Ilmuwan Kosta Rika Kembangkan Antibisa Ular Lewat Bantuan Kuda
Iptek | Tuesday, 06 Feb 2024, 17:55 WIBDALAM upaya menciptakan antibodi untuk pengobatan gigitan ular, para ilmuwan di Kosta Rika menyuntikkan bisa dalam dosis kecil kepada kuda. Untuk keperluan ini, dokter hewan di Clodomiro Picado Institute terlebih dahulu mengembangbiakkan ular berbisa dan mengekstrak bisa ular yang mematikan.
"Bagian kepala diambil dan bagian tubuh lainnya dibawa ke wadah kaca dengan insulasi dingin, dan kami memperlihatkan taringnya. Setelah taringnya terbuka, kami memijat kelenjar tempat keluarnya bisa, setelah proses ini, mulutnya didesinfeksi dan hewan tersebut dikembalikan ke kandangnya," ujar Jasmin Arias, manajer sumber daya alam di Clodomiro Picado Serpentarium, sebagaimana dikutip Euro News.
Racun yang telah diekstraksi kemudian diangkut ke peternakan kuda dan disuntikkan ke kuda-kuda dalam dosis kecil.
"Hal ini menimbulkan reaksi imunologis. Setelah kuda-kuda menerima racun ini, mereka mulai memproduksi antibodi dan beberapa waktu kemudian kami mengambil darah dari kuda-kuda tersebut," kata Mauricio Arguedas, seorang dokter hewan di Clodomiro Picado Institute.
Darah lantas dipisahkan ke dalam fase-fase yang berbeda: plasma cair dan sel-sel padat.
Lembaga tersebut memastikan bahwa sel-sel darah dipisahkan dari plasma dan dikembalikan ke kuda agar tidak mengalami anemia.
Plasma dibawa ke laboratorium produksi di mana antibodi dimurnikan.
"Melalui proses kimiawi, kami memisahkan kontaminan ini dan memurnikan antibodi spesifik terhadap racun yang telah diimunisasi pada kuda, antibodi ini dimurnikan, diformulasikan, disterilkan, dan kemudian dilanjutkan dengan pengemasan," kata Eduardo Segura, ahli mikrobiologi di Clodomiro Picado Institute.
Institut ini memproduksi 100.000 hingga 150.000 dosis per tahun, yang diekspor ke Amerika Tengah, Amerika Selatan, Asia, dan Afrika.
"Hal ini dilakukan juga untuk memperkuat studi klinis yang membuktikan bahwa produk ini aman dan efektif, hal ini memperkuat gagasan bahwa produk ini menyelamatkan nyawa, dan itulah yang kami inginkan," kata Andrés Hernández, manajer farmasi Clodomiro Picado Institute.
Antivenom diberikan kepada pasien yang menderita gigitan ular berbisa dan bekerja dengan cara meningkatkan respons kekebalan tubuh kita.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 5,4 juta orang digigit ular setiap tahunnya, yang mengakibatkan 83.000-138.000 orang meninggal dunia.
Kurangnya pasokan antivenom di seluruh dunia mengancam nyawa, kata WHO
Institut Clodomiro Picado, bagian dari Universitas Kosta Rika, terlibat dalam penyusunan pedoman untuk memproduksi, mengendalikan, dan mengatur antivenom ular.
Menurut WHO, kuda yang disuntik dengan bisa ular menghasilkan antibodi yang kuat yang dapat mengikat komponen bisa ular, sehingga memungkinkan pertahanan kekebalan tubuh kita untuk menghilangkan bisa ular tatkala kita digigit ular berbisa.***
--
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.