Modus Operandi Setan Melalaikan Manusia
Agama | 2024-02-03 16:04:26Oleh: Markaz Tadarus Indonesia
Tamhid
Sejenak coba kita bayangkan fakta berikut ini. Sebagai manusia, kita ini diciptakan. Lalu bagaimana jika kemudian kita tidak mengakui Sang Pencipta kita? Bukankah bapak dan ibu yang melahirkan saja, jika tidak diakui sebagai orang tua, mereka akan murka? Bagaimana jika manusia tidak mengakui Allah yang menciptakannya?
Mari kita bertanya lagi tentang fakta berikutnya. Kira-kira manakah yang lebih banyak di dunia ini, orang yang tidak mengakui Allah sebagai penciptanya atau yang mengakui? Dari jumlah yang mengakui Allah sebagai penciptanya, manakah lebih banyak, yang mengingat Allah atau yang melupakannya? Dan pertanyaan terus dilanjutkan, kira-kira mana lebih sering terbetik dalam hati kita di keseharian, mengingat Allah-kah atau melupakan-Nya?
Mengapa manusia melupakan Allah? Pertanyaan ini lebih pantas menjadi renungan dari sekadar membutuhkan jawaban. Dengan renungan pun sejatinya akan sampai pula pada jawaban. Tetapi jawaban yang lahir dari sebuah perenungan biasanya lebih kuat dan lebih jujur, karena lahir dari sebuah kesadaran penuh. Sama halnya seperti merenungkan fakta manusia-manusia yang selain melupakan Allah, mereka juga lupa dengan dirinya. Seperti ketika kita melihat ada orang yang perkataan dan perbuatan bahkan perasaannya cenderung dan memihak kepada musuh Islam, padahal secara tampilan terlihat sebagai bagian dari kaum muslimin. Coba kita renungkan, bagaimanakah bisa terjadi ada sekelompok orang Islam yang malah memihak dan membela musuh, bahkan menginginkan kaum muslimin kalah?
Itulah fenomena orang-orang yang lupa mengingat Allah, dan lupa dengan dirinya sendiri. Sebuah fenomena yang menjadi pengantar kita untuk tadarus salah satu ayat di Surat Al-Mujadalah, tepatnya ayat ke-19. Secara zhahir, makna ayat tersebut memberikan pesan kepada kita, bahwa penguasaan setan menjadi sebab utama manusia lupa diri dan melupakan Allah. Dan itulah petaka dari sejumlah malapetaka hidup. KH. Bisri Musthofa mengatakan, “Tertipunya manusia oleh setan, salah satu fenomenanya adalah ketika manusia sudah tidak peduli mengingat Allah (zikir dengan hati ataupun lisan).” Itulah salah satu langkah awal keberhasilan setan dalam menguasai manusia.
Untuk lebih mendalami dan menyelami kandungan ayat 19 dari surat Al-Mujadalah ini, mari ikuti tadabur khas Markaz Tadarus Indonesia pada serial kali ini.
Tilawah
ٱسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ ٱلشَّيْطَٰنُ فَأَنسَىٰهُمْ ذِكْرَ ٱللَّهِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ حِزْبُ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ أَلَآ إِنَّ حِزْبَ ٱلشَّيْطَٰنِ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ
Artinya: “Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi.” (QS. Al-Mujadalah: 19)
Tafsir
Surat al-Mujadilah yang kita bahas ini menceritakan kisah orang-orang munafik dari penduduk Madinah, yang mana sifat mereka adalah:
1. Mendukung orang-orang Yahudi (kafir) dan setia kepada mereka.
2. Di waktu bersamaan mereka berpura-pura beriman kepada Nabi.
3. Bahkan bersumpah di hadapan Nabi dan para sahabat agar mereka dipercayai sebagai golongan beriman.
4. Mereka berhalusinasi bahwa sumpah mereka adalah senjata tajam yang dapat mengelabui Nabi dan para sahabat.
Setelah kita paham perbuatan buruk kaum munafikin, sejatinya kita harus mencari tahu, mengapa mereka bisa tenggelam dalam keyakinan dan perbuatan seburuk itu?
Ayat 19 dari Surat ini menjawab, sebabnya yaitu:
اِسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيطانُ “Karena setan telah menguasai mereka”.
Kata "Menguasai" menunjukkan "pengendalian sepenuhnya", yakni setan telah mengendalikan hati mereka sepenuhnya, menggerakkan lisan dan perbuatan mereka sekehendaknya.
