut perkiraan UNCTAD, perekonomian Gaza telah berantakan bahkan sebelum konflik karena blokade ekonomi Israel, dengan ekonomi daerah kantong tersebut mengalami kontraksi 4,5% pada tiga kuartal pertama tahun 2023.

Dua pertiga dari populasi Gaza saat ini dalam kemiskinan dan 45% tenaga kerja menganggur sebelum konflik. UNCTAD memperkirakan, pada bulan Desember lalu, pengangguran telah melonjak menjadi 79,3%.

"Saya rasa komunitas internasional atau masyarakat di Gaza tidak dapat membiarkan bencana kemanusiaan selama puluhan tahun," jelas Allazeh seraya mengatakan bahwa Gaza harus menjadi bagian dari agenda pembangunan dan bukannya hanya diperlakukan sebagai kasus kemanusiaan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image