Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nurfadhila Agustina

Perilaku Gotong Royong Warga Desa untuk Menunjukkan Eksistensialisme

Lainnnya | Wednesday, 24 Jan 2024, 20:27 WIB

Infrastruktur desa menjadi hal yang penting untuk meningkatkan kemandirian dan perekonomian warga desa. Pembangunan infrastruktur desa sangat beragam, misalnya pembangunan irigasi sawah, pengadaan drainase, pengembangan jaringan internet dan telekomunikasi, dan lain sebagainya. Alasannya diadakan infrastruktur tersebut adalah karena minimnya sarana prasana yang ada di desa. Jika tidak ada pembangunan irigasi sawah,maka petani hanya dapat mengandalkan hujan untuk mengairi lahan pertaniannya. Dengan pembangunan infrastruktur tersebut dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat desa diharapkan juga meningkat. Masyarakat desa hendaknya dijadikan sebagai aktor pembangunan, sehingga infrastruktur yang terwujud merupakan pembangunan dari, oleh, untuk masyarakat desa.

Gotong royong bukan merupakan suatu hal yang asing di negeri ini, leluhur kira menjadikannya sebagai budaya bangsa. Wujudnya bisa dalam bentuk kerja bakti membangun sarana umum, membersihkan lingkungan, tolong menolong saat pesta atau upacara adat, dan sebagainya. Aristoteles mengemukakan pendapatnya bahwa manusia sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri. Artinya, di dalam setiap diri seorang manusia pasti terdapat jiwa sosial, atau naluri saling membutuhkan satu sama lain. Dari manusia lahir hingga menutup usia, manusia tidak bisa mengurus dirinya seorang diri.

Sejak manusia bergabung dalam suatu masyarakat, sebuah keselarasan menjadi kebutuhan. Pengalaman mengajari manusia hidup bermasyarakat jauh lebih menguntungkan daripada hidup sendiri. Sejatinya manusia adalah makhluk yang mendambakan keselarasan berujung dengan perdamaian, bukan keselarasan berujung dengan perpecahan seperti yang sering terjadi hari ini. Pada akhirnya manusia kan memahami bahwa untuk menjaga kelangsungan hidupnya diperlukan upaya bekerja sama dengan orang lain, atau upaya interaksi yang dibatasi oleh koridor tatanan yang berlaku pada masyarakat di lingkungan tempatnya menetap.

Gotong royong merupakan salah satu kebiasaan masyarkat Indonesia yang wajib kita lestarikan. Tujuannya adalah untuk meringankan perkerjaan yang sedang dilakukan. Salah satu bentuknya yaitu gotong royong membangun desa. Perlu adanya motivasi dari masyarakat membangun desanya. Pada umumnya masyarkat desa tidak terlalu memikirkan tentang pembangunan desa, karena mereka menganggap pembangunan desa hanya dilakukan oleh pejabat pemerintah setempat, anggapan itu salah. Tanpa adanya bantuan masyarakat, pembangunan desa pun terhambat. Oleh sebab itu dibutuhkan peran masyarakat yang turut andil dalam pembangunan.

Di dalam melakukan kegiatan gotong royong warga sebenarnya telah berpraktek berfilsafat eksistensialisme. Eksistensialisme merupakan gerakan filosofis yang menganut paham bahwa tiap orang harus menciptakan makna di alam semesta yang tak jelas, kacau, dan tampak hampa ini. Oleh karena itu, kata “eksistensi” diartikan bahwa manusia berdiri sebagai diri sendiri dan keluar dari dirinya. Manusia sadar bahwa dirinya ada. Pokok-pokok filsafat eksistensialisme adalah menganggap bahwa hanya manusialah yang bereksistensi. Eksistensi merupakan cara khas manusia mengada. Filsafat ini bersifat humanitis, bereksistensi harus diartikan secara dinamis.

Hanya manusia yang bereksistensi. Hanya manusia yang sanggup keluar dari dirinya, melampaui keterbatasan biologis dan lingkungan fisiknya, berusaha untuk tidak terkungkung dari segala keterbatasan yang dimilikinya, contohnya saja dalam gotong royong membangun infrastruktur di desa pada orang yang tidak bisa membantu pekerjaan berat bisa membantu pekerjaan yang ringan atau membuat makanan dan minuman sehingga dirinya dapat bermanfaat dan mampu berbaur dengan orang lain tanpa meperdulikan kekurangan yang ada pada dirinya. Warga yang ikut turut berpartisipasi dalam gotong royong dan saling bekerja sesuai bidang dan keahliannya masing-masing akan membuat mereka “eksis”. Oleh sebab itu, para eksistensialis menyebut manusia sebagai suatu proses, “menjadi”, gerak yang aktif dan dinamis.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image