Umar bin Abdul Aziz vs 7 Presiden Indonesia
Politik | 2024-01-24 19:14:00Pada saat ini Indonesia sudah memiliki 7 presiden yang yang dimulai dari awal kemerdekaan hingga detik ini . Disini kita akan membandingkan ke-7 presiden tersebut dengan sahabat nabi yang Bernama Umar bin Abdul Aziz.
1. Umar bin Abdul Aziz vs Soekarno
Umar bin Abdul Aziz sendiri memimpin Dinasti Umayyah pada abad ke-8, 717-720 M, dan untuk Soekarno ia memimpin pada tahun 1945-1967 yang merupakan seorang proklamator dan presiden pertama Indonesia pada abad ke-20. Mereka memiliki latar belakang, waktu, dan konteks politik yang berbeda. Untuk masa kepemimpin Umar bin Abdul Aziz terkenal dengan kepemimpinannya yang adil, mempromosikan keadilan sosial, dan menekankan kepatuhan pada prinsip islam, seperti reformasi ekonomi dengan mengurangi pajak yang memberatkan masyarakat, keadilan sosial, ia harus bersikap adil kepada seluruh masyarakatnya tanpa memandang status soisal dan agama, pemberdayaan Wanita, pada masa nya ia memberikan perlindungan hukum dan perlakuan yang lebih adil, peningkatan Pendidikan, pertumbuhan ekonomi dan kesejahteran bagi rakyatnya.
Sedangkan masa kepemimpinan Soekarno masih fokus pada kemerdekaan, ia dikenal sebagai pemimpin yang karismatik. Menetapkan dasar dasar Pancasila dan mendorong politik luar negeri bebas aktif. Adapun masalah ekonomi yang di hadapi pada masa itu dan berujung Krisi ekonomi pada akhir masa pemerintahannya. Persamaan mereka dalam kepemimpinanya meskipun memimpin Masyarakat dengan politik yang berbeda seperti keadilan sosial bagi rakyat rakyatnya, meningkatkan ekonomi rakyat, kesejahteraan rakyat, keberanian dalam berpolitik.
2. Umar bin Abdul Aziz vs Soeharto
Umar bin Abdul Aziz memimpin Dinasti Umayyah pada abad ke-8, 717-720 M, sedangkan Soeharto adalah presiden ke-2 indonesia, ia memimpin pada tahun 1967-1998.Kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz dikenal sebagai kepemimpinan yang adil dan bijaksana, ia juga pemberantas korupsi, menyejahterakan rakyatnya pada saaat masa kepemimpinanya. Sedangkan untuk Soeharto pada saat masa pemerintahaanya terjadi tingginya tingkat korupsi dan nepotisme, yang mana hanya keluarganya saja yang di beri kepercayaan dan kekusaan yang besar, tidak mampu mengatasi krisis ekonomi yang membuat Masyarakat demonsttasi besar besaran, hingga menyebabkan konflik bersenjata dan konsekuensi kemanusian yang serius karena ia ingin mempertahankan kekuasaanya menggunakan kekuatan militer dalam pemerintahan.
3. Umar bin Abdul Aziz vs B.J Habibie
Umar bin Abdul Aziz memimpin Dinasti Umayyah pada abad ke-8, 717-720 M, sedangkan B.J Habibie adalah presiden Indonesia yang ke-3, ia menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatannya pada tahun 1998-1999. Umar bin Abdul Aziz dikenal dengan seorang pemipin yang adil dan bijaksana. Sedangkan B.J Habibie dikenal sebagai seseorang yang cerdas dan seorang ilmuan yang memiliki kontribusi besar dalam Pembangunan industri dan teknologi di Indonesia sebelum menjadi presiden. Saat ia menggantikan Soeharto Krisi ekonomi masih melanda, ia pun menanganinya, namun Masyarakat tidak merasa puas denga apa yang ia lakukan, kurangnya komunikasi membuat Masyarakat memiliki trust isu kepadanya karena konflik Timor Timur, pengelolaan koneksionisme dan nepotisme, Dimana pemerintahan dianggap memberikan keuntungan kepeda pihak tertentu yang dekat dengan rezim.
4. Umar bin Abdul Aziz vs Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Umar bin Abdul Aziz memimpin Dinasti Umayyah pada abad ke-8, 717-720 M, sedangkan Abdurrahman Wahid yang biasa di sebut dengan Gus Dur adalah presiden ke-4 Indonesia, ia memimpin Indonesia pada tahun 1999-2001. Ia hanya memimpin selama 1 tahun dikarenakan diduga penggunaaan dana Yayasan dana kesejahteraan karyawan bulog sebesar 4 juta dollar AS. Selain itu ia juga di duga menggunakan dana bantuan sultan Brunei Darussalam sebesar 2 juta dollar AS. Kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz dikenal sebagai pemimin yang sangat adil dan bijaksana, selalu mendengarkan keluhan rakyat ia juga menolak kemewahan dan memilih kesederhanaan. Sedangkan untuk Gus Dur, walaupun turunnya dia di massa jabatannya karena konflik politik yang terbiang jelek, ia tetap ingin menyejahterakan rakyat nya pada masa itu, ia selalu merespon kebutuhan rakyat, sikap transparan kepada Masyarakat, memahami keragaman budaya rakyat rakyatnya. Namun keduanya dihormari Masyarakat karena Upaya mereka dalam memajukan keadilan dan kesejahteraan Masyarakat.
