Cara Mengatur Keuangan Bagi Mahasiswa dengan Tepat
Gaya Hidup | 2022-01-13 05:58:53Sudah menjadi hal wajib sebagai aktivis kampus, untuk siap sedia menyediakan dana khusus sebagai biaya mencetak tugas. Salah satunya seperti printout makalah, proposal dan masih banyak lagi. Agar dapat memaksimalkan semua, Kamu wajib mencoba cara mengatur keuangan bagi mahasiswa.
Upaya Mengatur Keuangan Bagi Mahasiswa
Bagaimana cara mengatur keuangan dengan baik? Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh di bawah ini:
1. Menyisihkan Uang Setiap Hari
Kamu harus mulai mengetahui berapa besar uang saku yang diberikan oleh orang tua, baik setiap minggu atau bulan. Patenkan angka nominal untuk menyisihkannya. Tidak perlu banyak, misalnya Rp.2.000,- sampai Rp.5.000,- perharinya.
2. Membiasakan Hidup Irit
Terkadang, sebagian mahasiswa yang mengetahui temannya berusaha untuk mengirit, malah dikatakan pelit. Namun, hal ini jangan sampai mengurungkan niat Kamu dalam memanajemen keuangan. Sebab, dengan mengurangi jatah jajan maka potensi tabungan akan meningkat.
3. Berfikiran Mandiri
Sebagai seorang Mahasiswa, Kamu harus memiliki pemikiran mandiri. Sebab, untuk menjadi orang sukses hidup tidak bisa hanya mengandalkan pemberian orang tua saja. Jadikan uang sakumu sebagai modal investasi jangkan pendek.
4. Jangan Terbiasa Menimbun Hutang
Akibat terlalu banyak jajan dan membeli sesuatu di luar kebutuhan, pada akhirnya di akhir bulan atau minggu akan mengalami kantong kering. Dengannya, berhutang pada teman menjadi kebiasaan. Padahal, meminjam uang akan semakin memperburuk sistem finansialmu.
5. Menghemat Belanja
Selain cara mengatur keuangan bagi mahasiswa di atas, Kamu juga dapat mencari tahu melalui pembelajaran layanan Portal Uang. Sebagai aktivis kampus, tidak terlepas dari berbagai kebutuhan, baik primer maupun sekunder.
Belanja memang menjadi kebutuhan. Namun, ada baiknya jika Kamu membiasakan diri untuk membeli sesuatu yang penting-penting saja seperti, sabun mandi, shampo, bahan masakan atau lainnya. Hindari mengambil sesuatu hanya karena menuruti gengsi.
6. Membatasi Konsumsi Media
Jika Kamu adalah mahasiswa yang menggunakan data limited access. Pastikan untuk menghemat penggunannya. Jangan sampai jatah membeli kuota dari sebulan satu kali menjadi berlipat ganda akibat terlalu sering mengakses hal kurang penting. Sehingga menjadi indikasi pemborosan.
7. Membuat Buku Keuangan
Hal ini tidak hanya wajib dilakukan pada mahasiswa di jurusan bisnis saja. Melainkan seluruhnya. Sebab, upaya tersebut berguna bagi Kamu untuk mengetahui seberapa besar pengeluaran. Serta memahami apakah seimbang dengan pemasukan dan lebih berhati-hati dalam memutuskan sesuatu.
8. Membuat List Kebutuhan
Ketika tiba saatnya membeli berbagai kebutuhan, terutama mahasiswa perempuan akan cenderung membeli lebih banyak barang dari rencana awal. Hal ini membuat pengeluaran menjadi tidak terkontrol. Untuk mencegahnya Kamu dapat mulai membuat list kebutuhan.
9. Memetakan Sesuatu yang Lebih Penting
Salah satu faktor yang menyebabkan grafik keuangan mahasiswa tidak stabil ialah karena kurangnya pemetaan. Maka, mulai saat ini Kamu harus menanamkan pada diri sendiri bahwa, “Hidup atas kebutuhan, bukan ego dan keinginan”.
10. Menahan Hasrat Membeli Junk Food atau Jajan Berlebihan
Rasa malas memasak mahasiwa sering kali muncul ketika berbagai tugas melanda dalam waktu yang berdekatan. Sehingga, membuatmu lebih memilih membeli makanan siap saji atau junk food, sekalipun harganya lebih mahal. Namun, tanpa memikirkan dampak kedepannya.
Sebagai upaya lebih lanjut, Kamu dapat melakukan cara mengatur keuangan bagi mahasiswa di atas agar finansial selama kuliah tidak berantakan. Sehingga, segala kebutuhan akademik dan lainnya dapat terstruktur dengan baik dan benar, serta meringankan beban orang tua.
Select an Image
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.