Apa akibat "Penguasaan" setan itu? Yaitu:
فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللهِ “Mereka menjadi tidak mengingat Allah subhanahu wa ta'ala”.
Singkatnya, setan telah sepenuhnya menghipnotis mereka sehingga Allah tidak sedikit pun hadir dalam hati mereka. Seburuk empat hal itulah akhirnya mereka berbuat. Na'udzu billahi minasy syaitanirrahjim.
Pada ayat 18 (sebelum ayat ini), Allah menceritakan bahwa di hari kiamat nanti orang kafir ataupun munafik akan bersumpah bahwa mereka dulu ketika di dunia beriman. Mereka mengira bahwa akhirat seperti dunia. Di mana sumpah palsu di dunia bisa meloloskan mereka dan menyelamatkan. Tapi sayangnya, di akhirat bukan seperti di dunia.
Ini menunjukkan bagaimana orang kafir dan munafik menghalalkan segala cara untuk sampai pada tujuan mereka. Dan ayat 19 ini seakan-akan menyatakan bahwa sifat-sifat menghalalkan segala cara itu adalah sifat yang diwarisi dari setan. Setan telah menguasai mereka. Itu disebabkan karena mereka tidak mengingat Allah atau mengingkari Allah, yang konsekuensinya mereka tidak berzikir kepada Allah baik di hati ataupun di lisan. Sedangkan orang yang pada dirinya tidak ada Allah, bisa dipastikan dia akan melakukan kerusakan dan menjadi golongan orang yang merugi.
Dalam ayat ini, Allah mendahulukan ungkapan “setan berhasil menguasai mereka” dari pada ungkapan “mereka dilupakan mengingat Allah” memberikan pelajaran bahwa kesalahan manusia yang mengikuti hawa nafsunya (dengan mengikuti bisikan setan) menjadi penyebab mereka lupa mengingat Allah. Sesungguhnya bukan Allah yang lalim kepada mereka tapi mereka sendirilah yang telah berbuat zhalim.
Singkatnya, ayat ini menjelaskan bahwa para setan telah menguasai mereka dengan bisikan dan tipudayanya. Sehingga mereka lupa untuk senantiasa berdzikir dan melakukan ketaatan kepada Allah. Merekalah para pengikut dan sekutu setan. Mereka adalah orang yang sangat rugi besar, sebab meninggalkan ketaatan dan keimanan kepada Allah.
Tadabbur
Berikut beberapa hasil tadabur ayat yang dapat dijadikan sarana istihda (mengambil petunjuk) dari ayat yang dikaji, untuk dapat diaplikasikan dalam hidup.
1. Target pertama setan adalah membuat kita benar-benar melupakan Allah.
2. Setan telah mengikrarkan dirinya untuk selalu mencari mangsanya dari kalangan manusia dan menyeret mereka ke dalam kelalaian, kesengsaraan, kehancuran. Tipu muslihat setan sangat beragam, sehingga tak terasa oleh manusia bahwa mereka terbawa arusnya.
3. Setan menjadikan segala keburukan menjadi indah di mata manusia, sehingga membuat mereka terlena dengan janji palsunya serta meninggalkan perintah Allah.
4. Kata اِسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ (menguasai mereka) adalah kata yang jaami' syaamil' terhadap segala perilkau dan modus operandi setan dalam rangka agar manusia lupa untuk mengingat Allah, dan Allah pun telah meletakkan dalam ayat-ayat lain bagaimana saja cara setan untuk mencapai tujuan tersebut. Kata ini juga menunjukan sebuah konklusi bahwa setan memiliki banyak cara sehingga dapat menghasut dari segala sisi.
5. Dalam urusan ibadah seringkali setan membuat manusia melupakan Allah, apalagi dalam urusan keduniaan seperti bisnis, hutang piutang, gaji, jabatan dan pekerjaan.
6. Orang-orang munafikin menjadi alat bagi setan untuk menipu kaum muslimin, dengan bersumpah sebagai muslim, padahal lebih berpihak kepada kafir.
7. Hati ini ibarat wadah yang menampung kebaikan atau keburukan, dan setan berusaha keras agar wadah yang dimiliki terisi oleh keburukan semata.
8. Menghindari hal-hal yang membuat kita lalai dalam mengingat Allah, adalah perjuangan melawan setan.
9. Jurus ampuh mengalahkan setan adalah melawan bisikannya dengan mengingat Allah.
10. Zikir atau mengingat Allah adalah senjata utama melawan setan. Sehingga setan berusaha sekuat tenaga untuk melemahkan senjata tersebut.