5. Umar bin Abdul Aziz vs Megawati Soekarnoputri
Umar bin Abdul Aziz memimpin Dinasti Umayyah pada abad ke-8, 717-720 M, sedangkan Megawati Soekarnoputri adalah presiden ke-5 Indonesia, ia memimpin Indonesia pada tahun 2001-2004, ia menggantikan Abdurrahman Wahid pada saat itu. Umar bin Abdul Aziz dan Megawati Soekarnoputri melibatkan konteks Sejarah, budaya, dan kepemimpinan yang sangat berbeda. Sementara Umar bin Abdul Aziz memiliki persn dalam Sejarah islam dan dikenal karena keadilan dan penerapan nilai nilai agama, pemberantas korupsi, menyejahteraakan ekonomi rakyat. Megawati lebih terkait dengan konteks politik modern dan demokrasi di Indonesia. Pada massa kepemimpinannya Megawati tidak mampu menangani krisis ekonomi yang melanda selama massa pemerintahannya, kurangnya Tindakan yang tegas dalam masalah korupsi, masalah HAM di Papua dan Aceh dan ketidakmampuan meyelesaikan konflik. Perbandingan keduanya dapat memberikan wawasan tentang bagaimana kepemimpinan pada massa mereka berdua.
6. Umar bin Abdul Aziz vs Susilo Bambang Yudhoyono
Umar bin Abdul Aziz memimpin Dinasti Umayyah pada abad ke-8, 717-720 M, sedangkan Susilo Bambang Yudhoyono yang biasa disebut SBY adalah presiden ke-6 yang menjabat sejak 2004-2014. Pada masa pemerintahan SBY, rakyat Indonesia dihadapkan dengan berbagai permasalahan. SBY juga menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berimbas pada tahun berikutnya. Namun, pada masa SBY perekonomian relatif lebih baik dibandingkan dengan pemerintah sebelumnya. Sementara pemerintahan Umar bin Abdul Aziz mengeluarkan banyak kebijakan ekonomi yang mampu mengeluarkan masyarakat dari kemiskinan. Umar bin Abdul Aziz mencetus sebagai bentuk dukungan dan jaminan negara terhadap aktivitas ekonomi yang dikelola oleh individu dan tidak boleh ada yang menghalanginya. Hal ini diwujudkan dalam membangun infrastruktu, seperti jembatan dan jalanan umum yang dapat dilalu oleh masyarakat tanpa harus bayar sepersen pun dan akhirnya meningkatkan laju perekonomian. Dia mampu meletakkan neraca keadilan bagi rakyat maupun keluarganya.
7. Umar bin Abdul Aziz vs Joko Widodo
Umar bin Abdul Aziz memimpin Dinasti Umayyah pada abad ke-8, 717-720 M, sedangkan Joko Widodo adalah presiden ke-7 yang menjabat sejak 2014-2024. Pada masa pemerintahan Joko Widodo telah meratakan pembangunan-pembangunan yang ada di Indonesia. Joko Widodo juga seorang pemimpin yang dekat dengan rakyatnya yang memberlakukan program sosial seperti KIP dan BPJS yang pastinya sangat membantu masyarakat. Dalam 4 tahun pemerintahan Joko Widodo, Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa dan berhasil melewati berbagai tantangan termasuk pandemi wabah penyakit covid-19 yang membuat masyarakat harus berdiam diri dirumah dan melakukan pekerjaan di dalam rumah. Pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz juga mengalami pandemi akibat wabah thaun yang membuat dirinya mengkarantina dan bekerja dari rumah dinasnya.
Perbandingan diatas dapat memberikan kita Pelajaran dan wawasan tentang bagaimana kepemimpinan dan nilai nilai berubah sepanjang waktu dan dalam konteks yang berbeda. Untuk kesempurnaan dalam memimpin mungkin tidak ada yang sebaik Umar bin Abdul Aziz, namun dalam kesungguhan mereka untuk memimpin rakyat mungkin sama besarnya. Perlu di ingat bahwasannya kepemiminan tersebut dalam konteks waktu yang sangat jauh berbeda.
Dosen: Rahmad Al Rian, M.Kom
Penulis: Rahayu Lestari
Muzhalika Alya Putri
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.