Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Krisis Iklim Dapat Kurangi Angka Harapan Hidup

Gaya Hidup | Tuesday, 23 Jan 2024, 06:18 WIB

DAMPAK perubahan iklim dapat mengurangi setengah tahun usia kita. Demikian sebuah penelitian anyar memperingatkan.

Perubahan iklim ancam sektor kesehatan. Foto: un.org.

Menurut laporan sekelompok peneliti yang hasilnya dipublikasikan dalam jurnal PLoS Climate edisi Kamis [18/1/2023] lalu, peningkatan suhu dan curah hujan -- serta masalah kesehatan masyarakat yang menyertainya -- diproyeksikan dapat mengurangi rata-rata harapan hidup manusia selama enam bulan.

"Ancaman global yang ditimbulkan oleh perubahan iklim terhadap kesejahteraan miliaran orang menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk mengatasinya sebagai krisis kesehatan masyarakat," kata salah seorang peneliti, Amit Roy, seorang profesor ekonomi di Universitas Sains dan Teknologi Shahjalal di Bangladesh.

Gelombang panas dan banjir merupakan ancaman langsung bagi kesehatan manusia, namun perubahan iklim juga dapat menghasilkan dampak kesehatan lainnya, seperti peningkatan penyakit pernapasan dan penyakit mental, kata para peneliti dalam catatan latar belakang.

Untuk menyimpulkan bagaimana perubahan iklim dapat mempengaruhi umur, para peneliti mengevaluasi data suhu rata-rata, curah hujan, dan angka harapan hidup di 191 negara dari tahun 1940 hingga 2020.

Mereka menghitung bahwa peningkatan suhu global sebesar 1 derajat Celcius (1,8 derajat Fahrenheit) dikaitkan dengan penurunan sekitar lima bulan dan satu minggu dalam rata-rata harapan hidup manusia.

Peningkatan 10 poin dalam indeks perubahan iklim komposit -- dengan mempertimbangkan suhu dan curah hujan -- diperkirakan akan mengurangi harapan hidup rata-rata selama enam bulan, demikian hasil penelitian menunjukkan.

Para perempuan dan mereka yang tinggal di negara-negara berkembang mengalami dampak terburuk saat perubahan iklim terjadi. Begitu kata para peneliti.

Penelitian-penelitian semacam ini di masa depan juga harus mengukur dampak dari peristiwa cuaca buruk tertentu, seperti kebakaran hutan, tsunami, dan banjir.

"Dampak dari kejadian-kejadian tersebut tidak dapat sepenuhnya ditangkap dengan menganalisis suhu dan curah hujan saja," jelas Roy dalam rilisnya, seperti dikutip kantor berita UPI.***

Sumber: United Press International

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image