11. Harus dicamkan kuat-kuat, bahwa target utama setan, bagaimana menguasai manusia. Sesoleh apapun penampakan kita, jangan pernah lengah sedikitpun selama kita masih di alam dunia ini. Dawamkan, konsistenkan dan istiqomahkan ingat Allah dengan hati dan lisan setiap saat. Usahakan jangan ada aktifitas dalam hidup ini kecuali kita hadirkan Allah di hati kita, sehingga setan tidak bisa masuk ke hati kita.
Tazkiyyah
Sesi tazkiyah merupakan bentuk pengamalan ayat yang dapat diaplikasikan dalam keseharian sebagai buah dari tadarus ayat.
Berikut yang termasuk tazkiyyah imaniyah (amalan hati):
1. Saya meyakini bahwa manusia dapat melupakan Allah, wa nau'zubillah.
2. Saya yakin bahwa setan senantiasa berupaya dan bekerja keras untuk mengajak pada dosa dan maksiat, mengajak untuk hidup sengsara dan jauh dari ketenangan dan kebahagiaan, meskipun ajakan awalnya berupa kebahagiaan yang sifatnya sangat sementara.
3. Saya meyakini bahwa setan memiliki banyak cara untuk menyesatkan manusia dari mengingat Allah.
4. Saya meyakini dan menanamkan dalam hati bahwa bahwa setan adalah musuh yang nyata, maka jadikanlah setan sebagai musuh.
5. Saya meyakini adanya ikut campur setan dalam segala urusan.
6. Saya meyakini hati yang mudah lalai untuk mengingat Allah, ada setan yang sedang melalaikannya.
7. Saya meyakini adanya kaum yang ragu-ragu, tidak yakin dengan Islam dan dikatakan kafir juga tidak mau.
8. Saya meyakini setan pasti kalah, bagaimanapun beratnya dan berapa kalipun kita kalah awalnya, jika kita terus perbanyak sabar, shalat dan terus perbaiki tawakkal memohon perlindungan kepada Allah, setan pasti kalah pada akhirnya.
9. Saya yakin bahwa memperbanyak dzikir adalah solusi dalam membentengi pengaruh setan.
10. Saya yakin bahwa hati yang bersih banyak mengingat Allah adalah hati yang paling selamat dari tipu daya setan.
Adapun yang merupakan tazkiyah ‘amaliyah (amalan perbuatan) adalah sebagai berikut:
1. Menjadikan ridho Allah sebagai tujuan utama setiap kegiatan.
2. Saya akan memaksa diri saya untuk selalu mengingat Allah di setiap detik hidup saya.
3. Saya akan memaksimalkan setiap ibadah baik yang wajib atau sunnah, untuk memahami makna dan artinya, karena dengan itu kita telah berzikir.
4. Saya akan berusaha menjalani hidup berdasarkan bimbingan Allah karena itu pertanda saya dalam keadaan ingat kepada Allah.
5. Saya akan berusaha mengikuti petunjuk al-Quran dan Sunnah dengan terus belajar dengan niat dalam naungan yang selalu ingat kepada Allah subhanahu wata’ala.
6. Saya akan membuat kurikulum wirid untuk santri, karena zikir harus dilatih, khusu' harus dilatih, itu semua tidak bisa datang tanpa usaha dan mujahadah.
7. Merutinkan zikir pagi dan petang seraya selalu mengharap ridho Allah dalam setiap perbuatan.
8. Memperbanyak istighfar, sering berdzikir dan tilawah.
9. Menjauhi segala maksiat yang mengantarkan kita kepada kerugian dunia dan akhirat. Karena kemaksiatan dapat menutupi hati sedikit demi sedikit sehingga tertutup dari cahaya hidayah dan melupakan perintah Allah.
10. Senantiasa menghadirkan Allah dalam setiap amal perbutan, ibadah dan keduniaan.
11. Mengontrol dan selalu mengevaluasi diri dalam setiap langkah, adakah setan telah campur tangan dalam aktifitas kita, selalu berdo'a dan meminta perlindungan agar dijauhi dari tipu daya dan muslihat jahat setan.
12. Menumbuhkan kesadaran atas semua modus operandi setan dalam rangka menyesatkan manusia.
13. Meminta perlindungan kepada Allah dari seluruh cara setan dalam menyesatkan manusia.
14. Mengedepankan zikir mengingat Allah dan menjauhi pikiran negatif dari setiap cobaan hidup, karena setan menghasut dengan ketakutan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.